Apa Itu Imunitas Siber? yang Menurut Kaspersky Krusial Dimiliki di Era AI

Uli Febriarni
Senin 28 Agustus 2023, 17:29 WIB
Eugene Kaspersky Chief Executive Officer, Kaspersky (Sumber : Kaspersky)

Eugene Kaspersky Chief Executive Officer, Kaspersky (Sumber : Kaspersky)

Menyadari potensi kecerdasan buatan bisa digunakan untuk mengganggu industri secara global di masa depan, perusahaan keamanan siber global Kaspersky, mengembangkan sistem teknologi informasi dengan perlindungan bawaan atau dikenal sebagai Imunitas Siber.

CEO Kaspersky, Eugene Kaspersky, menekankan imunitas siber (cyber immunity) atau perlindungan bawaan adalah kunci di era kecerdasan artifisial (AI) saat ini, agar tetap aman untuk merangkulnya.

Menurut Kaspersky, sistem itu memiliki kekebalan terhadap siber, dan untuk mencapainya harus diamankan dengan didesain.

Ia mengatakan, Kaspersky Cyber Immunity adalah pendekatan yang belakangan ini disuarakan di Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Baca Juga: Fiks! Kalau Jadi Turis di Vietnam, Bisa Belanja Pakai QRIS

Baca Juga: Spanyol Kini Punya Badan Pengawas AI, Pertama di Eropa

"Ini mewujudkan sistem yang aman sesuai desain, yang memungkinkan terciptanya solusi yang hampir tidak mungkin untuk dieksploitasi, dan meminimalkan jumlah potensi kerentanan," ujar Kaspersky, dilansir dari laman Tempo, Senin (28/8/2023).

Konsep Imunitas Siber Kaspersky, menyiratkan bahwa sebagian besar jenis serangan siber tidak efektif, dan tidak dapat mempengaruhi fungsi penting sistem dalam skenario penggunaan yang ditentukan pada tahap desain.

"Di zaman di mana teknologi dapat digunakan oleh orang baik maupun orang jahat, keamanan siber tradisional tidak lagi cukup. Kita perlu merevolusi pertahanan kita, untuk memastikan kita menciptakan dunia digital yang lebih aman," kata Kaspersky serius.

Salah satu bentuk perkembangan teknologi yang menjadi sorotan Kaspersky adalah Artificial Intelligence (AI) dan ChatGPT. Dua hal itu memunculkan efek nyata dari melesatnya teknologi, khususnya pada ChatGPT; yang selain menyediakan bantuan informasi untuk dieksplorasi oleh pengguna secara mudah dan sederhana, ternyata dapat dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk mengeksploitasi korban dan meningkatkan serangan phising dan malware. 

Baca Juga: Meta Akan Aktifkan E2EE untuk Messenger pada Akhir 2023, Aman dari Penyadapan

Sementara itu, Managing Director Asia Pasifik Kaspersky, Adrian Hia, menyebut bahwa kawasan Asia Pasifik berada di garis depan revolusi AI. Ia melanjutkan, laporan dari International Data Corporation (IDC) menyoroti, China, Australia, dan India adalah tiga pemimpin terbesar dalam belanja AI di kawasan Asia Pasifik.

Belanja AI di kawasan ini akan meningkat dua kali lipat dalam tiga tahun. Perkiraan angka dari US$ 9,8 miliar pada 2023 menjadi US$ 18,6 miliar pada 2026 atau sekitar Rp293 triliun.

"Saya yakin akan ada lebih banyak negara yang mengikuti langkah serupa," jelasnya.

Untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada keterampilan teknis, sebagian besar perusahaan lokal di Asia Pasifik juga akan menerapkan AI di seluruh kategori teknologi bisnis, dalam waktu tiga tahun.

Saat ini ukuran pasar AI di Asia Pasifik mencapai US$ 22,1 miliar dan diperkirakan akan tumbuh hampir empat kali lipat pada 2028, yaitu sebesar US$ 87,6 miliar atau sekitar Rp1.379 triliun.

"Perusahaan menyadari cara memanfaatkan kekuatan AI untuk meningkatkan efisiensi aset mereka, meningkatkan kualitas produk mereka, dan bahkan untuk merampingkan rantai pasokan mereka demi keuntungan yang lebih baik," kata Adrian Hia.

Baca Juga: 2 Tips Saja, Lawan Efek Buruk Polusi Pada Kulit

Baca Juga: Polusi Udara Terkait dengan Tingkat Kriminal, Ini Studinya

Keadaan ini, tambahnya, membuat Kaspersky siap untuk membuat peta jalan yang aman terkait penerapan dan adopsi AI di Asia Pasifik. Selain itu, perusahaan akan memastikan memanfaatkan keunggulan AI, tanpa mengorbankan keamanan siber.

"Kami siap untuk memetakan peta jalan yang aman saat ini, terkait penerapan dan adopsi AI di APAC, untuk memastikan perusahaan juga menerapkan imunitas siber," imbuhnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno13 Maret 2025, 21:47 WIB

Samsung Galaxy A06 5G Diniagiakan di Indonesia, Main Free Fire Tanpa Lag

Untuk menambah pengalaman gaming penggunanya, saat ini, Galaxy A06 5G hadir dengan sleeve eksklusif Free Fire.
Samsung Galaxy A06 5G. (Sumber: Samsung)
Startup13 Maret 2025, 21:13 WIB

Elevarm Umumkan Pendanaan Pra-Seri A dari Intudo Ventures, Segini Nominalnya

Elevarm memiliki potensi besar untuk membentuk masa depan industri hortikultura Indonesia.
Elevarm. (Sumber: istimewa)
Techno13 Maret 2025, 19:59 WIB

TCL Hadirkan TV C6KS Premium dengan Layar QD Mini LED

TCL punya tingkat kontras yang enggak ada lawannya.
TCL menghadirkan televisi (TV) C6KS. (Sumber: dok. tcl)
Tips13 Maret 2025, 19:31 WIB

Cara Kelola Uang Jelang Hari Raya Idul Fitri

Alasan mengapa penting untuk mengelola keuangan saat Ramadan dan lebaran.
Ilustrasi mengatur uang saat Ramadan. (Sumber: freepik)
Techno13 Maret 2025, 17:13 WIB

Spek Lengkap Laptop Gaming Razer Blade 18

Bermain dan Berkreasi dengan Razer Blade 18 Terbaru.
Razer Blade 18. (Sumber: Razer)
Travel13 Maret 2025, 16:53 WIB

Abu Dhabi akan Memperkenalkan Pertunjukan Cahaya Drone Terbesar di Dunia

Ini adalah cara guna mengangkat cerita budaya Dubai melalui teknologi.
Ilustrasi pertunjukkan yang akan digelar di Abu Dhabi, Dubai. (Sumber: istimewa)
Techno13 Maret 2025, 15:49 WIB

Nubia V70 Max Diluncurkan di Indonesia, Ini Spesifikasinya

Perusahaan juga mengenalkan AI baru untuk jajaran perangkatnya.
Nubia V70 Max. (Sumber: ZTE)
Automotive13 Maret 2025, 15:15 WIB

KIA Concept EV2 akan Dipasarkan Mulai 2026, Tengok Interior dan Eksteriornya

Kia Concept EV2 mewujudkan semangat inovasi dan petualangan.
KIA Concept EV2 (Sumber: KIA)
Techno12 Maret 2025, 21:41 WIB

Vivo V50 Hadir dengan Fitur ZEISS Group Portrait

Abadikan kebersamaan Ramadan hingga 30 orang dalam satu frame dengan detail yang jelas.
Vivo V50. (Sumber: Vivo)
Techno12 Maret 2025, 20:49 WIB

Indonesia Adopsi GenAI dengan Cepat, tapi Keterwakilan Perempuan Masih Minim

Buku panduan terbaru Coursera menguraikan strategi dan intervensi khusus untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam AI.
(ilustrasi) kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) (Sumber: Freepik)