Dave Willner, Kepala kepercayaan dan keamanan OpenAI, dikabarkan mengundurkan diri dari pekerjaannya, Kamis (20/7/2023).
Dave Willner telah memimpin tim kepercayaan dan keamanan perusahaan kecerdasan buatan sejak Februari 2022.
Keputusan mengundurkan diri dari OpenAI, ia umumkan lewat sebuah unggahan LinkedIn.
"Meninggalkan OpenAI sebagai karyawan dan beralih ke peran penasihat, untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya," tulis dia, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (22/7/2023).
Baca Juga: 'Telegram Stories' Rilis Untuk Pengguna Premium
Baca Juga: Jumlah Pengguna Threads Menurun
Keluarnya Willner terjadi pada saat OpenAI sedang menghadapi masa genting.
Sejak kesuksesan viral chatbot AI perusahaan ChatGPT akhir tahun lalu, OpenAI menghadapi pengawasan yang semakin ketat dari anggota parlemen, regulator, dan publik atas keamanan produknya dan potensi implikasinya bagi masyarakat.
CEO OpenAI, Sam Altman, menyerukan regulasi AI selama sidang panel Senat pada Maret tahun ini. Kepada anggota parlemen, Sam mengatakan bahwa area yang kini menjadi perhatiannya adalah potensi penggunaan AI untuk memanipulasi pemilih dan menargetkan disinformasi. Untuk itu ia ingin ada model yang lebih baik dari teknologi kecerdasan buatan.
Dalam postingannya di LinkedIn, Willner mengungkap pula jika OpenAI sedang melalui fase intensitas tinggi dalam pengembangannya. Selain itu, ia menyebut kalau perannya telah berkembang secara dramatis dalam cakupan dan skala, sejak kali pertama dia bergabung.
OpenAI telah memberikan pernyataan tentang keluarnya Willner, mereka menyatakan apresiasi kepada eks pegawainya itu.
"Pekerjaannya telah menjadi dasar dalam mengoperasionalkan komitmen kami, terhadap penggunaan teknologi kami yang aman dan bertanggung jawab, dan telah membuka jalan bagi kemajuan di masa depan di bidang ini. Chief Technology Officer OpenAI Mira Murati akan menjadi manajer sementara tim kepercayaan dan keselamatan, dan Willner akan memberi nasihat kepada tim hingga akhir tahun ini," ungkap perusahaan.
Baca Juga: CEO OpenAI Khawatir Produk Kecerdasan Buatan Bisa Kacaukan Integritas Pemilu 2024
Bukan hanya itu, keterangan perusahaan juga menyatakan kalau pihaknya sedang mencari pemimpin yang terampil secara teknis untuk memajukan misi mereka. Perusahaan akan berfokus pada desain, pengembangan, dan implementasi sistem yang memastikan penggunaan yang aman dan pertumbuhan teknologi yang dapat diskalakan.
Keluarnya Willner terjadi karena OpenAI terus bekerja dengan regulator di Amerika Serikat dan di tempat lain, untuk mengembangkan batasan di sekitar teknologi AI yang berkembang pesat.
OpenAI termasuk di antara tujuh perusahaan AI terkemuka yang membuat komitmen sukarela, yang disetujui oleh Gedung Putih, dimaksudkan untuk membuat sistem dan produk AI lebih aman dan lebih dapat dipercaya.
"Sebagai bagian dari janji, perusahaan setuju untuk menempatkan sistem AI baru melalui pengujian luar sebelum dirilis ke publik, dan untuk secara jelas memberi label pada konten yang dihasilkan AI," demikian diumumkan oleh Gedung Putih.
The Verge mengabarkan, FTC meluncurkan penyelidikan ke OpenAI, pekan lalu. Ini sebagai langkah untuk menentukan merugikan tidaknya metode pengumpulan data pelatihan yang diterapkan OpenAI, dan apakah itu merugikan konsumen.
Seperti kita ketahui, CEO OpenAI, Sam Altman, telah vokal tentang peraturan AI. Altman bahkan menyeru kepada Kongres, agar memberlakukan kebijakan dan mendukung inisiatif permintaan lisensi untuk mengembangkan model AI yang kuat.