Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) ketika dikembangkan untuk hal yang positif, maka akan sangat membantu pekerjaan manusia. Contohnya saja, seperti yang dipublikasikan dalam artikel ilmiah The Lancet Oncology.
Dua ahli radiologi manusia telah melakukan studi untuk meninjau penggunaan teknologi AI dalam mendukung pemindaian kanker payudara. Percobaan itu mengungkap bahwa, AI dapat mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan dokter untuk membaca mammogram menjadi setengahnya.
"Dan pengujian awal menemukan, AI dapat mengingatkan dokter akan lebih banyak diagnosis kanker payudara daripada yang mereka temukan sekarang," tulis laman Gizmodo, dilansir Jumat (4/8/2023).
Uji coba tersebut mengamati 80.000 wanita berusia antara 40 hingga 80 tahun, dengan usia rata-rata 54 tahun. Peneliti menyaring 80.000 wanita antara April 2021 dan Juli 2022.
Kombinasi deteksi AI dan satu atau dua ahli radiologi melakukan penyaringan terhadap 39.996 pasien. Proses penyaringan standar dengan dua ahli radiologi digunakan untuk 40.024 pasien lainnya.
Tinjauan AI akhirnya mengidentifikasi 244 kasus kanker payudara, sementara ahli radiologi mengidentifikasi 203 wanita dengan kanker di kumpulan mereka.
Secara keseluruhan, para peneliti mendapati, AI telah mendeteksi 41 kanker lebih banyak dan melaporkan 19 di antaranya invasif sementara 22 kanker in situ.
Baca Juga: Discord PHK Karyawan dari Unit Bisnisnya, Antara Lain Pemasaran dan Kemitraan
Baca Juga: Lenovo Legion Slim 5 Layar 14 Inci: Mulai Tersedia di Seluruh Dunia pada September
Meningkatnya jumlah kanker in situ yang ditemukan dengan AI dibandingkan pemindaian standar dapat mengkhawatirkan dalam hal overdiagnosis.
Studi ini turut melaporkan, pemindaian yang didukung AI menemukan 60 kanker in situ, sedangkan pemindaian standar menemukan 38 skrining positif.
"Peneliti menemukan, hasil pemindaian yang didukung AI tidak menunjukkan 'positif palsu' yang lebih banyak daripada skrining standar. Tingkat positif palsu rata-rata adalah 1,5 persen pada kelompok skrining AI dan standar," tutur peneliti di publikasi itu.
Proses penyaringan AI, dapat memiliki dampak positif dalam mengurangi beban kerja membaca ahli radiologi sebesar 44%, kata peneliti.
Baca Juga: Instagram Coba Kurangi Spam, Akun Tak Dikenal Cuma Bisa Kirim 1 Pesan
Baca Juga: CapCut Dituding Gunakan Data Biometrik Penggunanya Tanpa Izin, Pengacara: Ini Aplikasi Berbahaya
Mengurangi Tenaga SDM yang Harus Bertugas
Mammogram biasanya memerlukan dua ahli radiologi untuk meninjau hasilnya. Tetapi dengan menyertakan AI dalam proses penyaringan, kebutuhannya menjadi hanya satu ahli radiologi.
Penulis utama publikasi ini, dari Universitas Lund di Swedia, Kristina Lång, mengatakan bahwa, perlu ada uji coba baru untuk meyakini betul janji keselamatan selama penggunaan AI dalam tes. Selain itu, evaluasi berbasis program untuk mengatasi kekurangan ahli radiologi di banyak negara. Karena apa yang dilakukan mereka tidak cukup memastikan bahwa AI siap diterapkan dalam pemeriksaan mamografi.
"Penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan, untuk memahami sepenuhnya hasil pemeriksaan AI, dan bagaimana teknologi tersebut dapat membantu ahli radiologi. Serta untuk melihat apakah menggabungkan AI dalam mendeteksi kanker payudara bisa menghemat biaya," ujarnya kepada The Guardian.
Lång menambahkan, pihaknya membutuhkan sedikitnya satu ahli radiologi yang bertanggung jawab untuk mendeteksi. Hal itu berpotensi mengurangi tekanan pada beban kerja, dan memungkinkan ahli radiologi untuk fokus pada diagnosis yang lebih maju, sambil mempersingkat waktu tunggu untuk pasien.
Uji coba masih berlangsung hingga hasil uji coba menunjukkan alat AI layak diluncurkan. Hasil utama lengkap dari uji coba ini, diperkirakan akan selesai pada Desember 2024, setelah peserta yang disaring setidaknya memiliki tindak lanjut dua tahun.
Pemindaian atau skrining untuk kanker payudara adalah langkah penting yang harus dilakukan perempuan, untuk mengidentifikasi dan mengobati penyakit ini sejak dini.
Bahkan menjadi lebih penting lagi karena ini adalah kanker paling umum di seluruh dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. WHO mencatat bahwa lebih dari 2,3 juta wanita terdiagnosis kanker payudara setiap tahun.