Kecerdasan Buatan Bisa Gantikan Pekerjaan Manusia, CfDS UGM: Perlu Adaptasi dalam Hukum

Rahmat Jiwandono
Kamis 05 Oktober 2023, 16:37 WIB
Peneliti Center for Digital Society (CfDS) UGM, Nabiyla Risfa Izzati (kanan). (Sumber : Dok. UGM)

Peneliti Center for Digital Society (CfDS) UGM, Nabiyla Risfa Izzati (kanan). (Sumber : Dok. UGM)

Techverse.asia - Teknologi digital mengalami kemajuan yang begitu pesat, begitu pula dengan semakin besarnya peran kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) pada dunia kerja dinilai bisa berdampak dengan banyaknya orang kehilangan pekerjaan.

Meski berbagai jenis pekerjaan di masa depan bisa menghadirkan relasi kerja serta peluang kerja baru, terutama bagi generasi muda. Akan tetapi, pekerjaan-pekerjaan baru yang muncul pada masa depan banyak berbentuk hubungan kerja non-standar.

Baca Juga: TikTok Shop Resmi Tutup, Kemendag Dorong TikTok Patuhi Regulasi yang Berlaku

"Banyak pekerjaan baru yang belum diatur dengan baik di Indonesia dan rawan dieksploitasi. Belum lagi kemungkinan beberapa pekerjaan yang hilang akibat kemajuan teknologi," ungkap peneliti Center for Digital Society (CfDS) UGM, Nabiyla Risfa Izzati, dalam keterangan yang disampaikan pada Selasa (3/9/2023), mengenai hasil diskusi bertajuk “Masa Depan Dunia Kerja yang Berkeadilan di Era Digital”.

Menurut dia, perlu sebuah adaptasi di bidang hukum Indonesia dalam menlindungi serta menjamin masa depan dunia kerja secara nasional. Sebab, penting buat mereka - para pekerja - dalam memahami cara untuk menghadapi pekerjaan-pekerjaan di masa depan, utamanya soal hak dan kewajiban pekerja yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan.

"Pemerintah perlu menjamin dan melindungi masa depan dunia kerja nasional. Penting bagi para pekerja dalam memahami cara menghadapi pekerjaan masa depan, terutama tentang hak dan kewajiban kita dalam UU Ketenagakerjaan," ujarnya.

Baca Juga: Hasil Riset CfDS UGM Tentang Pemilu 2024: Bacapres Prabowo Subianto Paling Banyak Disebut di X

Anggota Serikat Pekerja Fisipol UGM, Suci Lestari Yuana tak menampik bahwa kehadiran teknologi informasi telah mengubah cara manusia bekerja, khususnya kaum pekerja, termasuk juga di lingkup pendidikan. Ini tidak sebatas untuk menunjang efisiensi serta efektivitas dalam pekerjaan, tapi juga digitalisasi yang berdampak terhadap hak-hak, perlindungan kerja, hingga kondisi kerja. 

"Adanya teknologi informasi telah mengubah cara bekerja kaum pekerja, termasuk di lingkup universitas. Tidak sebatas untuk menunjang efisiensi dan efektivitas pekerjaan, namun digitalisasi juga berdampak kepada tiga hal tersebut," katanya. 

Ia menceritakan pada awal bulan ini, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) UGM resmi mendirikan Serikat Pekerja Fisipol (SPF). Menurut Suci, SPF menjadi salah satu serikat pekerja pertama di UGM

AI memang semakin menjadi tren yang diminati oleh banyak orang, banyak perusahaan, banyak organisasi, dan banyak aplikasi. Memiliki kemampuan untuk terus berkembang, menyesuaikan dengan masukan yang diterima dari para penggunanya, AI diperlihatkan menjadi teknologi yang bisa melakukan banyak hal.

Baca Juga: Center for Digital Society UGM Gandeng OJK Gelar Digitalk ke-57, Beri Edukasi tentang Fintek

Di tengah kemampuan AI yang seolah 'serba bisa', muncul keprihatinan dari banyak orang, menyoal kemampuan destruktif dari teknologi ini. Apa itu? AI menggantikan pekerjaan manusia. Dalam wawancara bersama media ABC News, CEO OpenAISam Altman, menjelaskan ini dengan panjang lebar.

Altman mengatakan, AI kemungkinan akan menggantikan beberapa pekerjaan dalam waktu dekat, dan ia khawatir seberapa cepat itu bisa terjadi. "Saya pikir selama beberapa generasi, umat manusia telah membuktikan bahwa mereka dapat beradaptasi dengan luar biasa terhadap perubahan teknologi besar," ujarnya. 

Altman kemudian mendorong orang untuk melihat ChatGPT lebih sebagai alat, bukan sebagai pengganti. "Kreativitas manusia tidak terbatas, dan kami menemukan pekerjaan baru. Kami menemukan hal baru untuk dilakukan," demikian Altman memberi penekanan.

Cara ChatGPT dapat digunakan sebagai alat untuk kemanusiaan lebih besar daripada risikonya, menurut Altman. "Kita semua dapat memiliki pendidik yang luar biasa di kantong kita yang disesuaikan untuk kita, yang membantu kita belajar," lanjutnya.

Baca Juga: CfDS UGM: Buzzer di Media Sosial Harus Ditangani, Tapi Jangan Pakai Internet Shutdown Seperti 2019

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait
Techno

Mengenal Kelebihan Kecerdasan Buatan

Selasa 09 Agustus 2022, 16:46 WIB
Mengenal Kelebihan Kecerdasan Buatan
Berita Terkini
Techno18 Desember 2024, 18:43 WIB

Infinix Memperkenalkan Warna-Warna Baru yang Cerah untuk Hot 50 Series

Pernyataan Gaya Hidup Berani untuk Tahun Baru 2025.
Infinix Hot 50 Pro Aurora Green. (Sumber: infinix)
Techno18 Desember 2024, 18:17 WIB

Pospay Kini Bisa Kirim Uang ke Luar Negeri, Dijamin Aman dan Terjangkau

Pengiriman uang ke luar negeri yang disediakan harganya murah, cepat dan transparan secara real-time.
Pospay.
Techno18 Desember 2024, 17:52 WIB

Samsung Memperluas AI Home ke Berbagai Peralatan Rumah Tangganya

Teknologi ini bakal hadir di kulkas hingga mesin cuci milik Samsung.
Produk teknologi peralatan rumah tangga Samsung. (Sumber: Samsung)
Techno18 Desember 2024, 17:30 WIB

OnePlus 13 Series akan Rilis pada 7 Januari 2025

OnePlus 13 akan segera diluncurkan di pasar global.
OnePlus 13 Series. (Sumber: OnePlus)
Techno18 Desember 2024, 16:49 WIB

Sonos akan Meluncurkan Speaker Era 100 Pro: Cocok Dipasang di Hunian atau Ruang Komersial

Dengan desain ramping dan suara premium, Era 100 Pro menghadirkan pengaturan yang disederhanakan dengan PoE Plus.
Sonos Era 100 Pro. (Sumber: Sonos)
Techno18 Desember 2024, 16:04 WIB

Dorong Transformasi Digital, ConnectOWL Hadirkan Solusi XaaS Berbasis Kecerdasan Buatan

Perusahaan ini fokus pada Solusi Everything as a Service Berbasis AI.
ConnectOWL. (Sumber: istimewa)
Techno18 Desember 2024, 15:52 WIB

Investor Kripto Naik Hampir 100% Dibandingkan Bull-Run Sebelumnya

Bitcoin cetak All-Time-High (ATH) selama dua hari berturut-turut di level $107 ribu.
CCO Reku Robby. (Sumber: reku)
Techno18 Desember 2024, 15:36 WIB

Sony Alpha 1 II Mulai Diniagakan Januari 2025, Segini Harganya

Kamera Full-Frame Alpha™ 1 II Flagship Generasi Kedua akan tersedia di Indonesia.
Sony Alpha 1 II. (Sumber: Sony)
Techno17 Desember 2024, 18:15 WIB

Instagram Sekarang Menambahkan Fitur Penjadwalan untuk Pesan Langsung

Sekarang pengguna dapat memilih waktu dan tanggal tertentu untuk mengirim meme ke teman-temannya.
DM Instagram bisa diatur jadwal kirimnya. (Sumber: Instagram)
Travel17 Desember 2024, 17:55 WIB

Destinasi Wisata yang Cocok Bagi Keluarga di Australia Barat

Inilah yang Perlu Diketahui tentang Swan Valley dan Rottnest Island.
Swan Valley, Australia Barat. (Sumber: istimewa)