Techverse.asia - Platform media sosial X - sebelumnya dikenal sebagai Twitter - kini akan mengizinkan pengguna berbayar atau yang menjadi member X Premium dapat memverifikasi akun mereka menggunakan tanda pengenal yang diterbitkan oleh pemerintah. Ini dalam upaya mencegah peniruan identitas dan menjaga integritas platform.
Menurut kebijakan verifikasi X yang diperbarui, X juga dapat meminta identitas diri yang dikeluarkan oleh pemerintah “bila diperlukan” dan sedang menjajaki langkah-langkah tambahan untuk melindungi pengguna dari spam, akun jahat, dan konten yang tidak sesuai dengan usia. Sistem verifikasi baru tersebut pertama kali bocor pada Agustus kemarin.
Jendela pop-up untuk fitur tersebut mencatat bahwa X bermitra dengan perusahaan verifikasi yang berbasis di Israel yaitu Au10tix, guna memfasilitasi fitur otorisasi baru itu. Semua informasi verifikasi - termasuk foto ID pengguna dan data biometrik yang diekstraksi - dapat disimpan oleh Au10tix hingga 30 hari.
Baca Juga: Hapus Jejak Twitter, X Bakal Ubah 2 Hal Ini Pada Akhir September 2023
Hal ini mungkin menjelaskan mengapa X memperbarui kebijakan privasinya pada akhir Agustus untuk menyertakan potongan untuk “informasi biometrik.”
Halaman dukungan X untuk verifikasi menunjukkan bahwa, meskipun verifikasi ID tersedia di banyak negara, tapi verifikasi tersebut tidak tersedia di Uni Eropa (UE), Wilayah Ekonomi Eropa (EEA), dan Inggris. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh undang-undang perlindungan data yang ketat di wilayah tersebut.
Adapun manfaat verifikasi identitas untuk pelanggan X Premium yakni akan menyertakan baris yang bertuliskan “akun ini terverifikasi ID” ketika seseorang mengklik tanda centang biru dan memprioritaskan dukungan dari layanan X.
Manfaat tambahan seperti proses peninjauan yang disederhanakan yang diperlukan untuk mendapatkan tanda centang biru dan fleksibilitas yang lebih besar untuk melakukan perubahan akun (termasuk foto profil, nama tampilan, dan nama pengguna) juga sedang dalam pengembangan.
Verifikasi berbasis ID resmi sepertinya merupakan langkah awal yang saat ini hampir tidak memberikan manfaat apapun. X Corp, perusahaan X, mengatakan mungkin akan melakukan pembatasan usia pada beberapa konten berdasarkan usia yang diperoleh dari identitas yang dikumpulkan.
Baca Juga: Bose Rilis Headphone dan Earbud QuietComfort Ultra dengan Audio Spasial
“X saat ini berfokus pada otentikasi akun untuk mencegah peniruan identitas dan mungkin mengeksplorasi langkah-langkah tambahan, seperti memastikan pengguna memiliki akses ke konten yang sesuai usia dan melindungi dari spam dan akun jahat, untuk menjaga integritas platform dan menjaga percakapan yang sehat,” katanya dilansir Techverse.asia, Senin (18/9/2023).
Pengguna juga mungkin diminta untuk memverifikasi ulang akun mereka menggunakan identitas diri yang dikeluarkan pemerintah jika nama akun atau tujuan yang dimaksudkan diubah, jika kepemilikan akun telah dialihkan ke pengguna lain, jika akun tidak aktif, atau untuk “tujuan keselamatan dan keamanan yang dirahasiakan.”
X mengatakan, ke depannya pihaknya berencana mempercepat proses peninjauan tanda centang jika pengguna memverifikasi identitasnya. Selain itu, mereka juga dapat sering mengubah nama, nama pengguna, atau foto profil tanpa harus kehilangan tanda centang.
Namun demikian, perusahaan tidak merinci apa saja yang mungkin diperlukan dari fitur-fitur ini, tetapi mengklaim bahwa mereka yang memilih untuk berpartisipasi dapat menerima manfaat tambahan yang terkait dengan fitur X tertentu di masa depan. Manfaat ini hanya akan tersedia untuk pengguna individu, tidak termasuk akun bisnis dan organisasi.
Baca Juga: XHiring: Fitur Pencarian Kerja Punya Twitter, Mirip LinkedIn
X Corp saat ini menawarkan verifikasi berbasis ID hanya untuk pengguna berbayar. Ironisnya, X berbicara tentang mengurangi peniruan identitas dan spam namun tidak menawarkan alat verifikasi untuk semua pengguna.
Pada April tahun ini, X/Twitter menghentikan program verifikasi lamanya dan menghapus tanda centang dari akun. Namun, karena hal itu menyebabkan banyak kekacauan, X mengembalikan tanda centang untuk akun yang memiliki lebih dari satu juta pengikut (followers). Program ini pun kemudian dimodifikasi untuk memberikan tanda verifikasi kepada organisasi besar dan akun resmi milik pemerintah.
Sementara itu, Au10tix mengiklankan verifikasi delapan detik tanpa keterlibatan manusia sebagian dan teknologi pertama yang mendeteksi pola penipuan sintetis secara global. Perusahaan tersebut mengatakan sebelumnya telah bekerja sama dengan perusahaan seperti Google, PayPal, dan Uber.