Desainer kelahiran Swiss, Annabelle Schneider, diketahui telah menciptakan karya terbarunya yang bertajuk Presence In Bed: An Immersive Virtual Reality Meditative Experience. Ia menghadirkan sebuah instalasi yang terbuat dari tekstil dan perabotan lembut, bertujuan untuk mengaburkan ‘dunia digital dan fisik’.
Baca Juga: Oppo A78 Meluncur Resmi di Indonesia, Harganya Rp3,59 Jutaan
Instalasi khusus untuk tempat tidur ini, dirancang oleh Schneider untuk menumbuhkan kesadaran diri baik di ruang digital maupun ruang fisik. Schneider ingin menciptakan ruang interaktif, yang mengingatkan pengunjung untuk hadir pada saat ini, dengan tujuan meningkatkan kondisi kesehatan.
Di dalam pembuatan karya instalasi ini, Schneider yang punya latar belakang branding, instalasi ruang dan desain acara itu, terinspirasi oleh karya dari seorang sejarawan arsitektur Beatriz Colomina. Karya Beatriz mengeksplorasi tentang peran sebuah tempat tidur di era digital.
Melansir dari Dezeen, instalasi Schneider bertujuan untuk mengajak pengunjung untuk terlibat dengan masa kini dengan berbaring di tempat tidur, dan merasakan pengalaman VR selama tiga menit. Itu mencakup 'lanskap sonik yang mengintensifkan', diinformasikan oleh desain spekulatif, surealisme, hiperrealitas, dan kekacauan.
Instalasi fisik menampilkan tempat tidur, terdiri dari kasur bertumpuk dari dinding ke dinding yang terbuat dari permukaan reaktif -lembaran termokromik dan foil darurat-, mendorong pengguna untuk berfokus pada lingkungan fisik mereka dengan meningkatkan sentuhan di sekitar mereka.
"Elemen desain bersandar pada kualitas pantulan dan cahaya yang memukau, untuk menciptakan suasana yang menenangkan di tempat tidur," kata Schneider, dikutip Dezeen, kami akses Jumat (7/7/2023).
"Saat berada di dunia maya, seseorang menyelinap dari superlatif digital ke alam semesta yang lebih dalam yang ditemukan di antara sprei. Jejak berskala lebih besar, dipasangkan dengan afirmasi dan ritme, mengintensifkan siklus alami yang ditemukan di dalam tubuh fisik kita," terang desainer yang berbasis di New York itu.
Menurut Schneider, kedua bahan tersebut tengah berinteraksi dan bereaksi dengan sentuhan dari tubuh manusia. Mereka bertujuan mengomunikasikan 'keadaan darurat yang sedang kita jalani, sambil menempatkan peringatan akan keberadaan kita -secara mental -dengan cara multisensorik.
Pengalaman VR menghadirkan trigger sensory, seperti suara imersif yang diproduksi oleh kolektif produser penerima penghargaan Grammy, Basscharity. Diiringi dengan penegasan yang penuh kesadaran, vokal, animasi, efek pencahayaan, dan material taktil untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Baca Juga: Threads Belum Punya Beberapa Fitur Ini: Enggak Bisa Hapus Akun hingga Feed Following
Dari website sang desainer, Annabelleschneider.com, kami dapati bahwa desainer ini mempunyai tujuan untuk menciptakan karya yang berspekulasi tentang perubahan sosial-budaya. Serta bagaimana hidup di ruang fisik dan virtual mempengaruhi kesejahteraan kita.
"Sebuah pengalaman imersif yang menggugah pikiran yang menempatkan semua fokus pada tempat tidur sebagai tempat yang benar-benar runtuh, di mana bahan taktil berpadu dengan teknologi canggih," kata Schneider.
"Bersama-sama mereka menciptakan ruang multisensorik tempat perlindungan dan rumah di mana kesejahteraan harus dicapai," tulisnya.
"Bekerja di persimpangan antara seni, teknologi dan desain spasial, saya bertujuan untuk membuat koreografi perjalanan pengguna di seluruh ruang. Saya percaya bahwa perilaku dan perubahan sosial dapat berdialog dengan desain yang baik.
Dalam hal ini, saya berhubungan dengan konsep spasial interior masa depan. Desain spekulatif yang menumbuhkan ide-ide yang berpikiran maju, tentang bagaimana kita dapat meningkatkan kehidupan sehari-hari dengan, misalnya, menyatukan pengalaman fisik dengan teknologi secara lebih kritis dan manusiawi," lanjut Schneider, di laman itu.
Presence In Bed direpresentasikan sebagai bagian dari acara desain NYC x Design 2023 pada Mei 2023.