Tiga Penyedia Jaringan Seluler di Singapura Sepenuhnya Matikan 3G Pada 2024, Beralih ke 5G

Uli Febriarni
Jumat 28 Juli 2023, 15:51 WIB
ilustrasi jaringan internet 5G (Sumber : freepik)

ilustrasi jaringan internet 5G (Sumber : freepik)

Tiga operator jaringan seluler di Singapura, yaitu Singtel, StarHub dan M1 akan menghentikan layanan 3G mereka pada 31 Juli 2024. 

Ada sekitar 100.000 pelanggan 3G individu di tiga perusahaan telekomunikasi di negara itu. Demikian diungkap laman The Straits Times, dikutip Jumat (28/7/2023).

Otoritas Pengembangan Media Infocomm (IMDA), yang mengabarkan hal ini, mengatakan bahwa langkah yang diambil ketiganya adalah kemajuan, mengingat saat ini adalah eranya ruang komunikasi seluler telah berjalan di dalam 4G dan 5G. 

Pelanggan 3G yang tersisa di negara itu, bisa melakukan migrasi 3G ke 4G dengan bertahap. Ada masa transisi satu tahun, untuk memungkinkan operator melibatkan dan memigrasikan pengguna 3G yang tersisa dengan cara memadai, sebelum menghentikan layanan 3G sepenuhnya.

Pelanggan bisa terlebih dahulu migrasi dari 3G ke 4G, kemudian secara bertahap migrasi ke jaringan 5G. Sembari perusahaan juga berupaya meminimalkan gangguan layanan yang terjadi.

"Berbagai pilihan ponsel dengan harga yang berbeda juga akan disediakan," tulis IMDA.

Baca Juga: Mulai Agustus, TikTok Jual Barang China Langsung Kepada Pembeli di Amerika Serikat

IMDA juga mengatakan, pengecer tidak lagi dapat menjual ponsel 3G atau model 4G yang membutuhkan 3G untuk panggilan suara, kecuali untuk tujuan ekspor. Ini akan berlaku mulai 1 Februari 2024.

Mereka yang terkena dampak dapat menghubungi perusahaan telekomunikasi masing-masing untuk informasi dan bantuan lebih lanjut.

3G memasuki pasar Singapura hampir 20 tahun yang lalu, dan gelombang perkembangan 4G berikutnya terjadi pada pertengahan 2010-an.

ZD Net melaporkan, sejak 5G diluncurkan pada tahun lalu, kini pelanggan 5G telah meningkat mencapai 15% dari total basis pelanggan seluler. Bersama dengan 4G, kedua jaringan tersebut mendukung hampir 99% pelanggan seluler di Singapura. 

5G diproyeksikan untuk mendukung 41% koneksi seluler di Asia-Pasifik pada 2030, naik dari 4% tahun ini, menurut laporan Mobile Economy APAC 2023 GSMA (dirilis pekan ini). Wilayah ini akan menjadi rumah bagi 1,4 miliar pelanggan 5G pada akhir 2030, dengan adopsi yang didorong oleh penurunan harga perangkat dan perluasan jaringan yang cepat di beberapa pasar.

Secara internasional, operator seperti di Australia dan Britania Raya juga diharapkan untuk menghentikan layanan 3G mereka pada 2024, kata IMDA. Beberapa negara seperti AS dan Malaysia telah menghentikan layanan 3G.

Baca Juga: realme Bakal Luncurkan Smartphone Flagship Lagi, realme GT5?

"Ketika jaringan 3G dihentikan, lebih banyak spektrum dapat dirilis untuk investasi 5G guna memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna dan mendukung perusahaan yang menjalani transformasi digital," sebut IMDA lebih lanjut.

Sementara pasar yang matang seperti Australia, Singapura, dan Korea Selatan memimpin inovasi seluler 5G global, pasar regional lainnya masih menghadapi hambatan yang berdampak pada akses dan adopsi seluler.

Layanan internet seluler tetap berada di luar jangkauan 47% populasi di Asia-Pasifik, yang tertinggal dari pasar global lainnya seperti China dan Amerika Latin, catat laporan GSMA. Ini menggambarkan keterampilan digital yang buruk, terutama di antara populasi yang lebih tua, keterjangkauan perangkat dan layanan, serta masalah keamanan online sebagai beberapa faktor yang menghambat adopsi.

Baca Juga: Sinopsis Film Detective Conan: Black Iron Submarine, Ulah Organisasi Hitam Lagi?

GSMA juga memperkirakan, total pelanggan seluler di Asia-Pasifik akan tumbuh sebesar 400 juta hingga mencapai 2,11 miliar pada 2030. Penetrasi seluler akan naik menjadi 70%, meskipun angka ini lebih rendah dari rata-rata global sebesar 73%, menurut GSMA.

Industri seluler menyumbang $810 miliar untuk ekonomi Asia-Pasifik tahun lalu. Penerapan jaringan 5G akan menambah lebih dari $133 miliar untuk ekonomi kawasan ini, pada 2030.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)