Polisi Prancis Kini Punya Kewenangan Luas dalam Mengintai Penjahat, Spyware Pegasus Disebut-sebut

Uli Febriarni
Jumat 07 Juli 2023, 20:28 WIB
France flag (Sumber : freepik)

France flag (Sumber : freepik)

Penegak hukum Prancis segera memiliki wewenang yang besar untuk mengintai pelaku kejahatan.

Dikutip dari laman Le Monde, dengan adanya rancangan undang-undang (RUU) yang telah disahkan oleh pemerintah setempat menjadi UU itu, maka polisi Prancis dipastikan dapat memata-matai tersangka dengan mengaktifkan kamera, mikrofon, dan GPS dari ponsel mereka dan perangkat lain dari jarak jauh.

Tindakan tersebut juga dimaksudkan untuk membatasi penggunaan pada kasus-kasus serius, dan hanya maksimal enam bulan. GPS akan terbatas pada kejahatan yang dapat dihukum setidaknya lima tahun penjara. Anggota perlemen negara itu setuju atas UU itu, dalam sebuah laporan Rabu (5/7/2023) malam. 

Seorang hakim harus menyetujui penggunaan kekuasaan mereka, dan undang-undang yang baru-baru ini diubah melarang penggunaan UU ini terhadap jurnalis, pengacara, dan 'profesi sensitif' lainnya.

Baca Juga: Instalasi Seni Karya Terbaru dari Annabelle Schneider, Mengaburkan Ruang Digital dan Fisik

Versi sebelumnya dari RUU tersebut disahkan oleh Senat, tetapi amandemen tersebut akan membutuhkan persetujuan badan legislatif tersebut sebelum dapat menjadi undang-undang.

Pemerintah menilai, ini menjadi bagian dari RUU reformasi peradilan yang lebih luas.

Nantinya, perangkat juga dapat diaktifkan dari jarak jauh untuk merekam suara dan gambar orang yang diduga melakukan pelanggaran teror, serta kenakalan dan kejahatan terorganisasi. 

Kelompok hak digital, La Quadrature du Net, dalam pernyataanya menyatakan, ketentuan tersebut meningkatkan keprihatinan serius atas tudingan adanya pelanggaran kebebasan fundamental.

Mereka mengutip 'hak atas keamanan, hak atas kehidupan pribadi dan korespondensi pribadi' dan 'hak untuk datang dan pergi dengan bebas'.

La Quadrature du Net juga menunjukkan adanya potensi penyalahgunaan. Karena undang-undang tersebut tidak jelas dalam mendefinisikan tentang apa yang merupakan kejahatan serius.

"Ada kekhawatiran pemerintah Prancis akan menggunakan ini, untuk menargetkan aktivis lingkungan dan orang lain yang bukan merupakan ancaman serius," tulis Le Monde, kami lansir Jumat (7/7/2023).

Organisasi tersebut juga mencatat, kebijakan keamanan yang mengkhawatirkan memiliki kebiasaan meluas ke kejahatan yang tidak terlalu serius. Registrasi genetik pada awalnya hanya digunakan untuk pelanggar seks, kata La Quadrature, tetapi sekarang digunakan untuk sebagian besar kejahatan.

Selain itu, akses jarak jauh mungkin bergantung pada kerentanan keamanan. Polisi akan mengeksploitasi celah keamanan alih-alih memberi tahu produsen cara menutup celah itu.

Baca Juga: YouTube Uji Coba Fitur Layar Kunci Baru untuk Pengguna Premium

Sementara pihak yang lain menyebut bahwa, UU itu bakal memungkinkan polisi akses tak terbatas ke lokasi warganya.

Masih diakses lewat Le Monde, dilaporkan bahwa UU tersebut muncul karena kekhawatiran tentang pengawasan terhadap perangkat pemerintah meningkat. Ada reaksi balik terhadap NSO Group. Spyware Pegasus organisasi tersebut diduga disalahgunakan untuk memata-matai para pembangkang, aktivis, dan bahkan politisi. Sementara RUU Prancis lebih fokus, itu tidak benar-benar meyakinkan mereka yang khawatir tentang jangkauan pemerintah.

Menteri Kehakiman, Eric Dupond-Moretti, mengklaim bahwa ketentuan baru hanya akan mempengaruhi beberapa lusin kasus per tahun.

Selama debat RUU kemarin, politisi Prancis menambahkan amandemen yang memerintahkan persetujuan hakim, untuk setiap pengawasan yang dilakukan di bawah lingkup RUU dan membatasi durasi pengawasan hingga enam bulan.

"Mengingat semakin berkembangnya alat digital dalam hidup kita, menerima prinsip bahwa mereka diubah menjadi pembantu polisi tanpa kita sadari menimbulkan masalah serius dalam masyarakat kita," tulis media itu.

Langkah yang diperebutkan, bagian dari artikel yang berisi beberapa ketentuan lain, dipilih oleh anggota Assemblée Nationale sebagai RUU perbaikan keadilan yang lebih luas yang sedang berjalan melalui parlemen.

RUU itu muncul, setelah pemerintah Prancis sebelumnya memperluas otoritas polisi melalui teknologi.

The New York Times, pernah membuat reportase yang mendapati bahwa, parlemen Prancis mengesahkan UU yang akan memperluas kemampuan kepolisian Prancis untuk memantau warga sipil menggunakan drone.

Presiden Prancis Emmanuel Macron berpendapat pada saat itu, RUU itu dimaksudkan untuk melindungi petugas polisi dari pengunjuk rasa yang semakin keras. Selama perdebatan berlangsung, anggota parlemen di kubu Presiden Emmanuel Macron memasukkan amandemen, yang membatasi penggunaan mata-mata jarak jauh dalam konteks: 'bila dibenarkan oleh sifat dan keseriusan kejahatan' dan 'untuk durasi yang sangat proporsional.'

Selain itu, setiap penggunaan ketentuan harus disetujui oleh hakim. Beberapa profesi sensitif termasuk dokter, jurnalis, pengacara, hakim, dan anggota parlemen tidak akan menjadi target yang sah.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby22 Februari 2025, 16:51 WIB

Mau Beli Akun atau Joki Gim? BangJohn Bisa Jadi Opsi

Platform ini Tawarkan Solusi Transaksi yang Aman dan Nyaman bagi Gamers.
BangJohn memungkinkan konsumen untuk jual, beli, dan joki gim. (Sumber: istimewa)
Techno21 Februari 2025, 23:29 WIB

Instagram Tambahkan Sejumlah Fitur DM Baru dalam Pembaruannya

Pembaruan DM meliputi berbagi musik, penjadwalan pesan, penerjemahan, dan banyak lagi.
Sejumlah pembaruan di pesan langsung (DM) Instagram. (Sumber: Meta)
Culture21 Februari 2025, 18:19 WIB

Sarkem Fest 2025 Digelar 2 Hari, Ini Daftar Acaranya

Sarkem Fest menampilkan tradisi ruwahan apeman.
Sarkem Fest 2025.
Techno21 Februari 2025, 18:08 WIB

Wacom Intuos Pro Dirombak Total, Tersedia dalam 3 Ukuran

Jajaran Intuos Pro 2025 telah dirampingkan dan dilengkapi kontrol dial mekanis baru yang dapat disesuaikan..
Wacom Intuos Pro. (Sumber: Wacom)
Lifestyle21 Februari 2025, 17:51 WIB

NJZ Menjadi Bintang dalam Kampanye Denim Musim Semi 2025 Calvin Klein

Pengumuman ini merupakan yang pertama setelah perubahan nama mereka menjadi NJZ.
Member NJZ jadi model untuk koleksi pakaian musim semi 2025 dari Calvin Klein. (Sumber: Calvin Klein)
Techno21 Februari 2025, 17:08 WIB

Apple Tak Lagi Produksi iPhone 14 dan Setop Pakai Port Lightning

Apple telah beralih ke USB-C yang dimulai dari iPhone 15.
iPhone 14 (Sumber: Apple.com)
Automotive21 Februari 2025, 16:15 WIB

IIMS 2025: KIA Pajang New Sonet dan New Seltos, Begini Spek dan Harganya

Kedua SUV ini siap menemani perjalanan perkotaan hingga petualangan luar kota.
KIA New Sonet dipajang di IIMS 2025. (Sumber: KIA)
Techno21 Februari 2025, 15:23 WIB

Oppo Find N5 Rilis Global, Ponsel Lipat Tertipis di Dunia Saat Ditutup

Ini adalah perangkat lipat yang sangat tipis dengan baterai jumbo.
Oppo Find N5 dalam warna Cosmic Black dan Misty White. (Sumber: Oppo)
Automotive20 Februari 2025, 19:40 WIB

VinFast VF 3 Diniagakan di Indonesia, Ada Promo untuk Pembelian di IIMS 2025

Mobil ini bisa menjadi kompetitor untuk Wuling Air ev.
VinFast VF 3. (Sumber: vinfast)
Techno20 Februari 2025, 19:05 WIB

Huawei Rilis 3 Perangkat Baru, Ada Tablet hingga Gelang Kebugaran

Ketiga gadget ini dihadirkan bersamaan dengan ponsel lipat tiga pertama di dunia milik perusahaan.
Huawei memberi pembaruan untuk tablet pintar MatePad Pro 13.2 inci. (Sumber: Huawei)