Tontonan Anak di Masa Depan Bukan Lagi Televisi, Melainkan Layanan Streaming

Uli Febriarni
Kamis 20 Juli 2023, 23:08 WIB
anak-anak sedang menonton (Sumber : Pixabay)

anak-anak sedang menonton (Sumber : Pixabay)

Era YouTube untuk program anak-anak, yang kita amati di masa kini, menunjukkan pergeseran yang nyata dalam hal apa dan bagaimana anak-anak menonton sebuah video.

Padahal selama beberapa dekade ke belakang, televisi anak-anak merupakan tayangan yang ditayangkan di beberapa jaringan penyiaran.

Inggris dan Kanada masing-masing memiliki program anak-anak di BBC dan CBC. Di Amerika Serikat sama seperti di Indonesia; acara kartun pada Sabtu dan Minggu pagi menjadi primadona, sedangkan PBS menjadi standar emas untuk tayangan edukasi dengan acara yang sudah berjalan lama, seperti Sesame Street Amerika Serikat.

Pada tahun 1980-an, munculnya TV kabel mendorong terciptanya beberapa saluran khusus anak-anak, yang paling terkenal adalah Nickelodeon dan Disney Channel.

Munculnya streamer dan peak TV menyebabkan membanjirnya konten anak-anak, yang merupakan daya tarik utama bagi penonton. Seberapa besar? Lebih dari sepertiga acara yang paling banyak diminati di Disney+ adalah program anak-anak, menurut laman Parrot Analytics.

Beberapa dari tayangan populer Disney ini merupakan tayangan buatan sendiri seperti DuckTales, sedangkan yang lainnya merupakan tayangan berlisensi, misalnya kartun Australia yang sangat menyenangkan, Bluey.

Baca Juga: Kamu Baru Suka Nge-Gym? Ini yang Harus Kamu Perhatikan Sebagai Pemula

Baca Juga: Botinkit: 'Chef Bertangan Besi' Buatan China

Program anak-anak juga tumbuh subur pada layanan streaming yang tidak terlalu berfokus pada anak-anak. Lebih dari 18% permintaan Amazon Prime Video adalah untuk televisi anak-anak, sebagian berkat katalog konten anak-anak yang berasal dari YouTube. Kemudian, ada lebih dari 17% permintaan di Paramount+ adalah untuk televisi anak-anak, kemungkinan besar karena perpustakaannya yang berisi acara-acara Nickelodeon.

Parrot Analytics juga mengukur permintaan untuk program anak-anak di atas 15% untuk Max dan Netflix, sebuah bukti bahwa kedua layanan streaming ini juga telah mengembangkan bagian hiburan anak mereka.

Seorang profesor di Universitas Cincinnati, Nancy Jennings, mengatakan kalau meskipun para penyedia layanan streaming tersebut saling berebut dominasi, YouTube telah melampaui mereka semua.

"Waktu yang dihabiskan dengan YouTube bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan konten streaming. YouTube benar-benar telah mengambil alih ruang tersebut," kata Nancy, yang juga direktur Laboratorium Penelitian Pendidikan dan Hiburan Anak di Sekolah tersebut.

Editor publikasi perdagangan hiburan anak-anak, Kidscree, Katie Bailey, menduga kebangkitan YouTube terkait dengan sejumlah faktor. Pertama, kemudahan aksesnya: gratis dan ada volume video yang tersedia.

"Tidak ada yang benar-benar bisa menyentuhnya," ujarnya. 

Melansir dari Wired, jumlah penonton untuk konten anak-anak di YouTube sangat mengejutkan. Songs for Littles sebagai sebuah saluran memiliki lebih dari 2,7 miliar penayangan. Jumlah pelanggannya berada di atas 4,7 juta. Saluran untuk acara populer BBC, Hey Duggee, memiliki sekitar 2,5 miliar penayangan dan lebih dari 1,7 juta pelanggan.

Namun, jumlah tersebut terlihat kecil jika dibandingkan dengan raksasa Cocomelon, program anak-anak terpopuler di Amerika Serikat, dan saluran terpopuler kedua secara keseluruhan di YouTube. Cocomelon memiliki lebih dari 162 miliar penayangan dan 161 juta pelanggan.

Baca Juga: WhatsApp Meluncurkan Aplikasi Mandiri untuk Jam Tangan Pintar Wear OS 3, Bisa Telepon dan Balas Pesan Langsung

Baca Juga: Samsung Resmi Meluncurkan Chip Memori GDDR7 Pertama di Industri Kartu Grafis Komputer

Kisah sukses Cocomelon jauh lebih aneh daripada Ms.Rachel. Merek layanan streaming ini dimulai dari hanya saluran YouTube yang diluncurkan pada 2006, di mana saluran tersebut mengkhususkan diri pada video alfabet untuk balita; dibuat oleh mantan pembuat film Jay Jeon sebagai hobi.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penonton, saluran ini berkembang menjadi animasi sajak anak-anak, mengalami beberapa kali perubahan nama, dan akhirnya berganti nama menjadi Cocomelon pada 2018. Saat dijual ke perusahaan rintisan media Inggris bernama Moonbug pada 2020, Cocomelon telah menjadi raksasa yang belum pernah ada sebelumnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 November 2024, 18:21 WIB

Infinix Inbook Air dan Inbook Air Pro Plus Diniagakan di Indonesia

Kedua laptop ini menyasar konsumen level menengah ke atas.
Infinix Inbook Air Pro Plus. (Sumber: Infinix)
Techno05 November 2024, 17:51 WIB

Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini

Berbincang santai dengan Gemini AI atau dapatkan petunjuk berkendara yang lebih baik.
Google Maps kini ditenagai dengan Gemini AI. (Sumber: Google)
Techno05 November 2024, 17:25 WIB

Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series, Ada 3 Pilihan Warna

Tablet pintar ini tersedia dalam dua pilihan model.
Xiaomi Pad 7. (Sumber: Xiaomi)
Techno05 November 2024, 16:37 WIB

Harga dan Spek POCO C75 yang Dipasarkan di Indonesia, Mirip Redmi 14C?

C75 ditenagai dengan chipset MediaTek Helio G8 Ultra.
POCO C75. (Sumber: POCO)
Startup05 November 2024, 16:04 WIB

Demo Day BEKUP 2024: Sukses Dapatkan 24 Startup dari 6 Kota di Indonesia

Demoday BEKUP 2024 Perluas Peluang Kolaborasi dan Permodalan Para Startup.
Demo Day BEKUP 2024 yang diinisiasi Kemenparekraf dibuka pada Senin (4/11/2024). (Sumber: Kemenparekraf)
Startup05 November 2024, 14:31 WIB

TransTRACK Perkuat Kolaborasi Bisnis dengan Perusahaan Australia

MoU ini turut menandai langkah awal ekspansi strategis TransTRACK ke Australia.
TransTRACK jalin kesepakatan dengan perusahaan asal Australia. (Sumber: dok. transtrack)
Startup05 November 2024, 14:18 WIB

Paper.id Meluncurkan Horizon Card: Kartu Kredit Digital Khusus untuk Perusahaan

Layanan ini mendukung proses pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
CEO Paper.id Yosia Sugialam. (Sumber: istimewa)
Startup05 November 2024, 13:08 WIB

Percepat Transformasi Digital, Granite Asia dan INA Resmi Jalin Kolaborasi

Granite Asia bersama Indonesia Investment Authority berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital dalam negeri.
INA berkolaborasi dengan Granite Asia guna mempercepat transformasi digital. (Sumber: istimewa)
Lifestyle04 November 2024, 20:23 WIB

5 Alasan Barang Mewah Bekas Kini Banyak Dicari oleh Konsumen

Terdapat sejumlah faktor yang membuat barang bekas banyak dicari orang.
Ilustrasi barang mewah tas Goyard. (Sumber: Goyard)
Lifestyle04 November 2024, 19:03 WIB

G-SHOCK Hadirkan Seri G-STEEL GM700 Berlapis Logam, Punya 3 Model Jam Tangan

Casio merilis jam tangan berlapis pogam yang didasarkan pada model analog-digital dynamic GA700.
Casio G-SHOCK GM700G-9A (kiri) dan GM700-1A. (Sumber: Casio)