FICO, perusahaan penyedia perangkat lunak, secara resmi meluncurkan platform berbasis komputasi awan (cloud) mereka di Indonesia.
Teknologi yang dihadirkan di platform FICO, dapat digunakan untuk lanskap bisnis dengan menyediakan analisis dan kemampuan kecerdasan buatan, untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dan memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Managing Director Fico di Asia, Dattu Kompella, menyebut ada banyak bentuk bisnis di Indonesia yang dapat memanfaatkan platform mereka. Mulai dari bank, lembaga jasa keuangan (LJK), perusahaan asuransi, perusahaan telekomunikasi, perusahaan utilitas, dan banyak lainnya.
Alasan Fico masuk ke Indonesia karena Indonesia memiliki potensi bisnis yang luar biasa. Menurut FICO, lanskap bisnis Indonesia begitu dinamis.
"Kami melihat adanya potensi yang luar biasa. Dengan Platform Fico, bisnis lokal dapat mengoptimalkan operasional, mencapai hasil bisnis, memperkuat hubungan dengan pelanggan, mendorong laju transformasi digital," kata dia, dikutip dari SWA, Rabu (30/8/2023).
Menurut Dattu, Fico saat ini melihat momentum yang signifikan dalam sektor jasa keuangan. Banyak bank di dunia memilih platform ini sebagai upaya transformasi digital mereka. Fico mengklaim, di Asia Pasifik perusahaan-perusahaan seperti ANZ, AGL, Trust Bank telah mencapai hasil bisnis dengan platform Fico.
Dattu menyebut, Fico telah mencapai pertumbuhan lebih dari 40% dari tahun ke tahun, selama 14 kuartal berturut-turut. Keberhasilan ini berkat inovasi mereka yang berfokus penuh pada pelanggan, hal tersebut membuat Fico berbeda di industri.
Baca Juga: Pertamina Siap Olah Sorgum, Jagung dan Singkong Sebagai Bioenergi
Baca Juga: Kim Bum Bakal Berperan Jadi Aa' Komarudin di Film Tanah Air Kedua, Si Pahlawan Garut
Baca Juga: Ponsel Gaming Entry Level Nubia Neo 5G Meluncur di Indonesia, Harga Belum Diungkap
Baca Juga: Nyeruit: Sedikit Cukup untuk Bersama, FIlm Dokumenter yang Kenalkan Budaya Makan Masyarakat Lampung
Menukil studi Forrester Consulting yang berjudul Current State of Advanced Analytics Adoption, meningkatkan pengalaman pelanggan merupakan prioritas utama bagi tiga dari empat pengambil keputusan industri di Indonesia. Studi ini juga mengungkap, lembaga jasa keuangan yang telah menerapkan atau memperluas penggunaan teknologi analisis tingkat lanjut cenderung mengalami peningkatan akuisisi pelanggan, peningkatan profitabilitas, dan peningkatan pemenuhan kepatuhan.
"Indonesia memiliki sektor perbankan dan jasa keuangan yang berkembang pesat, serta terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang paham digital," tuturnya.
"Terdapat persaingan untuk menjadi yang terdepan dalam hal pengalaman pelanggan. Karena para pemberi pinjaman dapat melihat manfaat bisnis yang jelas dari keberhasilan mengoperasionalkan kecerdasan buatan, otomatisasi keputusan, dan simulasi hasil bisnis," lanjut dia.
Sementara itu, Dattu juga menjelaskan perihal bagaimana teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) telah lama dinilai sangat efektif dalam memerangi kejahatan keuangan, terutama kejahatan pencucian uang atau money laundering.
Berdasarkan temuan FICO, AI dan ML bahkan telah digunakan lebih dari 30 tahun untuk deteksi penipuan tersebut.
Tapi untuk saat ini, mengingat banyaknya kasus pencurian data pribadi atau pembajakan akun, ML dan AI juga mampu digunakan untuk meningkatkan keamanan aplikasi dengan mendeteksi celah keamanan yang mungkin ada pada aplikasi.
Dengan menggunakan AI, perusahaan terutama di sektor perbankan dapat memeriksa kode aplikasi secara otomatis dan memberikan peringatan, jika ada celah keamanan yang perlu diperbaiki.
Meski demikian, tidak ada tingkat akurasi yang pasti dengan penggunaan AI tersebut. Karena menurut Dattu, semua kembali lagi ke keputusan perusahaan untuk mengambil strategi lebih lanjut.
"Ini (AI) membantu beberapa bidang dalam membuat keputusan tersebut menggunakan model matematika. FICO membantu Anda membuat keputusan yang tepat dan kemudian juga membantu Anda memantau keputusan tersebut," imbuhnya, dilansir lewat VOI.
Jadi secara garis besarnya, FICO akan membantu perusahaan untuk membuat keputusan (decision making). Setelah itu, FICO akan memonitor tepat atau tidaknya keputusan yang diambil bank tersebut.