Riset Monthly Indonesia Smartphone Tracker yang dilakukan Counterpoint, secara global menunjukkan bahwa pengiriman ponsel pintar di Indonesia turun 10% YoY, pada kuartal kedua tahun 2023 (Q2 2023). Menurut Counterpoint, hal itu seiring dengan dampak tantangan ekonomi makro.
Riset ini juga mengkaji penjualan smartphone di Indonesia, di mana mayoritas merek mengalami penurunan pangsa pasar.
Gambaran Pengiriman Smartphone Indonesia Berdasarkan OEM, Q2 2022 vs Q2 2023
(Sumber: Counterpoint Monthly Indonesia Smartphone Tracker, 2023)
Senior Analyst di Counterpoint, Febriman Abdillah, menyebut OPPO merebut kembali posisi teratas di pasar pada Q2 2023. Merek ini punya pangsa pasar sebanyak 21%. Capaian OPPO ini, sebagian besar didukung oleh model kelas bawah di seri A17.
"Merek tersebut melanjutkan kampanye pemasaran yang agresif dan model yang dirilis pada kuartal sebelumnya. Seri Reno8 T dan Find N2 Flip, memberikan efek limpahan pada visibilitasnya di pasar," kata dia, dilansir Rabu (30/8/2023).
Kondisi merek smartphone rilisan Korea Selatan, Samsung, mengalami penurunan pangsa pasar menjadi 19%. Di balik itu, untuk Q2 2023 ini, seri Galaxy A04 memberikan kontribusi signifikan terhadap volume penjualan Samsung.
Pangsa pasar Vivo berada di angka 17% meski mengalami penurunan, selanjutnya Xiaomi terlihat memiliki pangsa pasar sebesar 15%. Di urutan berikutnya, Realme punya pangsa 11%, Infinix 10%, dan merek lainnya 7%.
Baca Juga: FICO: Platform Penyedia Analitik dan Kemampuan AI, Resmi Beroperasi di Indonesia
Baca Juga: Kim Bum Bakal Berperan Jadi Aa' Komarudin di Film Tanah Air Kedua, Si Pahlawan Garut
Inisiatif terbaru menunjukkan bahwa Xiaomi telah berupaya memperkuat pasokan dan distribusinya. OEM melakukan gerakan pemasaran yang kuat selama kuartal ini, seperti peluncuran produk baru dan penataan ulang skema diskon. Dari riset Counterpoint didapati, performa sub-merek Xiaomi Redmi didorong oleh model-model baru yang diluncurkannya, khususnya seri Redmi A2 dan seri Redmi Note 12.
Di antara semua merek yang mengalami penurunan, data memperlihatkan hanya Infinix yang mengalami peningkatan pengiriman, bahkan tembus 17% YoY.
Infinix berfokus menjual smartphone dengan kisaran harga kurang dari $200 atau sekitar Rp3 jutaan. Merek ini dinilai agresif dalam aktivitas pemasarannya untuk meningkatkan kesadaran dan visibilitas merek.
"Produk-produk barunya yang diluncurkan, seperti seri Note 30, seri Hot 30, dan seri Smart 7, memberikan kontribusi volume yang signifikan terhadap keseluruhan pengiriman merek tersebut," lanjutnya.
Untuk pengiriman ponsel pintar 5G pada kisaran harga kurang dari $400 (Rp6 juta-an) meningkat 11% YoY di Q2, diduduki merek-merek seperti Samsung (seri Galaxy A14 5G, A23 5G dan A34 5G), Xiaomi (seri Redmi Note 12) dan iQOO (Z7 5G).
Baca Juga: Pertamina Siap Olah Sorgum, Jagung dan Singkong Sebagai Bioenergi
Baca Juga: Resmi! Apple Akan Mengumumkan iPhone 15 pada 12 September 2023
Abdillah menambahkan, Counterpoint memperkirakan, ke depannya pemulihan makroekonomi yang berkelanjutan dalam paruh kedua 2023 akan mengangkat pasar ponsel pintar.
"Harga menjadi lebih penting, mengingat iklim makroekonomi saat ini yang meningkatkan harga komoditas. Memberikan insentif kepada konsumen, seperti diskon, penawaran paket, bonus, dan skema tukar tambah, dapat menjadi salah satu pilihan untuk menjaga daya tarik pasar. Insentif ini bahkan mungkin relevan untuk segmen kelas menengah dan premium," imbuhnya.
Di tingkat merek, inisiatif baru Xiaomi untuk menurunkan harga dapat menarik konsumen dan membantu merek tersebut berkembang tahun ini. Sementara Infinix dapat berkembang lebih jauh, karena semakin populer di pasaran.