Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) menjalin kerja sama dengan Denmark dan Finlandia, dalam pengembangan teknologi kebencanaan.
Kementerian mengungkap, beberapa hal yang menjadi fokus kerja sama itu terkait komunikasi saat bencana terjadi.
Sistem komunikasi merupakan salah satu yang rusak saat bencana tersebut. Padahal komunikasi penting untuk memberikan mitigasi pada masyarakat.
Selain itu, seperti diberitakan CNBC, ada juga sistem peringatan awal (early warning system/EWS) bencana bagi masyarakat.
Menkominfo RI, Budi Arie Setiadi, berharap pemanfaatan teknologi digital dalam penanganan saat bencana dan setelah bencana akan dapat mengurangi jumlah korban akibat bencana. Baik itu akibat gempa tektonik atau vulkanik, tsunami, dan letusan gunung berapi.
"Salah satu hal yang perlu diperbaiki adalah kerusakan sistem komunikasi. Kita mau memberikan mitigasi dan antisipasi alert warning system-nya," ungkapnya, dilansir dari keterangan resmi, Senin (2/10/2023).
Baca Juga: The 1975 Umumkan Akan Hiatus, Matty Healy: Bukan Bubar
Budi telah menerima kunjungan Konselor Komersial/Kepala Perdagangan Kementerian Luar Negeri Denmark Jacob Kahl Jepsen, dan Duta Besar Finlandia untuk Indonesia H.E. Pekka Kaihilahti di kantornya, pekan lalu.
Ketiga pihak membahas kerja sama bidang teknologi kebencanaan dan berharap kerja sama berlanjut menjadi pertukaran teknologi kebencanaan, yang bisa diterapkan di Indonesia dalam bentuk Sistem Informasi Kebencanaan Nasional (Public Protection for Disaster Relief/PPDR).
"Kami berharap ada pertukaran teknologi dan selama ini hubungan kita dengan negara Nordik, dalam hal ini Denmark dan Finlandia sangat baik," kata dia.
Denmark dan Finlandia merupakan negara Nordik di Eropa Utara dan Altantik Utara yang memilikii teknologi penanganan bencana dan pelindungan publik. Menurut Menkominfo, teknologi itu diperlukan oleh Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di kawasan ring of fire (cincin api).
Baca Juga: Google Membuka Pengalaman Pencarian yang Dihasilkan AI Genratif untuk Remaja
Baca Juga: E-Trail Bangkits Cendrawasih: Motor Trail Listrik Bertenaga Matahari, Siap Jajal Medan Papua
Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) telah ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan Menteri luar Negeri Denmark, kata Budi. Selanjutnya teknis persiapan kerja sama tengah diljajaki.
Total nilai kerja sama sekitar EUR475 Juta, pihaknya juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Indonesia kerap terjadi bencana alam. Apalagi mereka adalah negara-negara maju yang punya teknologi, bisa membantu kita. Dalam kebencanaan itu yang paling penting keamanan publik, sehingga sistem komunikasinya harus dilakukan," jelasnya.
Sementara itu, Konselor Komersial/Kepala Perdagangan Kementerian Luar Negeri Denmark Jacob Kahl Jepsen menyatakan, Pemerintah Denmark siap membantu dan mendukung upaya menjaga keselamatan publik dan manajemen bencana.
Ia juga berterimakasih kepada Pemerintah Finlandia, rekan negara Nordik, yang sama-sama turut mendukung kemajuan teknologi digital.
Baca Juga: Fitur Baru Facebook, Satu Akun Bisa untuk Banyak Profil
"Kami membantu secara teknis dan finansial dalam mendukung Indonesia. Saya memberi apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas diskusi konstruktif hari ini," tuturnya.
Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, H.E. Pekka Kaihilahti, menyatakan Indonesia merupakan salah satu mitra yang peniting bagi Finlandia. Menurutnya, kerja sama ini bisa saling menguntungkan di semua sektor untuk memperkuat ekosistem digital yaitu konektivitas, kota pintar, dan telekomunikasi.
"Proyek hari ini memberikan contoh bahwa teknologi digital begitu penting. Kami berkomitmen dapat menjalin kerja sama di semua sektor lebih banyak lagi dan saling menguntungkan di massa mendatang," jelasnya.