Pertahanan di fitur surel (email) dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), mungkin telah 99,9% menghentikan persebaran spam, phishing atau malware memasuki kotak masuk. Selain itu, memblokir hampir 15 miliar pesan masuk yang tidak diinginkan setiap harinya.
Tetapi, Google mengamati, hampir 20 tahun setelah Gmail diluncurkan, ancaman yang kita hadapi kini lebih kompleks dan mendesak dibandingkan sebelumnya.
Manajer Produk Grup, Keamanan & Kepercayaan Gmail, Neil Kumaran, mengungkap bahwa kini Google telah memiliki persyaratan baru untuk pengirim pesan masuk massal -semacam surel broadcast-.
Baca Juga: Samsung Galaxy S23 FE Resmi Meluncur di Indonesia, Harga Mulai Rp8,9 Juta
Neil Kumaran menjelaskan, kebijakan ini berlaku bagi mereka yang mengirim lebih dari 5.000 pesan ke alamat Gmail dalam satu hari. Mulai resmi diterapkan pada Februari 2024, pembaruan ini dihadirkan untuk menjaga kotak masuk pemilik akun Gmail merasa lebih aman dan bebas spam.
Autentifikasi Email
Gmail akan mulai mewajibkan pengirim massal untuk mengautentikasi email mereka dengan kuat dan mengikuti praktik terbaik yang telah ditetapkan.
Menurut Google, ini akan menutup celah yang dieksploitasi oleh penyerang yang mengancam semua orang yang menggunakan email.
Mengaktifkan Berhenti Berlangganan Dapat Dilakukan dengan Mudah
Google mengharuskan pengirim pesan massal memberikan penerima Gmail kemampuan untuk berhenti berlangganan email komersial dalam satu klik, dan mereka memproses permintaan berhenti berlangganan dalam dua hari.
"Kami telah membangun persyaratan ini berdasarkan standar terbuka, sehingga setelah pengirim menerapkannya, semua orang yang menggunakan email akan mendapatkan manfaatnya," kata Kumaran lagi.
Memastikan Pengirim Hanya Mengirimkan Email yang Diinginkan
"Tidak ada yang suka spam. Kami akan menerapkan ambang batas tingkat spam yang jelas yang harus dipatuhi oleh pengirim. Ini untuk memastikan penerima Gmail tidak dibombardir dengan pesan yang tidak diinginkan," tegasnya.
Kumaran berharap, dengan adanya beberapa kebijakan baru ini, pemilik Gmail akan semakin sedikit melihat spam di kotak masuk mereka.
Baca Juga: Honda New CBR150R MotoGP Edition Diperkenalkan Jelang GP Mandalika
Baca Juga: Google Mengumumkan Chromebook Plus, Apa Saja Spesifikasi Minimumnya?
Kumaran mengungkap, banyak pengirim massal tidak mengamankan dan mengkonfigurasi sistem mereka dengan tepat. Hal itu menyebabkan penyerang dapat dengan mudah bersembunyi di tengah-tengah mereka.
Untuk membantu memperbaikinya, Google berfokus pada aspek penting keamanan email: validasi bahwa pengirimnya adalah orang yang diinginkan oleh penerima.
Meski terdengar mendasar, terkadang masih mustahil untuk memverifikasi siapa pemilik email. mengingat sistem yang kuno dan tidak konsisten di internet.
Tahun lalu, Google mulai mewajibkan email yang dikirim ke alamat Gmail harus memiliki semacam autentikasi. Dan mereka telah melihat jumlah pesan tidak diautentikasi yang diterima pengguna Gmail menurun sebesar 75%, yang membantu merapikan kotak masuk sekaligus memblokir miliaran pesan berbahaya dengan presisi lebih tinggi.
Baca Juga: TikTok Shop Resmi Dilarang untuk Jualan, Masih Ada 6 Platform Alternatif Ini
Baca Juga: Pegasus: Proyek Peramban Alias Search Engine Milik Apple?
"Ini merupakan kemajuan besar, namun masih banyak yang perlu kami lakukan, dimulai dengan persyaratan baru untuk pengirim dalam jumlah besar," lanjut dia.
Menurut Kumaran, pembaruan untuk mengurangi Spam ini bukan hanya ide orang-orang dalam Google, melainkan juga mitra industri yang merasa ini adalah kebutuhan mendesak.
Direktur Produk di Yahoo, Marcel Becker, menegaskan bahwa tidak peduli siapa yang menjadi penyedia email, semua pengguna layanan berhak mendapatkan pengalaman yang paling aman dan terjamin.
"Di dunia yang saling terhubung email, yang mengharuskan kita semua bekerja sama. Yahoo berharap dapat bekerja sama dengan Google dan komunitas email lainnya untuk menjadikan perubahan yang masuk akal dan berdampak besar ini sebagai standar industri baru," tuturnya.