Baca Juga: Penyelenggaraan Bursa Karbon Indonesia Pakai Teknologi Blockchain
Dosen sekaligus peneliti Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR), Aji Akbar Firdaus, memperoleh Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atas karya yang ia ciptakan.
HaKI tersebut ia dapatkan dari hasil karya bernama Drone Hibrida Pemadam Api.
Penelitian tersebut bermula ketika seringnya terjadi kebakaran di banyak tempat di Indonesia. Meski demikian banyak dari kita mengetahui, ragam geografis dan topografi kerap menjadi tantangan dalam upaya pemadaman api.
Beberapa titik yang menjadi lokasi peristiwa kebakaran merupakan wilayah yang sulit dijangkau oleh tim pemadam kebakaran. Misalnya di lereng gunung yang curam atau di gedung bertingkat yang tinggi. Selain itu, permukiman padat penduduk dan perkantoran juga menjadi wilayah yang membutuhkan upaya penanganan khusus saat bencana kebakaran terjadi.
Apalagi, bila di area tersebut terjadi minim debit sumber air, merupakan kawasan yang sempit, berkelok dan bangunan saling berdekatan satu sama lain.
Padahal, bencana kebakaran yang tidak tertangani dengan baik dapat berpotensi memunculkan korban lebih banyak dan dampak yang lebih besar lagi.
Untuk itu, dibutuhkan sistem pemadaman kebakaran yang lebih baik dan mumpuni, supaya proses pemadaman dapat dilakukan efektif serta memiminalisasi korban maupun kerugian.
Kondisi itulah yang kemudian mendorong Aji mendesain drone atau kapal tanpa awak, yang dapat membantu proses pemadaman api. Khususnya di kawasan yang sulit diakses oleh petugas maupun peralatan mereka.
"Fungsi utama dari drone ialah menjangkau atau melihat suatu tempat dari udara dengan ketinggian tertentu. Sehingga sangat berguna untuk menjangkau sesuatu jika kondisi daratan tidak kondusif atau terjangkau," demikian penjelasan Aji, dilansir Kamis (28/9/2023).
Baca Juga: DJI Mini 4 Pro, Drone Kecil Pertama dengan Pengelihatan Binokular ke Segala Arah
desain drone bertenaga hybrid (hibrida) yang membantu memadamkan api
(sumber: UNAIR)
Ia menjelaskan, fungsi dari drone sebagai alat untuk melihat suatu tempat yang sempit dan tidak dapat terjangkau merupakan suatu solusi efisien untuk mengevakuasi atau memadamkan api jika terjadi kebakaran.
Akan tetapi menurut Aji, permasalahan yang muncul adalah jenis kebakaran yang tidak menentu dan terbatasnya kapasitas air yang bisa dibawa oleh drone.
Baca Juga: iPhone 15 Sudah USB-C, Tetap Jangan Asal Pinjam Kabel Android untuk Isi Daya Ya
Baca Juga: Honda Marine Luncurkan Mesin Kapal Honda BF350 V8, Diklaim Minim Bising dan Getar
Aji mengakui bahwa, drone sebagai pemadam kebakaran sudah banyak digagas. Akan tetapi, daya tampung air pada drone memiliki kuantitas yang sangat terbatas. Tentu saja, masalah tersebut membuat drone yang sudah ada menjadi tidak efektif, karena semakin berat air yang diangkat maka semakin besar tenaga yang diperlukan untuk terbang.
"Kekuatan dari daya angkat dan kekuatan terbang sangat bergantung kepada kekuatan putar motor serta baling-baling yang digunakan," tuturnya.
Dari masalah tersebutlah drone hibrida pemadam api diciptakan.
Aji mengungkap, saat drone hibrida yang ia desain tersebut digunakan, maka sistem bom alat pemadam kebakaran akan difungsikan untuk memadamkan api secara cepat dan instan pada pusat titik api.
Setelah itu, digunakan sprinkle (percikan) air untuk melembabkan dan mengairi udara di sekitar kebakaran. Tujuannya agar api benar-benar padam sepenuhnya dan tidak terjadi perambatan.
Aji berharap, drone hibrida ini dapat dikembangkan lagi sehingga dapat membawa air atau pemadam api yang lebih banyak. Selain itu, drone bisa memiliki ketahanan terbang yang cukup lama.