Dalam upaya mempercepat digitalisasi yang ekonomis dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat, Agree berupaya mendigitalisasikan para pelaku budidaya rumput laut, di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Agree merupakan platform agrobisnis yang berada di bawah payung Leap-Telkom Digital (Leap), inisiatif layanan berbasis Internet of Things (IoT) yang dimiliki oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom).
Untuk mewujudkan rencana di atas tadi, Agree menjalin kerja sama dengan Organisasi Perburuhan Internasional atau International Labour Organization (ILO), dalam mengimplementasikan teknologi digital bagi ekosistem rantai nilai rumput laut di wilayah Sumba Timur, NTT.
Direktur Digital Business Telkom, Muhamad Fajrin Rasyid, mengatakan bahwa kualitas rumput laut di Indonesia khususnya di NTT cukup digemari dan menjadi komoditas pertanian yang diekspor ke berbagai negara.
"Melalui platform Agree yang telah bekerja sama dengan ILO, petani rumput laut di NTT bisa memanfaatkan teknologi digital agar hasil panennya semakin meningkat," ujar dia, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (31/8/2023).
Baca Juga: Xiaomi Siapkan Sistem Operasi yang Menggantikan MIUI: MiOS
Baca Juga: Samsung Food: Aplikasi Layanan Makan dan Resep Pintar Bertenaga Kecerdasan Buatan
ilustrasi penggunaan platform Agree mendukung budidaya rumput laut
(Sumber: Telkom)
Sebagai langkah awal, platform Agree diterapkan pada salah satu mitra ILO yaitu PT Algae Sumba Timur Lestari (ASTIL), yang merupakan perusahaan agribisnis milik Pemerintah Kabupaten Sumba Timur.
ASTIL memanfaatkan layanan Agree Traceability Hulu-Hilir sebagai upaya mendigitalisasikan rantai pasok rumput lautnya. Agree Traceability Hulu-Hilir dapat membantu dalam memantau dan mencatat setiap tahapan budi daya rumput laut, seperti pemeliharaan, pengolahan, dan distribusi produk.
Lebih lanjut, Agree juga akan mengirimkan Field Assistant (FA) untuk melakukan sosialisasi dan pencatatan. Ini sebagai bentuk pembinaan berkelanjutan dari kegiatan ILO yang sebelumnya telah mendatangkan ahli dan tim dari luar negeri untuk memberikan pelatihan kepada para petani rumput laut di NTT.
Berbagai upaya yang dilakukan Telkom melalui Agree dan kerja sama dengan ILO, merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan ekonomi di NTT.
Melalui pemanfaatan Agree, selama tiga bulan terakhir transaksi antara petani dan ASTIL berhasil meraup nilai transaksi lebih dari Rp12 miliar secara kumulatif.
Diketahui, usaha budi daya rumput laut menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian besar masyarakat pesisir di NTT.
Dengan menggunakan teknologi digital yang ada di platform Agree, para pelaku budi daya rumput laut di NTT dapat meningkatkan hasil panennya dengan melakukan monitoring dan analisis kualitas produk. Tak hanya itu, Agree juga memudahkan komunikasi dan transaksi para petani cukup lewat satu platform saja.
"Kehadiran Agree bertujuan agar produksi rumput laut di NTT semakin meningkat sehingga berdampak langsung terhadap kesejahteraan dari para petani rumput laut. Kami berharap ke depannya Agree dapat melayani seluruh kawasan di Indonesia, sehingga kesejahteraan petani Indonesia akan semakin meningkat," tandas Fajrin.
Project Manager Promise II Impact ILO, Djauhari Sitorus, menjelaskan perihal UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memiliki peranan penting bagi penciptaan lapangan kerja di Indonesia dan menjadi salah satu prioritas bagi ILO, dalam program Pekerjaan Layak Nasional.
Bagi provinsi NTT, rumput laut adalah sektor yang menyerap tenaga kerja dan salah satu komoditas utama.
Maka dari itu, kami sangat antusias dapat bermitra dengan Agree dalam mendukung penguatan ekosistem rumput laut di NTT melalui pemanfaatan teknologi digital," kata dia.
Baca Juga: Oppo Watch 4 Pro: Body Stainless Steel, Tersedia Opsi Strap Silikon dan Kulit
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia mengungkap, produk olahan rumput laut umumnya digunakan oleh industri pangan dan non-pangan.
Dalam industri pangan, produk formulasi rumput laut digunakan sebagai bahan tambahan pangan pada bakso, nugget, sirup, es krim, yogurt, jus, dan jeli. Pada industri non-pangan, rumput laut dapat digunakan untuk produksi cat, tekstil, pasta gigi, kosmetik seperti lotion, sabun, dan sampo.
Sementara dalam industri farmasi, produk olahan rumput laut juga telah digunakan untuk pembuatan cangkang kapsul dan media agar. Bahkan, limbah dari hasil pengolahan rumput laut dalam bentuk padatan dan cairan, dapat pula dimanfaatkan lebih lanjut untuk bahan pupuk, media tanaman serta bata ringan.