Pengguna Instagram dan Facebook di Uni Eropa, sepertinya bakal diminta untuk berlangganan fitur berbayar, bila mereka tidak ingin memiliki iklan di laman akunnya.
Informasi ini konon sifatnya masih rahasia. Dan menurut sumber The New York Post yang tak ingin diketahui identitasnya, kebijakan tersebut nantinya dapat membantu Meta mengatasi masalah privasi dan pengawasan lainnya dari Uni Eropa.
"Hal ini dapat membantu Meta mengatasi masalah privasi dan pengawasan lainnya dari regulator Uni Eropa; dengan memberikan pengguna alternatif terhadap layanan berbasis iklan perusahaan, yang mengandalkan analisis data masyarakat," kata sumber tersebut, dikutip dari The New York Times, Rabu (6/9/2023).
Beberapa 'orang dalam' Meta mempercayai: memberi pengguna pilihan untuk tidak menggunakan layanan berbasis iklan, sambil tetap memiliki akses ke versi berbayar Facebook atau Instagram, itu dapat meringankan kekhawatiran beberapa regulator Eropa.
"Meskipun mungkin hanya sedikit orang yang memilih versi berbayar, menyediakan opsi semacam itu dapat memenuhi kepentingan Meta di wilayah tersebut," menurut mereka.
Meta juga akan terus menawarkan versi gratis Facebook dan Instagram dengan iklan di Uni Eropa, lanjut sumber tersebut.
Tidak jelas berapa harga aplikasi versi berbayar atau kapan perusahaan akan meluncurkannya. Dan soal ini, juru bicara Meta menolak berkomentar.
Baca Juga: Ini Alasan Google Ubah Logo Android Jadi Lebih Ceria
Sebelumnya, Meta menyatakan Eropa adalah wilayah kedua yang paling menguntungkan bagi Meta setelah Amerika Utara.
Chief Financial Officer Meta, Susan Li, menyebut kalau periklanan di Uni Eropa menyumbang 10% dari keseluruhan bisnis perusahaan. Pendapatan Meta mencapai hampir $117 miliar tahun lalu, menurut pernyataannya pada April 2023, dikutip lewat Quartz.com.
Selama hampir 20 tahun, bisnis inti Meta berpusat pada penawaran layanan jejaring sosial gratis kepada pengguna, dan menjual iklan kepada perusahaan yang ingin menjangkau audiens tersebut.
Baca Juga: Stray: Game Petualangan Kucing di Dunia Cyberpunk yang Akan Difilmkan
Memberikan tingkatan berbayar akan menjadi salah satu contoh paling nyata hingga saat ini, tentang bagaimana perusahaan harus mendesain ulang produk untuk mematuhi aturan privasi data dan kebijakan pemerintah lainnya, khususnya di Eropa.
Pada Juli 2023, pengadilan tertinggi Uni Eropa secara efektif melarang Meta menggabungkan data yang dikumpulkan tentang pengguna di seluruh platformnya –termasuk Facebook, Instagram, dan WhatsApp– serta dari situs web dan aplikasi luar, kecuali jika Meta mendapat persetujuan eksplisit dari pengguna.
Pada Januari 2023, perusahaan tersebut juga didenda 390 juta euro oleh regulator Irlandia karena memaksa pengguna menerima iklan yang dipersonalisasi sebagai syarat menggunakan Facebook.
Keputusan ini berasal dari berlakunya Peraturan Perlindungan Data Umum Eropa, atau GDPR, pada 2018, yang merupakan undang-undang penting untuk melindungi data online masyarakat.
Keterbukaan Meta untuk membuat langganan berbayar, menunjukkan bagaimana mereka yang tinggal di Uni Eropa mungkin mulai melihat versi produk teknologi konsumen yang berbeda karena undang-undang, peraturan, dan keputusan pengadilan yang baru.
Dalam beberapa pekan terakhir ini, Uni Eropa punya regulasi baru yang disebut Undang-Undang Layanan Digital. Ini diberlakukan untuk membendung aliran konten terlarang secara online.
Pengguna TikTok dan Instagram di wilayah tersebut juga dapat memblokir data pribadi, agar tidak digunakan untuk menghasilkan umpan media sosial mereka.
Baca Juga: LG Akan Ubah Fokus Bisnis, Bidik Kendaraan Listrik
Baca Juga: Samsung Meluncurkan DRAM DDR5 32Gb Kelas 12nm Berkapasitas Tertinggi, Ideal untuk Era AI
Snapchat dan Meta telah menghentikan pemasar untuk menargetkan remaja berusia 13 hingga 17 tahun di Eropa, dengan iklan yang dipersonalisasi.
Pada tahun depan, Uni Eropa juga akan melakukan hal yang sama dan berfokus pada teknologi: Undang-Undang Pasar Digital (Digital Market Acts).
"Hal ini akan memaksa platform teknologi besar, untuk mengubah praktik bisnis tertentu guna mendorong persaingan dan akan berdampak luas. Apple diperkirakan akan mengizinkan pengguna di Uni Eropa untuk mengunduh alternatif App Store di iPhone dan iPad untuk kali pertama," sebut media itu lagi.
Meta telah menghadapi pengawasan khusus dari regulator Uni Eropa. Pada Mei 2023, perusahaan Silicon Valley didenda sebesar €1,2 miliar, karena melanggar undang-undang privasinya dengan mengirimkan data warga negara Eropa kembali ke server Amerika Serikat; untuk tujuan meningkatkan teknologi periklanan perusahaan tersebut.
Meta telah mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Baca Juga: Google Ubah Logo Android, Bugdroid Jadi 3D dan Font Baru
Meta telah didenda karena pelanggaran PDBR lainnya, termasuk denda €265 juta karena kebocoran data pada 2021. Regulator Irlandia juga telah mengenakan denda sebesar €225 juta atas pelanggaran dalam kasus yang melibatkan WhatsApp, dan €17 juta lainnya atas kebocoran data.