Laporan Statista 2022 menunjukkan transformasi digital telah mendorong tumbuhnya usaha e-commerce, e-services, dan periklanan digital sebagai sektor bisnis potensial dalam bisnis digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi, menegaskan dukungan penuh untuk pertumbuhan bisnis, terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), agar menerapkan digitalisasi.
Budi menyebut, sedikitnya ada tiga program dan enam strategi yang disusun oleh pemerintah, berbasis pengembangan wirausaha.
Pertama, menginisiasi UMKM Level Up, sebuah program pendampingan dan fasilitasi UMKM untuk dapat go online melalui digital mentoring dan business incubator.
Kedua, Kementerian Kominfo terus mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), yang telah memfasilitasi 22 juta UMKM untuk onboarding ke ekosistem digital.
Ketiga, menginisiasi Gerakan Nasional Literasi Digital, agar pelaku UMKM mampu memanfaatkan teknologi digital secara maksimal.
"Guna membekali pelaku UMKM dengan keterampilan dan keahlian kewirausahaan digital, Kementerian menyelenggarakan Digital Entrepreneurship Academy (DEA) dalam Program Digital Talent Scholarship (DTS). Pada 2023, kami telah menjangkau 30.000 pelaku usaha untuk diberikan pelatihan keterampilan digital," kata dia, dilansir dari keterangannya, Jumat (6/10/2023).
Enam Strategi Percepatan Transformasi Digital Bisnis
Sementara itu, enam strategi bagi UMKM untuk mempercepat transformasi digital di sektor bisnis, antara lain:
- Pemetaan strategi bisnis terkait peningkatan kapabilitas organisasi,
- Kepemimpinan perusahaan yang demokratis dan penyesuaian program internal korporasi,
- Pengusaha perlu melibatkan ahli-ahli teknologi digital, diikuti dengan pengembangan kapasitas SDM,
- Penerapan tata kelola yang baik perlu diupayakan melalui komunikasi efektif dan pelibatan berbagai elemen internal dalam merumuskan keputusan,
- Sistem pengawasan efektif terhadap operasional juga penting untuk memastikan perusahaan berada di jalur yang tepat,
- Pemanfaatan teknologi digital harus relevan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.
Di kesempatan terpisah, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menyatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar.
Untuk itu, ia meminta agar talenta-talenta digital disiapkan agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar.
Baca Juga: Google Meluncurkan Versi Asisten Generatif yang Disempurnakan dengan AI
Baca Juga: TikTok Shop Resmi Tutup, Kemendag Dorong TikTok Patuhi Regulasi yang Berlaku
Kuatkan Produk Lokal
Joko Widodo juga menekan pentingnya melindungi kedaulatan digital Indonesia, dengan menjaga aset digital, dan terus mempertahankan produk dalam negeri di pasar digital.
"Kita harus melindungi kedaulatan digital kita dan betul-betul kita pertahankan kandungan lokal, barang lokal, kalau enggak bisa 100 persen barang, ya paling tidak 90 persen, 80 persen kandungan lokalnya," pintanya.
"Jaga betul yang namanya aset digital kita, jaga betul, data, informasi, akses pasar, semuanya nanti bisa menyangkut politik," tegasnya.
Selanjutnya, ia menekankan, Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen, tetapi harus menjadi produsen.
Ia mengungkap, sebanyak 123 juta masyarakat menjadi konsumen di pasar digital, namun 90% barang yang dibeli merupakan barang impor.
"Kalau produk kita sendiri kita taruh di e-commerce masih bagus, tapi 90 persen barang impor. Karena harganya sangat murah," kata dia.
"Bahkan baju, kemarin ada yang dijual berapa? Rp5.000 artinya di situ ada predatory pricing, sudah mulai bakar uang yang penting menguasai data, menguasai perilaku, ini semua kita harus mengerti mengenai ini," imbuh Joko Widodo.
Joko Widodo mengingatkan seluruh masyarakat, agar tidak terkena penjajahan era modern. Oleh sebab itu, ia mendorong agar produk yang masuk ke pasar digital merupakan produk dalam negeri.
Baca Juga: Google Merilis Sistem Operasi Android 14, Bisa Bikin Wallpaper dari AI Generatif