Mahasiswa sudah selayaknya bisa ikut berkontribusi kepada masyarakat. Baik dengan ilmu ataupun dengan temuan mereka, yang bisa dimanfaatkan untuk membantu aktivitas masyarakat menjadi lebih mudah. Hal itu seperti dilakukan oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, lewat Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penerapan Ipteks (PKM – PI). Tim mahasiswa Fakultas Vokasi USD tersebut berhasil lolos dalam Seleksi Tahap 1 PKM, yang diselenggarakan oleh Belmawa Kemdikbud Ristek.
Salah satu Tim PKM-PI melakukan inovasi dengan membuat Mesin Pengisi dan Penutup Botol Susu. Tim tersebut terdiri dari Dimitri Pratama Yogantara yang sekaligus menjadi ketua dalam tim ini, ia berasal dari program studi Mekatronika, 2020. Anggota tim yakni Agnes Sekar Ayuningtyas (Mekatronika, 2020), Imron Fadholi (Mekatronika, 2020), Yofan Hernandika Budayana (Mekatronika, 2021), dan Hendrikus Yori Hatta (Teknologi Elektromedis, 2020). Penelitian yang mereka lakukan itu, didampingi oleh tim pendahulu, mahasiswa alumni dan dosen pembimbing.
Baca Juga: Baba House Yang Biru Di Singapura Jadi 'Hijau', Berkat Solar Panel Bermotif Peranakan
Dimitri mengatakan kegiatan PKM ini memberikan wadah bagi tim untuk berkontribusi kepada mitra, yaitu 'Asri Milk', sebuah unit produksi olahan Susu milik Suster Abdi Darah Mulia, yang berlokasi di Jl. Sumberan, Patrowangsan, Candibinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tim PKM-PI berkontribusi dengan dengan memberikan mesin pengisi dan penutup botol susu, yang mampu digunakan dalam proses produksi.
"Mesin memberikan manfaat bagi pengelola. Karena dapat menghemat waktu pengemasan hingga setengah dari waktu semula, yang dilakukan secara manual oleh dua orang karyawan," kata dia, Selasa (20/9/2022).
Efisiensi waktu seperti ini, menurutnya sangat menguntungkan pihak pengelola. Terutama bila jumlah pesanan susu kemasan botol sangat banyak. Proses pengemasan menjadi lebih cepat dan karyawan hanya perlu menyimpan hasil kemasan ke dalam lemari pendingin.
Sementara itu, Agnes menjelaskan, kecanggihan mesin ini mampu menghemat tenaga pengelola terutama bagi karyawan dalam proses penutupan botol dan saat menuang susu ke dalam botol. Proses pengisian susu cukup membutuhkan satu wadah penampung susu dan memasukkan selang pengisi dari mesin ke dalam penampung, maka botol akan otomatis terisi oleh susu sampai susu dalam wadah penampung habis.
"Mereka juga tidak perlu lagi mengeluarkan banyak tenaga dalam menutup botol. Karena menutup botol secara manual, membutuhkan gaya dorong yang cukup besar hingga botol dapat tertutup rapat," ujarnya.
Bukan hanya itu, fungsi mesin juga digunakan untuk pembersihan selang susu secara semi otomatis. Pengelola hanya perlu menyediakan wadah penampung berisi air panas dan memasukkan selang ke dalam wadah penampung untuk membilas selang.
"Dengan begitu, mesin ini mampu mereduksi beberapa pekerjaan yang dilakukan secara manual. Sehingga karyawan dapat mengalokasikan tenaga untuk menyelesaikan proses lain," tuturnya.
Baca Juga: Peneliti Mahasiswa: Jintan Hitam Bisa Atasi Diabetes
Walaupun mesin sederhana ini sudah diciptakan cukup baik untuk membantu mitra pengolah susu, namun tetap dibutuhkan peran manusia dalam pengoperasiannya. Dan menurut tim, keberhasilan penggunaan mesin ini dipengaruhi oleh keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin.
Untuk itu, tim tidak lupa untuk memberikan pelatihan dan pendampingan dalam mengoperasikan mesin, sehingga karyawan dapat mengoperasikannya dengan baik dan lancar.
Dengan adanya PKM ini, mahasiswa berharap dapat memberikan solusi bagi mitra, serta mendapatkan pengetahuan baru bagaimana mengolah dan mengemas susu sesuai standar. Dengan demikian, para mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan selama kuliah, untuk menghasilkan mesin yang berdayaguna dan bermanfaat.
Tidak hanya jago dalam membuat inovasi teknologi yang membantu mitra, mahasiswa juga bisa mengasah keahlian lain. Utamanya dalam berkomunikasi dan berelasi dengan mitra.