Pendapatan Iklan Twitter Anjlok hingga 50 Persen, Elon Musk Salahkan 2 Hal Ini

Rahmat Jiwandono
Senin 17 Juli 2023, 16:19 WIB
Elon Musk dan Twitter (Sumber : Istimewa)

Elon Musk dan Twitter (Sumber : Istimewa)

Techverse.asia – Elon Musk menyatakan bahwa sampai saat ini Twitter masih membelanjakan lebih banyak uang daripada menghasilkannya. Pada 15 Juli 2023, miliarder itu mencuitkan bahwa perusahaannya menderita masalah arus kas negatif yang sedang berlangsung karena dua hal yaitu penurunan pendapatan iklan sekitar 50 persen dan beban utang yang berat.

“Perlu mencapai arus kas positif sebelum kami memiliki kemewahan untuk hal lain,” kata Musk dikutip Techverse.asia, Senin (17/7/2023). 

Elon Musk membuat perubahan besar pada Twitter sejak membelinya seharga US$44 miliar pada Oktober tahun lalu, termasuk memangkas sekitar 90 persen tenaga kerjanya. Setelah dia memberhentikan ribuan karyawan dan memotong tagihan layanan cloud, Musk mengatakan Twitter berada di jalur yang tepat untuk membukukan pendapatan hingga US$3 miliar pada tahun 2023 ini, turun dari US$5,1 miliar pada 2021.

Perkembangan tersebut merupakan tanda terbaru bahwa langkah-langkah pemotongan biaya yang agresif belum cukup untuk memicu kembalinya pengiklan yang melarikan diri setelah perubahan aturan moderasi kontennya.

Baca Juga: Meski Sudah Pakai VPN, Aplikasi Threads Tidak Bisa Diakses di Eropa

Namun, Musk juga menghadapi perjuangan berat untuk membuat perusahaan itu menguntungkan. Pengambilalihan itu dibiayai dengan pinjaman dalam jumlah besar dan pembayaran bunga saja diperkirakan sekitar US$1,5 miliar per tahun. Fidelity, seorang manajer aset, memperkirakan pada Mei 2023 bahwa Twitter sekarang hanya bernilai US$15 miliar.

Namun demikian, Meghana Dhar yang merupakan mantan kepala kemitraan di Snap dan Meta, yang memiliki pesaing baru Twitter, Threads, mengatakan bahwa Twitter telah berjuang sebelum dibeli oleh Musk. Sehingga media sosial berlogo burung biru itu sebenarnya juga sudah merugi sebelum diambilalih oleh bos Tesla dan SpaceX itu. 

"Elon Musk dan Twitter berada dalam posisi yang sangat sulit saat ini. Agar adil untuk Elon, kami telah melihat penurunan pendapatan Twitter dan pertumbuhan pendapatan sejak pra-Elon - ada semacam penurunan yang stabil," ujarnya. 

Di sisi lain, menurut estimasi perusahaan riset Sensor Tower yang berbagi dengan Bloomberg, belanja iklan turun 89 persen menjadi US$7,6 juta selama periode dua bulan awal tahun ini. Sementara itu, langkah-langkah yang diharapkan Musk akan menghasilkan aliran pendapatan baru belum dimulai. Twitter Blue hanya menghasilkan US$11 juta dalam tiga bulan pertama, misalnya.

Berbagai upaya telah dilakukan Elon Musk untuk mendongkrak pendapatan Twitter seperti menunjuk Linda Yaccarino sebagai CEO Twitter yang tugas utamanya adalah pengoperasian bisnis dan membangun kembali bisnis periklanan Twitter. Pasalnya, kata Elon Musk, bisnis periklanan Twitter telah berkurang sebanyak 50 persen setelah dia membelinya pada 2022 lalu. 

Baca Juga: Twitter Menggugat 'Empat Entitas yang Tak Diketahui Namanya', Mereka Diduga Telah Mengorek Data Secara Ilegal

Langkah lainnya Twitter telah menandatangani kesepakatan dengan sepasang perusahaan teknologi iklan pihak ketiga, DoubleVerify dan Integral Ad Science (IAS), ditujukan dalam memberi pengiklan alat baru untuk mengukur dan menganalisis keamanan merek kampanye iklan di Twitter. Solusi baru ini sesuai dengan standar World Federation of Advertisers’ Global Alliance for Responsible Media (GARM), menurut perusahaan tersebut.

Twitter berkomitmen untuk mempromosikan pengalaman beriklan yang aman bagi orang dan merek, dan komitmen ini tidak pernah sekuat ini,” kata AJ Brown, Kepala Keamanan Merek Twitter, dalam sebuah pernyataan.

Di bawah perluasan kemitraan DoubleVerify dengan Twitter, DV akan menawarkan keamanan merek dalam umpan dan pengukuran kesesuaian konten yang berdekatan dengan semua jenis iklan, termasuk Tweet Promosi, untuk kampanye iklan yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Solusi keamanan dan kesesuaian merek DV awalnya akan berfokus pada Timeline Beranda Twitter, memproses dan mengklasifikasikan Tweet secara langsung di atas dan di bawah penempatan iklan di timeline.

Nantinya, DoubleVerify akan memperluas solusi untuk penempatan Profil dan Pencarian Twitter. DV pertama kali bermitra dengan Twitter pada tahun 2018 dan menawarkan pengukuran penipuan dan visibilitas di seluruh kampanye tampilan dan video.

Baca Juga: Twitter Akan Mulai Bayar Konten Kreator Mulai Minggu Ini

Menurut firma riset MediaRadar, jumlah pengiklan Twitter yang berbasis di Amerika Serikat (AS) stabil pada kuartal keempat tahun 2022 setelah penurunan menyusul berita pengambilalihan Elon Musk. Di kuartal kedua, media sosial tersebut memiliki 3.740 pengiklan AS, yang turun menjadi sekitar 3.000 di kuartal ketiga – sebelum meningkat menjadi 3.700 di kuartal keempat, sesuai perkiraan perusahaan riset.

“Pengiklan menuntut keamanan merek yang komprehensif dan solusi kesesuaian dalam lingkungan konten buatan pengguna. Penyelarasan merek dan konten yang lebih baik mendukung kinerja kampanye dan pada akhirnya, memberikan hasil yang unggul,” kata CEO DoubleVerify Mark Zagorski dalam sebuah pernyataan. 

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 November 2024, 18:21 WIB

Infinix Inbook Air dan Inbook Air Pro Plus Diniagakan di Indonesia

Kedua laptop ini menyasar konsumen level menengah ke atas.
Infinix Inbook Air Pro Plus. (Sumber: Infinix)
Techno05 November 2024, 17:51 WIB

Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini

Berbincang santai dengan Gemini AI atau dapatkan petunjuk berkendara yang lebih baik.
Google Maps kini ditenagai dengan Gemini AI. (Sumber: Google)
Techno05 November 2024, 17:25 WIB

Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series, Ada 3 Pilihan Warna

Tablet pintar ini tersedia dalam dua pilihan model.
Xiaomi Pad 7. (Sumber: Xiaomi)
Techno05 November 2024, 16:37 WIB

Harga dan Spek POCO C75 yang Dipasarkan di Indonesia, Mirip Redmi 14C?

C75 ditenagai dengan chipset MediaTek Helio G8 Ultra.
POCO C75. (Sumber: POCO)
Startup05 November 2024, 16:04 WIB

Demo Day BEKUP 2024: Sukses Dapatkan 24 Startup dari 6 Kota di Indonesia

Demoday BEKUP 2024 Perluas Peluang Kolaborasi dan Permodalan Para Startup.
Demo Day BEKUP 2024 yang diinisiasi Kemenparekraf dibuka pada Senin (4/11/2024). (Sumber: Kemenparekraf)
Startup05 November 2024, 14:31 WIB

TransTRACK Perkuat Kolaborasi Bisnis dengan Perusahaan Australia

MoU ini turut menandai langkah awal ekspansi strategis TransTRACK ke Australia.
TransTRACK jalin kesepakatan dengan perusahaan asal Australia. (Sumber: dok. transtrack)
Startup05 November 2024, 14:18 WIB

Paper.id Meluncurkan Horizon Card: Kartu Kredit Digital Khusus untuk Perusahaan

Layanan ini mendukung proses pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
CEO Paper.id Yosia Sugialam. (Sumber: istimewa)
Startup05 November 2024, 13:08 WIB

Percepat Transformasi Digital, Granite Asia dan INA Resmi Jalin Kolaborasi

Granite Asia bersama Indonesia Investment Authority berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital dalam negeri.
INA berkolaborasi dengan Granite Asia guna mempercepat transformasi digital. (Sumber: istimewa)
Lifestyle04 November 2024, 20:23 WIB

5 Alasan Barang Mewah Bekas Kini Banyak Dicari oleh Konsumen

Terdapat sejumlah faktor yang membuat barang bekas banyak dicari orang.
Ilustrasi barang mewah tas Goyard. (Sumber: Goyard)
Lifestyle04 November 2024, 19:03 WIB

G-SHOCK Hadirkan Seri G-STEEL GM700 Berlapis Logam, Punya 3 Model Jam Tangan

Casio merilis jam tangan berlapis pogam yang didasarkan pada model analog-digital dynamic GA700.
Casio G-SHOCK GM700G-9A (kiri) dan GM700-1A. (Sumber: Casio)