YouTube Akan Hapus Konten Misinformasi Medis

Uli Febriarni
Rabu 16 Agustus 2023, 17:52 WIB
ilustrasi misinformasi di bidang medis (Sumber : freepik)

ilustrasi misinformasi di bidang medis (Sumber : freepik)

Pada Selasa (15/8/2023), YouTube mengumumkan, mereka akan mulai menghapus konten yang berisikan informasi klaim palsu tentang perawatan kanker. Ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam menerapkan kebijakan atas informasi medis yang salah (misinformasi).

Di bawah kebijakan yang diperbarui, YouTube akan melarang konten yang mempromosikan perawatan kanker yang terbukti berbahaya atau tidak efektif, atau konten yang membuat pemirsa enggan mencari perawatan medis profesional. YouTube juga melarang klaim palsu tentang vaksin dan aborsi, serta konten yang mendukung atau mengagungkan gangguan makan.

Laman CNN memberitakan, sebelumnya perusahaan mengatakan, mereka menggunakan moderasi manusia dan otomatis untuk meninjau video dan konteksnya.

"YouTube juga berencana untuk mempromosikan konten terkait kanker dari Mayo Clinic dan sumber resmi lainnya," tulis laman yang dikutip pada Rabu (16/8/2023) itu.

Pembaruan ini hanya salah satu dari beberapa langkah yang telah dilakukan YouTube dalam beberapa tahun terakhir, terkait kebijakan penindakan atas misinformasi medisnya. 

Kepala Kesehatan YouTube, Dr. Garth Graham, menyatakan kerangka kerja kebijakan misinformasi medis yang terbaru ini, akan mempertimbangkan konten dalam tiga kategori: pencegahan, pengobatan, dan penyangkalan. 

"Termasuk konten yang mempromosikan perawatan, yang belum terbukti sebagai pengganti perawatan yang disetujui atau sebagai jaminan penyembuhan. Serta perawatan yang secara khusus dianggap berbahaya oleh otoritas kesehatan," kata dia seperti diunggah dalam blog YouTube.

"Seperti klaim menyesatkan bahwa pasien harus mengonsumsi vitamin C daripada terapi radiasi," terangnya lagi. 

Graham menjelaskan, untuk menentukan apakah suatu kondisi, perawatan, atau zat termasuk dalam cakupan kebijakan misinformasi medis YouTube, mereka akan mengevaluasinya.

"Apakah terkait dengan risiko kesehatan masyarakat yang tinggi, bukan merupakan pedoman yang tersedia untuk umum dari otoritas kesehatan di seluruh dunia, dan apakah rentan terhadap misinformasi," ungkapnya. 

Ia melanjutkan, YouTube akan mengambil tindakan terhadap konten yang termasuk dalam kerangka itu, dan konten-konten yang bertentangan dengan otoritas kesehatan setempat atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

"Kebijakan tersebut dirancang untuk menjaga keseimbangan penting dalam menghapus konten yang sangat berbahaya, sambil memastikan ruang untuk debat dan diskusi," imbuh dia. 

Sementara itu dilaporkan The Irish Times, platform tersebut sudah memiliki lusinan pedoman tentang misinformasi medis, yang mencakup vaksin, kesehatan reproduksi, dan Covid. 

Masalah kesalahan informasi medis disorot selama pandemi Covid-19.

"Gambaran yang lebih besar adalah, bagaimana Anda bersikap atas kesalahan informasi medis di luar Covid dan penyakit lain yang memengaruhi populasi?" ujar Graham. 

"Karena Covid telah mencapai kondisi mapan yang lebih kronis, kami ingin mengembangkan pendekatan misinformasi medis kami lebih dari itu. Kami sedang melihat konsep kerangka kerja umum, tentang bagaimana kami melihat dan mengidentifikasi area utama yang matang untuk informasi medis yang salah, tetapi juga berdampak secara global," ujar Graham selanjutnya. 

Platform ini akan bekerjasama dengan ahli medis baik di WHO dan maupun lokal, mengkaji kerangka kerja lebih luas, yang akan mengatur berbagai jenis informasi medis di situs web.

"Konten yang melanggar pedoman akan dihapus, kecuali dianggap untuk kepentingan publik, seperti audiensi publik atau komentar yang dibuat oleh kandidat politik nasional yang menentang pedoman otoritas kesehatan," tuturnya. 

Graham juga mengatakan, bagaimanapun, konten tersebut mungkin dibatasi usia atau memiliki informasi tambahan yang diberikan untuk memberikan konteks penting pada video.

Kebijakan juga akan diadaptasi sejalan dengan pedoman kesehatan masyarakat, kata YouTube.

"Tujuan kami adalah untuk membuat aturan jalan lebih jelas dan memiliki kerangka kerja yang lebih transparan, untuk mengevaluasi apakah penyakit atau kondisi tertentu akan muncul di masa mendatang," sebut perusahaan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby22 Februari 2025, 16:51 WIB

Mau Beli Akun atau Joki Gim? BangJohn Bisa Jadi Opsi

Platform ini Tawarkan Solusi Transaksi yang Aman dan Nyaman bagi Gamers.
BangJohn memungkinkan konsumen untuk jual, beli, dan joki gim. (Sumber: istimewa)
Techno21 Februari 2025, 23:29 WIB

Instagram Tambahkan Sejumlah Fitur DM Baru dalam Pembaruannya

Pembaruan DM meliputi berbagi musik, penjadwalan pesan, penerjemahan, dan banyak lagi.
Sejumlah pembaruan di pesan langsung (DM) Instagram. (Sumber: Meta)
Culture21 Februari 2025, 18:19 WIB

Sarkem Fest 2025 Digelar 2 Hari, Ini Daftar Acaranya

Sarkem Fest menampilkan tradisi ruwahan apeman.
Sarkem Fest 2025.
Techno21 Februari 2025, 18:08 WIB

Wacom Intuos Pro Dirombak Total, Tersedia dalam 3 Ukuran

Jajaran Intuos Pro 2025 telah dirampingkan dan dilengkapi kontrol dial mekanis baru yang dapat disesuaikan..
Wacom Intuos Pro. (Sumber: Wacom)
Lifestyle21 Februari 2025, 17:51 WIB

NJZ Menjadi Bintang dalam Kampanye Denim Musim Semi 2025 Calvin Klein

Pengumuman ini merupakan yang pertama setelah perubahan nama mereka menjadi NJZ.
Member NJZ jadi model untuk koleksi pakaian musim semi 2025 dari Calvin Klein. (Sumber: Calvin Klein)
Techno21 Februari 2025, 17:08 WIB

Apple Tak Lagi Produksi iPhone 14 dan Setop Pakai Port Lightning

Apple telah beralih ke USB-C yang dimulai dari iPhone 15.
iPhone 14 (Sumber: Apple.com)
Automotive21 Februari 2025, 16:15 WIB

IIMS 2025: KIA Pajang New Sonet dan New Seltos, Begini Spek dan Harganya

Kedua SUV ini siap menemani perjalanan perkotaan hingga petualangan luar kota.
KIA New Sonet dipajang di IIMS 2025. (Sumber: KIA)
Techno21 Februari 2025, 15:23 WIB

Oppo Find N5 Rilis Global, Ponsel Lipat Tertipis di Dunia Saat Ditutup

Ini adalah perangkat lipat yang sangat tipis dengan baterai jumbo.
Oppo Find N5 dalam warna Cosmic Black dan Misty White. (Sumber: Oppo)
Automotive20 Februari 2025, 19:40 WIB

VinFast VF 3 Diniagakan di Indonesia, Ada Promo untuk Pembelian di IIMS 2025

Mobil ini bisa menjadi kompetitor untuk Wuling Air ev.
VinFast VF 3. (Sumber: vinfast)
Techno20 Februari 2025, 19:05 WIB

Huawei Rilis 3 Perangkat Baru, Ada Tablet hingga Gelang Kebugaran

Ketiga gadget ini dihadirkan bersamaan dengan ponsel lipat tiga pertama di dunia milik perusahaan.
Huawei memberi pembaruan untuk tablet pintar MatePad Pro 13.2 inci. (Sumber: Huawei)