Empat perusahaan di China kompak meluncurkan chatbot mereka bersamaan, pada Kamis (31/8/2023). Empat perusahaan itu antara lain Baidu, Baichuan Intelligent Technology, SenseTime dan Zhipu AI.
Keempat dari mereka, semuanya meluncurkan chatbot mereka kurang dari dua pekan setelah undang-undang kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) resmi diberlakukan oleh pemerintah setempat, 15 Agustus 2023.
CEO Baidu, Robin Li, kepada sebuah media lokal negara itu, mengatakan bahwa dengan menyediakan Ernie Bot, Baidu akan 'mengumpulkan masukan manusia yang sangat berharga dan berharga di dunia nyata.'
Baidu menyamakan chatbot barunya, Ernie Bot, dengan aplikasi ChatGPT yang dibuat oleh OpenAI.
"Dengan membuat ERNIE tersedia secara luas, Baidu akan dapat memperoleh masukan manusia yang lebih banyak dan besar, untuk meningkatkan aplikasinya dengan cepat," kata dia, dilansir dari Coin Telegraph, Jumat (1/9/2023).
Baca Juga: Ingin Bekerja Di Startup Jangan Pernah Berharap Zona Nyaman, Miliki Juga Skill Berikut
Baca Juga: Kemenkominfo RI Mulai Menyusun Regulasi AI
Aplikasi AI generatif, termasuk chatbot seperti ERNIE, dilatih mengenai data dalam jumlah besar serta interaksinya dengan pengguna. Sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan, bahkan pertanyaan rumit, dalam bahasa yang mirip manusia.
Baidu adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar di China, namun menghadapi persaingan dari perusahaan lain seperti Tencent di berbagai sektor.
Selain AI, perusahaan juga berupaya mengembangkan bisnis komputasi awan dan mengembangkan teknologi penggerak otonom.
Selain Baidu, seorang juru bicara dari SenseTime juga mengakui tentang layanan chatbot mereka.
"Chatbot kami, SenseChat, juga kini tersedia sepenuhnya untuk melayani semua pengguna," kata juru bicara itu kepada Reuters.
Baca Juga: Rangka eSAF Banyak Dikeluhkan Konsumen, AHM Buka Layanan Pengecekan
Persaingan Ketat Amerika Serikat vs China?
Sebelumnya, pada 3 Agustus 2023, Alibaba merilis dua model AI sumber terbuka untuk menyaingi Llama 2 milik Meta. Dua model bahasa besar (LLM) yang disebut Qwen-7B dan Qwen-7B-Chat, masing-masing memiliki 7 miliar parameter. Kedua model ini disebut sebagai versi lebih kecil dari Tongyi Qiawen (rilis April 2023).
Meskipun bukan chatbot, seperti Ernie Bot atau ChatGPT, perkembangan yang dimunculkan Alibaba ini terus menunjukkan tanda-tanda niat China untuk menyaingi perkembangan AI yang dihasilkan Amerika Serikat.
Diketahui, chatbot OpenAI tidak tersedia di China, karena diblokir secara geografis di negara tersebut. Pemerintah dilaporkan memaksa platform media sosial lokal, seperti WeChat dan Weibo, untuk mencegah akses ke platform tersebut.
Kesuksesan ChatGPT OpenAI yang berbasis di Amerika Serikat, memicu perlombaan internasional untuk mengembangkan aplikasi saingannya, termasuk generator gambar dan video. Tetapi situasi ini juga menimbulkan kekhawatiran luas tentang potensi penyalahgunaan dan disinformasi.
Tentang pengembangan AI dan chatbot, pemerintah China memiliki regulasi.
Soal regulasi ini, perusahaan harus menyerahkan penilaian keamanan dan bukti lain memenuhi standar yang ditetapkan. Sedikitnya terdapat 24 pedoman. Beberapa di antaranya:
- Setiap produk berbasis AI yang diluncurkan massal, memerlukan persetujuan pemerintah,
- Perusahaan harus menyerahkan pengajuan algoritma mereka kepada pihak berwenang, jika perangkat lunak mereka dinilai berdampak pada opini publik,
- Perusahaan diharuskan memberi label pada konten yang dihasilkan AI.
"Sebelum adanya peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, perusahaan hanya dapat melakukan pengujian publik terhadap produk AI mereka dalam skala kecil. Berdasarkan peraturan baru, perusahaan telah memperluas pengujian mereka dengan lebih banyak fitur yang diaktifkan," tulis laman WION.
Menurut laporan media lokal China, 11 perusahaan juga telah menerima persetujuan pemerintah untuk produk AI; termasuk pemilik TikTok, ByteDance, dan Tencent Holdings.