CFO Spotify Paul Vogel Mengisyaratkan Akan Terjadi Lebih Banyak PHK

Rahmat Jiwandono
Jumat 28 Juli 2023, 15:03 WIB
Spotify. (Sumber : freepik)

Spotify. (Sumber : freepik)

Techverse.asia - Penyedia layanan streaming musik asal Swedia, Spotify dikabarkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) lagi di tengah-tengah keniakan tarif berlangganan di sejumlah negara. Kabar tersebut muncul saat laporan kuartal kedua (Q2) perusahaan pada Juli ini. 

Dalam laporan Q2 kepada investor itu, CEO Spotify Daniel Ek dan Chief Financial Officer (CFO) Paul Vogel lebih defensif dari biasanya karena mereka bekerja untuk meningkatkan kepercayaan investor. Kepada investor mereka memaparkan alasan kenaikan harga langganan, tapi tersirat juga bahwa dalam penyampaiannya itu adalah saran bahwa lebih banyak PHK di masa yang akan datang. 

Menanggapi pertanyaan tentang bagaimana mereka berencana untuk menjaga biaya operasional tetap efisien sambil tetap memiliki tingkat investasi yang tepat, Ek berbicara tentang pertumbuhan perusahaan selama pandemi sebelum mengakui telah melakukan restrukturisasi perusahaan.

“Kami mungkin sedikit lebih maju diri kami sendiri dalam investasi itu, jadi kami telah menyesuaikan (jumlah) staf kami. Kami berinvestasi dengan latar belakang semua indikator luar biasa yang kami lihat, dan itu diterjemahkan dengan sangat baik ke dalam pertumbuhan pelanggan,” ujarnya. 

“Kami merasa sangat senang dengan investasi tersebut, tetapi jelas kami sedikit terlalu terburu-buru, jadi kami akan tetap stabil pada investasi operasional yang telah kami buat,” terangnya. 

Baca Juga: Jumlah Pelanggan Spotify Premium Tembus 220 Juta Orang tapi Tetap Rugi, Kok Bisa?

Petunjuk tentang PHK datang berikutnya ketika Vogel menjawab, menurutnya, Q2 adalah kuartal terakhir di mana Spotify memiliki jumlah karyawan yang lebih tinggi dari tahun ke tahun, dan ia berharap jumlah karyawannya dari tahun ke tahun turun di kuartal ketiga (Q3) 

“Kami terus menjadi lebih efisien dan merasa sangat baik tentang posisi kami, jadi akan melihat beberapa dari efisiensi itu memiliki dampak yang lebih besar di paruh tahun lalu sehubungan dengan biaya operasional,” ujar Vogel.

Seorang perwakilan perusahaan mengatakan pernyataan itu mungkin dimaksudkan untuk mencerminkan PHK di awal tahun, bukan yang baru, tetapi tidak ada komentar lebih lanjut.

Juga selama panggilan, keduanya mencatat bahwa investor seharusnya tidak berharap untuk melihat dampak positif pada Average Revenue Per Unit (ARPU) - pendapatan rata-rata per pengguna - dari kenaikan harga pelanggan perusahaan hingga akhir kuartal ketiga tahun ini, tetapi mengharapkan dampak yang lebih substansial di kuartal keempat.

Ek mencatat setidaknya dua kali bahwa perusahaan telah menaikkan harga lebih dari 50 kali di masa lalu walaupun belum pernah sebelumnya di Amerika Serikat (AS) yang merupakan pasar terbesarnya, tetapi juga mengatakan bahwa perusahaan telah menunggu untuk menaikkannya sambil mencoba membangun lebih banyak nilai melalui fitur-fitur baru yang diluncurkan Spotify.

“Fitur-fitur baru kami adalah kemampuan untuk menaikkan harga,” kata Daniel Ek.

Baca Juga: Spotify Akan Mencoba Hadirkan Fitur Full-Length Music Video di Aplikasi Mereka

Keengganan lama perusahaan untuk menaikkan harga mungkin mencerminkan keengganan yang mendalam untuk kehilangan pangsa pasar atau ARPU, bahkan ketika para pesaingnya menaikkan harga mereka dan industri meningkatkan tekanan pada perusahaan untuk melakukannya. Survei telah lama menunjukkan bahwa konsumen bersedia menerima kenaikan harga untuk streaming, mengingat royalti streaming yang rendah yang diterima musisi dan terutama penulis lagu untuk penggunaan karya mereka.

Jika pernyataan Vogel itu mengindikasikan akan adanya PHK yang masih bisa saja terjadi ke depannya, maka itu adalah PHK keempat yang dilakukan oleh Spotify. Pasalnya pada Oktober tahun lalu, perusahaan telah memangkas sedikitnya 38 orang di divisi siniar atau podcast-nya. Kemudian perusahaan memangkas lagi sekitar enam persen tenaga kerjanya di awal tahun ini dari total 9.808 karyawan. 

PHK itu setidaknya berdampak kepada 600 pegawai Spotify. Setelah melakukan PHK massal, pada Juni lalu Spotify kembali memberhentikan 200 karyawannya. Dengan demikian, sampai saat ini Spotify telah memecat kurang lebih 900 pekerjanya. 

Di satu sisi, Ek juga meremehkan kekhawatiran tentang layanan streaming musik TikTok yang telah lama ditunggu-tunggu, yang baru-baru ini diluncurkan di Brasil dan Indonesia. “Persaingan bukanlah hal baru. Kami telah menghadapi beberapa pesaing yang tangguh di masa lalu,” katanya. 

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 November 2024, 18:21 WIB

Infinix Inbook Air dan Inbook Air Pro Plus Diniagakan di Indonesia

Kedua laptop ini menyasar konsumen level menengah ke atas.
Infinix Inbook Air Pro Plus. (Sumber: Infinix)
Techno05 November 2024, 17:51 WIB

Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini

Berbincang santai dengan Gemini AI atau dapatkan petunjuk berkendara yang lebih baik.
Google Maps kini ditenagai dengan Gemini AI. (Sumber: Google)
Techno05 November 2024, 17:25 WIB

Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series, Ada 3 Pilihan Warna

Tablet pintar ini tersedia dalam dua pilihan model.
Xiaomi Pad 7. (Sumber: Xiaomi)
Techno05 November 2024, 16:37 WIB

Harga dan Spek POCO C75 yang Dipasarkan di Indonesia, Mirip Redmi 14C?

C75 ditenagai dengan chipset MediaTek Helio G8 Ultra.
POCO C75. (Sumber: POCO)
Startup05 November 2024, 16:04 WIB

Demo Day BEKUP 2024: Sukses Dapatkan 24 Startup dari 6 Kota di Indonesia

Demoday BEKUP 2024 Perluas Peluang Kolaborasi dan Permodalan Para Startup.
Demo Day BEKUP 2024 yang diinisiasi Kemenparekraf dibuka pada Senin (4/11/2024). (Sumber: Kemenparekraf)
Startup05 November 2024, 14:31 WIB

TransTRACK Perkuat Kolaborasi Bisnis dengan Perusahaan Australia

MoU ini turut menandai langkah awal ekspansi strategis TransTRACK ke Australia.
TransTRACK jalin kesepakatan dengan perusahaan asal Australia. (Sumber: dok. transtrack)
Startup05 November 2024, 14:18 WIB

Paper.id Meluncurkan Horizon Card: Kartu Kredit Digital Khusus untuk Perusahaan

Layanan ini mendukung proses pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
CEO Paper.id Yosia Sugialam. (Sumber: istimewa)
Startup05 November 2024, 13:08 WIB

Percepat Transformasi Digital, Granite Asia dan INA Resmi Jalin Kolaborasi

Granite Asia bersama Indonesia Investment Authority berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital dalam negeri.
INA berkolaborasi dengan Granite Asia guna mempercepat transformasi digital. (Sumber: istimewa)
Lifestyle04 November 2024, 20:23 WIB

5 Alasan Barang Mewah Bekas Kini Banyak Dicari oleh Konsumen

Terdapat sejumlah faktor yang membuat barang bekas banyak dicari orang.
Ilustrasi barang mewah tas Goyard. (Sumber: Goyard)
Lifestyle04 November 2024, 19:03 WIB

G-SHOCK Hadirkan Seri G-STEEL GM700 Berlapis Logam, Punya 3 Model Jam Tangan

Casio merilis jam tangan berlapis pogam yang didasarkan pada model analog-digital dynamic GA700.
Casio G-SHOCK GM700G-9A (kiri) dan GM700-1A. (Sumber: Casio)