Techverse.asia - Ketika para aktor dan penulis menuntut kompensasi yang adil dan perlindungan dari gangguan teknologi yang ditenagai kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), Netflix telah membuka lowongan kerja untuk manajer produk pembelajaran mesin yang akan memberi kompensasi antara US$300 ribu (Rp4,5 miliar) dan US$900 ribu (13,5 miliar) setahun.
Nominal yang ditawarkan Netflix tersebut tergolong fantastis menurut Screen Actors Guild (Sag-Aftra), lantara 87 persen Sag-Aftra hanya berpenghasilan kurang dari US$26 ribu atau setara dengan Rp392,4 juta per tahun.
Penggunaan AI dalam produksi film dan televisi, baik itu untuk menulis naskah, membuat kemiripan aktor, atau mengambil jalan pintas dalam membayar karya kreatif, telah menjadi poin utama pertikaian dalam negosiasi antara Aliansi Produsen Gambar Bergerak dan Televisi (AMPTP) dan Sag dan Writers Guild of America (WGA).
Baca Juga: Terus Bertumbuh: Mengintip Keluaran Investasi Netflix di Pasar Asia
Para penulis telah melakukan protes sejak Mei 2023 lalu dan para aktor juga telah bergabung pada awal bulan ini. Pemogokan bersama tersebut bukanlah yang pertama sejak tahun 1960 dan berpotensi mengancam akan menghentikan industri perfilman Hollywood sepenuhnya.
Posisi tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh Intercept, merupakan peran baru untuk meningkatkan daya ungkit platform pembelajaran mesin Netflix, yang disebut-sebut sebagai dasar dari semua inovasi ini. Pekerjaan mencantumkan kualifikasi yang tidak jelas terkait dengan pembelajaran mesin, tetapi menyinggung tujuan perusahaan yang lebih luas untuk AI di semua bidang bisnis.
Bagian 'pembelajaran mesin' terpisah di situs web perusahaan mengatakan bila perusahaan akan menggunakan AI untuk membentuk katalog film dan acara TV perusahaan dengan mempelajari karakteristik yang membuat konten berhasil dan untuk mengoptimalkan produksi film dan acara TV asli.
Ini bukan satu-satunya posisi AI baru yang dicari oleh Netflix. Intercept juga melaporkan bahwa perusahaan juga sedang mencari untuk mempekerjakan direktur teknis untuk AI generatif di studio game-nya dengan upah mencapai US$650 ribu atau Rp9,8 miliar setahun. AI generatif dapat menghasilkan teks, gambar, dan video dari data input, yang dapat digunakan untuk membuat konten orisinal atau untuk tujuan periklanan.
Upaya AI generatif Netflix telah membuahkan hasil, pada awal bulan ini, Netflix menayangkan serial kencan realitas Spanyol baru yang berjudul Deep Fake Love, di mana pindaian wajah dan tubuh kontestan digunakan untuk membuat simulasi deepfake tentang diri mereka sendiri, dan departemen game perusahaan telah menggunakan AI untuk menghasilkan narasi dan dialog.
Baca Juga: Squid Game Season 2 di Netflix Menambahkan Delapan Pemeran Baru, Ada Siapa Saja?
Disney juga telah mencantumkan beberapa posisi terkait pembelajaran mesin, meski belum menentukan kisaran gaji. Selama panggilan pendapatan baru-baru ini, kepala eksekutif Disney Bob Iger, yang menyebut tuntutan aktor dan penulis untuk kompensasi yang lebih besar tidak realistis.
Sehingga itu, mengisyaratkan masalah potensial yang dapat dihadapi perusahaan dalam mengintegrasikan AI ke dalam model bisnis mereka. “Faktanya, kami sudah mulai menggunakan AI untuk menciptakan beberapa efisiensi dan pada akhirnya untuk melayani konsumen dengan lebih baik. Tetapi juga jelas bahwa AI akan sangat mengganggu, dan bisa sangat sulit untuk dikelola, terutama dari perspektif manajemen Intellectual Property (IP),” katanya kami kutip dari The Guardian.
AI telah menjadi perdebatan yang intens dalam beberapa minggu pertama pemogokan bersama, terutama setelah Duncan Crabtree-Ireland, kepala negosiator Sag-Aftra, mengatakan bahwa studio telah mengusulkan agar pemain latarnya dapat dipindai, dibayar untuk satu hari, dan perusahaan mereka harus memiliki pindaian itu, gambar mereka, kemiripan mereka, dan untuk dapat menggunakannya selama-lamanya, pada proyek apapun yang mereka inginkan, tanpa persetujuan dan tanpa kompensasi.