Dosen Unika Soegijapranata Komentari Soal Keamanan Siber: Beri Mahasiswa Beasiswa Khusus Keamanan Siber!

Uli Febriarni
Selasa 20 September 2022, 00:29 WIB
security system / freepik

security system / freepik

Keberadaan hacker Bjorka masih misterius dan terus dicari, sejumlah pihak juga terus membicarakan dan menjadikan apa yang dilakukan Bjorka sebagai bahan perbincangan. Akademisi membagikan masukan dan analisis mereka kepada khalayak soal ini, termasuk akademisi Unika Soegijapranata Semarang.

Dosen Sistem Informasi Unika Soegijapranata Semarang Agus Cahyo Nugroho mengatakan, sistem data Indonesia mudah dibobol, diduga karena lemahnya sumber daya manusia (SDM) yang mengamankan data siber Indonesia.

Baca Juga: Indonesia Rancang UU Perlindungan Data Pribadi, Ini UU PDP Di Sejumlah Negara ASEAN

“Terkait system data yang mudah dibobol, saya rasa ada di SDM-nya ya. Dengan adanya kejadian (Bjorka) ini, harus kita akui dan membuka mata kita kalau memang SDM kita di bidang cyber security masih kurang ya,” kata Cahyo, melansir laman kampus setempat, Senin (19/9/2022)

Menurut dia, untuk mengamankan data siber, semestinya pemerintah Indonesia tak hanya sekedar membeli teknologi yang canggih, terbaru dan mahal. Teknologi harus diimbangi dengan SDM yang mumpuni.

“Jangan beranggapan lalu karena teknologi canggih, terbaru dan mahal lalu jadi aman. Masih perlu orang-orang untuk menjaga,” ungkapnya.

Apalagi, kata dia, orang-orang yang tertarik dalam bidang keamanan siber masih rendah. Demikian juga dengan mahasiswa yang mengambil skripsi mengenai keamanan siber. Rata-rata anak muda tertarik mengulas start up, pengembangan aplikasi, e-commerce dan lainnya. Agus menyebut, peminat bahasan keamanan siber bisa dihitung dengan jari.

Ketua Program Studi Sistem Informasi Unika Soegijapranata Semarang ini mengungkap, pemerintah harus mengambil tindakan lebih massif agar data Indonesia tak mudah dibobol. 

Salah satu langkah nyata untuk keamanan siber Indonesia, kata dia, pemerintah bisa saja mengadakan beasiswa khusus keamanan siber untuk mahasiswa di universitas. Jadi, ketika lulus, mahasiswa bisa berkontribusi untuk mengamankan sistem data Indonesia.

“Selain itu, di Indonesia, saya yakin banyak hacker-hacker andal. Bisa saja gandeng mereka untuk berbagi ilmu tentang siber,” ungkapnya.

"Atau hacker andal bisa digandeng untuk berubah menjadi pegawai pelindung data Indonesia," terangnya.

Baca Juga: China Bangun International Aerospace City, Ada Apa Saja di Sana?

Seperti kita ketahui, kasus kebocoran data kian marak dalam beberapa waktu terakhir, salah satunya yang dilakukan oleh peretas dengan identitas Bjorka. Sebelumnya, pada 31 Agustus 2022, Bjorka menyebarkan kabar kebocoran 1,3 miliar data registrasi SIM Card milik pengguna Indonesia. Ia kembali menyentil pejabat yang mengelola data pribadi negara dengan membocorkan surat rahasia negara.

Bjorka kerap mempublikasikan 'buah karya' miliknya ke media sosial, salah satunya Twitter. Awalnya, ia mengunggah kebocoran-kebocoran data menggunakan akun @Bjorkanism. Beberapa waktu kemudian, akun tersebut ditangguhkan dan ia kembali beraksi lewat akun baru. Tak sedikit akun lain yang mengunggah ulang apa yang dipublikasikan oleh Bjorka tersebut. Mereka melakukan Tweet ulang, mengutip Tweet bahkan menangkap layar unggahan Bjorka, untuk selanjutnya diunggah lewat akun mereka.

Kendati apa yang Bjorka lakukan merupakan hal buruk, ada nilai positif dari kejadian ini, yakni pemerintah Indonesia semakin getol untuk membahas mengenai pentingnya regulasi perlindungan data. Seperti laiknya General Data Protection Regulation (Regulasi Umum Perlindungan Data) di Uni Eropa. Setelah sebelumnya, draf RUU PDP mangkrak, usai ramai digaungkan sejak 2020. Lalu, disahkan masuk pembahasan di legislatif pada 7 September 2022.

GDPR merupakan peraturan mengenai perlindungan data, mengatur data pribadi pengguna tak boleh dimanfaatkan dalam bentuk apapun tanpa seizin mereka. GDPR mulai berlaku 25 Mei 2018, wajib dipatuhi oleh semua orang di seluruh dunia yang mengolah, menyimpan, atau memproses data pribadi penduduk dari semua negara Uni Eropa (EU).

Sementara untuk negara lainnya, misalnya di ASEAN, beberapa negara memberlakukan Personal Data Protection Act (PDPA) atau dengan banyak istilah lain. Namun, pada intinya punya kebijakan yang serupa dan bertujuan sebagai perlindungan data privasi pengguna jaringan yang masuk-keluar di negara mereka.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)