Ribuan Ilmuwan Mengurangi Penggunaan Twitter dan Pindah Ke Medsos Lain, Kenapa Ya?

Uli Febriarni
Kamis 17 Agustus 2023, 13:05 WIB
logo X (Sumber : X)

logo X (Sumber : X)

Sebuah survei yang dilakukan oleh Nature.com mendapati, para ilmuwan meninggalkan platform media sosial Twitter, yang sekarang dikenal sebagai X.

Alasan yang diberikan responden bervariasi, tetapi banyak dari mereka yang mengurangi atau menghentikan aktivitas mereka di X menyebutkan: manajemen platform usai diambilalih Elon Musk.

"Banyak yang mengatakan bahwa mereka telah melihat peningkatan jumlah akun palsu, troll, dan ujaran kebencian di platform," ungkap laman Nature, dilansir Kamis (17/8/2023).

Salah satu peneliti yang pergi dari Twitter yakni Emilia Jarochowska. Jarochowska awalnya bergabung dengan Twitter pada 2016. Emilia berharap, publikasi penelitiannya di platform -yang dulu berlogo burung biru- itu dapat membantu meningkatkan karirnya di bidang Paleontologi. 

Namun, apa yang ia harapkan kala menempuh PhD itu melenceng jauh. Puncaknya, pada Desember 2022 saat banyak muncul unggahan berisikan kesalahan informasi tentang perubahan iklim dan COVID-19.

Jarochowska -sekarang di Universitas Utrecht di Belanda- menutup akunnya. Ia merasa bahwa reputasinya dapat terancam jika dia terus menggunakan platform tersebut.

"Dia merasa bahwa Twitter mempromosikan wacana provokatif atas fakta dan mendorong jenis kontroversi yang 'tidak seharusnya dikaitkan dengan ilmuwan'", tulis Nature.

Baca Juga: Pegawai Pemerintahan New York Harus Menghapus Aplikasi TikTok dari Perangkat

Baca Juga: Ini 4 Layanan Baru di Aplikasi myHyundai

penelitian Nature mengenai penggunaan Twitter di kalangan ilmuwansurvey Nature mengenai penggunaan Twitter di kalangan ilmuwan (Sumber:nature.com)

Yang mencengangkan, survei yang dilakukan oleh Nature menunjukkan bahwa Jarochowska tidak sendirian. 

Untuk gambarannya, Nature menjangkau lebih dari 170.000 ilmuwan yang pernah atau masih menjadi pengguna Twitter; hampir 9.200 menanggapi.

Lebih dari setengah melaporkan, mereka telah mengurangi waktu yang mereka habiskan di platform dalam enam bulan terakhir. Selain itu, hanya di bawah 7% telah berhenti menggunakannya sama sekali.

Sekitar 46% telah bergabung dengan platform media sosial lainnya, seperti Mastodon, Bluesky, Threads, dan TikTok. Demikian diunggah oleh Nature dalam grafik. 

Dengan migrasi ini muncul ketidakpastian yang meluas. Banyak akademisi khawatir bahwa lanskap media sosial yang berubah, merusak beberapa kemajuan yang dibantu oleh Twitter untuk memfasilitasi keragaman, kesetaraan, dan inklusi untuk akademisi.

Baca Juga: Hyundai All New SANTA FE: SANTA FE Generasi Kelima Bergaya Outdoor Abis! Kapan Meluncur ke Indonesia?

Baca Juga: Daihatsu Hadirkan Xenia Limited Edition di GIIAS 2023, Cuma Ada 20 Unit

Ilmuwan Anggap Twitter Sekarang Berantakan dan Banyak Akun 'Aneh'

Seorang ilmuwan lingkungan di Free University of Amsterdam, Žiga Malek, menyatakan dia telah mulai melihat banyak akun sayap kanan politik 'aneh'di X. Akun-akun itu mendukung penyangkalan sains dan rasisme dalam feed mereka. Sehingga, Malek harus memblokir akun itu terus-menerus.

"Twitter selalu tidak begitu baik, katakanlah, tapi sekarang berantakan," kata dia.

Bukan hanya Nature.com, laman The Guardian juga melaporkan setengah dari jumlah orang yang secara teratur mencuit tentang krisis iklim dan alam, meninggalkan Twitter setelah diambil alih oleh Elon Musk

Para peneliti mengatakan Twitter, yang sekarang berganti nama menjadi X, sebelumnya menjadi platform media sosial terkemuka untuk diskusi lingkungan. Tetapi kini sangat mengganggu.

Peneliti iklim menemukan peningkatan penyebaran misinformasi tentang perubahan iklim di platform, dan peningkatan dramatis dalam ujaran kebencian.

"Para ilmuwan dan lainnya mengatakan pada Desember bahwa, telah terjadi lonjakan poin pembicaraan penyangkal perubahan iklim di Twitter, sejak pengambilalihan Musk," unggah The Guardian.

Para peneliti mempelajari 380.000 pengguna yang biasanya secara teratur mencuit tentang pemanasan global dan keanekaragaman hayati. Mereka menemukan sebanyak 47,5% telah menjadi tidak aktif, setidaknya enam bulan setelah pengambilalihan terakhir.

Sebagai perbandingan, hanya 21% dari 458.000 kelompok kontrol yang mencuit tentang politik AS menjadi tidak aktif pada periode yang sama.

Prof Charlotte Chang, dari Pomona College di AS, yang memimpin penelitian tersebut, menyatakan sebetulnya Twitter punya kekuatan luar biasa sebagai forum terbuka, menjadi tempat di mana orang dapat berbagi ide dan opini serta memengaruhi orang lain.

Mereka memiliki tantangan besar untuk memberdayakan pemangku kepentingan di semua sektor masyarakat, untuk mengambil tindakan guna menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati dan untuk memerangi bencana perubahan iklim.

"Kami sangat kecewa saat mengetahui bahwa setelah penjualan (diambil alih Elon Musk), komunitas Twitter lingkungan kami benar-benar menurun," ucapnya. 

Chang mengatakan tidak pasti ke mana wacana lingkungan yang sekarang hilang dari Twitter akan berpindah. Mengingat Mastodon, Threads, dan Instagram belum mereplikasi kesuksesan Twitter di masa lalu di bidang ini.

Dia mengatakan penurunan di Twitter dapat berlanjut, penelitian sebelumnya di jejaring sosial mencatat efek bola salju.

Sementara itu ilmuwan iklim dari University College London, Prof Mark Maslin, menemukan situasi yang ia sebut perubahan besar di Twitter

"Saya mendapatkan begitu banyak pelecehan dan komentar kasar sekarang," ujarnya.

Ilmuwan Pindah ke Media Sosial Mana?

perubahan penggunaan media sosial di kalangan ilmuwanperubahan penggunaan media sosial di kalangan ilmuwan (sumber:nature.com)

Dari dalam survei Nature diketahui pula, LinkedIn adalah tempat terpopuler kedua bagi responden untuk membuka akun baru. Sedangkan Instagram, milik Meta, berada di urutan ketiga. Threads, juga dimiliki oleh Meta turut jadi pilihan para ilmuwan.

Insinyur pesisir di Delft University of Technology di Belanda, Stuart Pearson, mengaku jika semua orang menghilang dari Twitter, ia berpikir akan mulai membatasi jangkauan beberapa pekerjaan yang biasanya dilakukan.

Meskipun dia sudah mulai melihat orang-orang dari jaringannya keluar atau menjadi kurang aktif, Pearson belum siap untuk melepaskannya. Dia membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan pengikut dan membangun jaringan.

"Saya tidak bisa mengatakan saya terlalu bersemangat untuk mengulanginya lagi," tandasnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 April 2025, 11:11 WIB

Jiplak Fitur TikTok, Reels Instagram Kini Bisa Dipercepat Saat Dilihat

Instagram kini memungkinkan pengguna untuk mempercepat Reels seperti di TikTok.
Reels Instagram sekarang bisa dipercepat saat diputar. (Sumber: istimewa)
Lifestyle05 April 2025, 11:00 WIB

Casio G-SHOCK x Barbie Rilis Jam Tangan Serba Pink

Jam Tangan GMAS110BE-4A Edisi Terbatas Mengekspresikan Pandangan Dunia Barbie.
Casio G-SHOCK GMAS110BE-4A x Barbie. (Sumber: Casio)
Techno04 April 2025, 16:36 WIB

Batas Waktu Pelarangan TikTok Berlaku 5 April 2025, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Trump menegaskan bahwa TikTok harus menjual platform mereka agar bisa tetap beroperasi di AS.
TikTok.
Automotive04 April 2025, 16:12 WIB

Hyundai Ungkap IONIQ 6 dan IONIQ 6 N Line dengan Desain Terbaru

Dua mobil listrik baru tersebut diperkenalkan di Seoul Mobility Show 2025.
Hyundai IONIQ 6.
Techno04 April 2025, 15:37 WIB

Spek Lengkap POCO M7 Pro 5G, Didukung Aplikasi Google Gemini

Mendefinisikan Ulang Hiburan 5G dengan Gaya dan Harga Terjangkau untuk Generasi Berikutnya.
POCO M7 Pro 5G. (Sumber: POCO)
Startup04 April 2025, 15:15 WIB

Elon Musk Sebut xAI Telah Resmi Mengakuisisi X

Masa depan kedua perusahaan tersebut saling terkait.
Elon Musk (Sumber: Istimewa)
Techno04 April 2025, 14:28 WIB

Kebijakan Tarif Trump Gemparkan Pasar Keuangan Global

Hal ini berpotensi kembali memicu kenaikan inflasi dan akan semakin menunda dimulainya kembali tren penurunan suku bunga.
Presiden AS Donald Trump. (Sumber: null)
Techno03 April 2025, 16:29 WIB

Nintendo Switch 2 akan Dijual Seharga Rp7 Jutaan, Rilis 5 Juni 2025

Perusahaan tersebut mendalami perangkat keras, fitur, dan permainan selama Nintendo Direct yang sangat sukses.
Nintendo Switch 2. (Sumber: Nintendo)
Techno03 April 2025, 16:05 WIB

Generator Gambar ChatGPT Sekarang Tersedia untuk Semua Pengguna Gratis

Sekarang semua orang dapat membuat karya seni ChatGPT ala Studio Ghibli.
Logo OpenAI (Sumber: OpenAI)
Startup03 April 2025, 14:52 WIB

Grab Dilaporkan akan Akuisisi Gojek: Butuh Dana Rp33 Triliun

Yang jadi kekhawatiran atas akuisisi ini adalah terjadinya monopoli di sektor startup layanan ride hailing.
Grab (Sumber: GRAB)