Pemerintah Kota New York telah melarang pegawai pemerintahannya menggunakan TikTok. Ini didasarkan adanya kekhawatiran aplikasi milik China tersebut menimbulkan 'ancaman keamanan bagi jaringan teknis kota.'
Keputusan tersebut akan memengaruhi pekerjaan seperti polisi kota, dewan kota, dan hubungan masyarakat, yang semuanya diberi mandat untuk menghapus aplikasi TikTok, setidaknya dalam 30 hari ke depan.
Arahan yang dikeluarkan pada Rabu (16/8/2023), usai peninjauan oleh NYC Cyber Command. Menurut seorang pejabat kota setempat, NYC Cyber Command menemukan bahwa TikTok 'menimbulkan ancaman keamanan bagi jaringan teknis kota.'
"Mulai segera, pegawai kota dilarang mengunduh atau menggunakan aplikasi dan mengakses situs web TikTok dari perangkat milik kota manapun," lapor The Verge, seperti dikutip pada Kamis (17/8/2023).
Juru Bicara Balai Kota New York, mengungkapkan bahwa meskipun media sosial sangat bagus dalam menghubungkan warga New York satu sama lain dan kota, pihaknya harus memastikan selalu menggunakan platform ini dengan cara yang aman.
"NYC Cyber Command secara teratur mengeksplorasi dan memajukan langkah-langkah proaktif, untuk menjaga keamanan data warga New York," lanjut mereka.
Sementara itu, FBI dan Komisi Komunikasi Federal telah memperingatkan warga mengenai perusahaan induk TikTok, ByteDance, bisa saja membagikan data pengguna dengan pemerintah otoriter China.
Bukan Hanya Amerika Serikat, 34 Negara Bagian Turut Melarang TikTok
Langkah itu dilakukan ketika 34 negara bagian telah mengumumkan atau memberlakukan larangan pada lembaga pemerintah negara bagian, karyawan, dan kontraktor yang menggunakan TikTok pada perangkat yang dikeluarkan pemerintah.
Baca Juga: Ini 4 Layanan Baru di Aplikasi myHyundai
Seperti dilakukan pemerintah Montana, yang mengeluarkan undang-undang pada April 2023, untuk melarang TikTok beroperasi di negara bagian tersebut.
RUU tersebut akan melarang pengunduhan TikTok di Montana dan akan mendenda 'entitas' apapun -toko aplikasi atau TikTok- sebesar $10.000 per hari untuk setiap kali ada pihak tertentu yang memberikan akses platform media sosial atau mengunduh aplikasi.
"Hukuman tidak akan berlaku untuk pengguna," lapor DailyMail.
RUU Montana bukanlah larangan menyeluruh pertama yang dihadapi perusahaan. Pada 2020, Presiden Donald Trump saat itu mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang penggunaan TikTok dan platform perpesanan China WeChat. Upaya itu dibatalkan oleh pengadilan dan ditangguhkan oleh pemerintahan Biden.
TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan teknologi China ByteDance, telah berada di bawah pengawasan ketat atas data pengguna ke pemerintah China, atau mendorong propaganda pro-Beijing dan informasi yang salah di platform tersebut.
Meski demikian, ByteDance yang kehadirannya diwakili CEO TikTok Shou Zi Chew, menyebut TikTok bukan agen China atau negara lain manapun.
Beberapa anggota panitia tidak puas dengan tanggapan Chew atas pertanyaan mereka.
Baca Juga: YouTube Akan Hapus Konten Misinformasi Medis
Warga Amerika Pecah Suara Soal Larangan TikTok di Negaranya
Soal pelarangan TikTok di Amerika, warga setempat telah terbagi. Ada yang mengatakan itu melanggar kebebasan berekspresi mereka, sedangkan yang lain memperingatkan itu merusak kaum muda dan digunakan sebagai alat mata-mata China.
Misalnya Gavin Dees, seorang TikToker dengan lebih dari satu juta pengikut. Kepada DailyMail ia berkata, berjuang untuk TikTok bukanlah berjuang untuk sebuah aplikasi.
"Ini memperjuangkan hak untuk berbicara. Ini berjuang bahkan untuk orang yang mungkin tidak sepenuhnya saya percayai dengan cara yang sama. Saya percaya pada hak Anda untuk percaya itu dan untuk membicarakannya. Dan TikTok memungkinkannya dengan cara yang belum pernah kami lihat," kata dia.
Namun, para orang tua fokus pada bahaya yang ditimbulkan TikTok pada anak-anak.
Beberapa orang tua mengklaim TikTok membuka anak-anak mereka terhadap predator.
Seorang penduduk New York, Kimberly Viola, mengatakan bahwa putrinya yang berusia 10 tahun terpapar materi seksual eksplisit dari seorang predator di TikTok.
"Apa yang terjadi adalah predator ini, begitu mereka masuk dalam daftar teman Anda, mereka dapat membuka diri kepada Anda," jelas Viola.
"Jadi kami memiliki predator yang dapat menyemangati putri saya, dan benar-benar menunjukkan kepada putri saya gambar-gambar berbahaya yang dilakukan sendiri, tetapi juga mendorongnya di platform seksual," ungkap dia.
Sementara itu The Washington Post, pernah melaporkan perihal tantangan di TikTok telah merenggut nyawa seorang anak di Chester.
Nylah Anderson, mendiang terinspirasi oleh video 'Blackout Challenge' di TikTok.
Anak berusia 10 tahun itu kemudian gantung diri saat ibunya berada di lantai bawah di rumah mereka.
Ibunya, Tawainna Anderson, menemukannya tergantung di lemari dan sempat melakukan CPR sampai paramedis membawanya ke rumah sakit tepat di seberang garis negara bagian di Wilmington, Del.