Baca Juga: TweetDeck Muncul Lagi, Konon Kali Ini dengan 'Versi Terbaik'
Med-PaLM 2; sebuah alat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dirancang oleh Google untuk menjawab pertanyaan tentang informasi medis, telah diujicoba di rumah sakit penelitian Mayo Clinic.
The Wall Street Journal pada Senin (10/7/2023) melaporkan, uji coba dilakkan sejak April 2023. Med-PaLM 2 merupakan varian dari PaLM 2, yang diumumkan di Google I/O pada Mei tahun ini. PaLM 2 adalah model bahasa yang mendasari Bard milik Google.
Email internal yang dilihat oleh The Wall Street Journal berbunyi, Google percaya model yang diperbarui ini dapat sangat membantu negara-negara dengan akses terbatas atas tenaga kesehatan.
Med-PaLM 2 dilatih dengan serangkaian demonstrasi ahli medis yang telah dikurasi. Menurut Google, latihan itu akan membuatnya lebih baik dalam percakapan perawatan kesehatan daripada chatbot umum seperti Bard, Bing, dan ChatGPT.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan Google pada Mei, menunjukkan bahwa Med-PaLM 2 masih memiliki beberapa masalah akurasi yang sudah biasa kita lihat pada model bahasa yang besar.
"Dalam penelitian tersebut, para dokter menemukan lebih banyak ketidakakuratan dan informasi yang tidak relevan dalam jawaban yang diberikan oleh Med-PaLM dan Med-PalM 2 Google, dibandingkan dengan jawaban dari dokter lain," tulis media itu.
Namun, di hampir setiap metrik lainnya; seperti menunjukkan bukti penalaran, jawaban yang didukung konsensus, atau tidak menunjukkan tanda-tanda pemahaman yang salah, Med-PaLM 2 berkinerja kurang lebih sama baiknya dengan dokter yang sebenarnya.
Baca Juga: Terapkan Langkah Berikut Supaya Lekas Tidur, Katakan Selamat Tinggal Pada Insomnia
Pelanggan yang menguji Med-PaLM 2 akan mengendalikan data mereka yang akan dienkripsi, dan Google tidak akan memiliki akses ke sana.
Direktur riset senior Google, Greg Corrado, mengungkap bahwa Med-PaLM 2 masih dalam tahap awal.
Corrado mengatakan, ia tidak ingin hal itu menjadi bagian dari perjalanan perawatan kesehatan keluarganya sendiri. Meski demikian ia yakin Med-PaLM 2 dapat mengambil tempat di bidang perawatan kesehatan, di mana AI dapat bermanfaat dan mengembangkannya hingga 10 kali lipat.
Tahun lalu, Google telah mengumumkan PaLM 2 model bahasa AI terbarunya dan pesaing bagi sistem saingannya seperti GPT-4 dari OpenAI.
CEO Google, Sundar Pichai, menyebut model PaLM 2 lebih kuat dalam hal logika dan penalaran, berkat pelatihan yang luas dalam hal logika dan penalaran. Di atas panggung konferensi Google I/O 2023, Sundar Pichai juga mengatakan kalau PaLM 2 dilatih dengan teks multibahasa yang mencakup lebih dari 100 bahasa.
Direktur riset senior Google, Slav Petrov, menuturkan kalau PaLM 2 jauh lebih baik dalam berbagai tugas berbasis teks, termasuk penalaran, pengkodean, dan penerjemahan.
"Ini jauh lebih baik dibandingkan dengan PaLM 1," kata Petrov kepada The Verge.
Sebagai contoh kemampuan multi bahasanya, Petrov menunjukkan bagaimana PaLM 2 dapat memahami idiom dalam berbagai bahasa, memberikan contoh frasa bahasa Jerman 'Ich verstehe nur Bahnhof', yang secara harfiah diterjemahkan menjadi 'Saya hanya mengerti stasiun kereta api', tetapi lebih baik dipahami sebagai 'Saya tidak mengerti apa yang kamu katakan.'
Dalam sebuah makalah penelitian yang menjelaskan kemampuan PaLM 2, para insinyur Google mengklaim, kemahiran bahasa sistem ini cukup untuk mengajarkan bahasa tersebut. Mereka mencatat, hal ini sebagian disebabkan oleh prevalensi yang lebih besar dari teks-teks non-Inggris dalam data latihnya.