OpenAI dilaporkan sedang mempertimbangkan sejumlah strategi untuk memiliki chip internal mereka sendiri.
CEO OpenAI Sam Altman, diperkirakan bakal menjadikan akuisisi lebih banyak chip kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sebagai pilihan prioritas utama perusahaan, untuk mewujudkan rencana itu.
Saat ini, OpenAI, mengandalkan perangkat keras berbasis GPU untuk mengembangkan model seperti ChatGPT, GPT-4, dan DALL-E 3. Kemampuan GPU untuk melakukan banyak komputasi secara paralel menjadikannya cocok untuk melatih teknologi AI paling mutakhir saat ini.
"Ledakan AI generatif mungkin memberikan keuntungan besar untuk pembuat GPU seperti misalnya Nvidia. tetapi rantai pasokan GPU di tengah kondisi ini, tentunya bisa menjadi kendala tersendiri bagi OpenAI. Mengingat, chip AI Nvidia dengan performa terbaik dilaporkan terjual habis hingga 2024," ungkap TechCrunch, dikutip Senin (9/10/2023).
Microsoft, dalam laporan pendapatan perusahaan itu, baru-baru ini mengungkap bahwa mereka menghadapi kekurangan perangkat keras server yang diperlukan untuk menjalankan AI, sehingga dapat menyebabkan gangguan layanan.
Selain mampu mengatasi kekurangan GPU, ketika OpenAI menggunakan chipnya sendiri, maka dapat membuat biaya yang terkait dengan pengoperasian produk menjadi lebih mudah dikelola.
"Namun, OpenAI belum memutuskan apakah akan melanjutkan rencananya atau mengambil opsi lainnya," lapor Engadget.
Baca Juga: Lazada Bebaskan Biaya untuk Penjual yang Baru Mendaftar
Baca Juga: Tak Ada Lagi Clickbait, X Mulai Hapus Berita Utama dari Tautan yang Diposting
Tantangan Memproduksi Chip AI Sendiri
Dalam hal memproduksi chip sendiri, akuisisi perusahaan chip tampaknya lebih mungkin dilakukan untuk OpenAI.
Berkaca pada Google dan Amazon misalnya, yang telah bertanggung jawab merancang chip yang menjalankan bisnis mereka.
Google memiliki prosesor, TPU (kependekan dari 'unit pemrosesan tensor'), untuk melatih sistem AI generatif besar seperti PaLM-2 dan Imagen.
Amazon menawarkan chip eksklusif kepada pelanggan AWS untuk pelatihan (Trainium) dan inferensi (Inferentia). Tetapi jangan lupa, Amazon baru mencapainya pada 2015 dengan mengakuisisi Annapurna Labs.
Smeentara itu, Microsoft dilaporkan bekerja sama dengan AMD untuk mengembangkan chip AI internal yang disebut Athena, yang dikatakan sedang diuji oleh OpenAI.
Meta juga mengeksplorasi dan mengembangkan chipnya sendiri, tetapi Meta sedang mengerjakan desain ulang. Bahkan dikabarkan, upaya chip AI khusus Meta dilanda masalah, sehingga perusahaan tersebut membuang beberapa perangkat keras eksperimentalnya.
Membangun chip AI sendiri, menurut ulasan Gizmodo, akan menghabiskan biaya ratusan juta dolar dan beberapa tahun bagi perusahaan.
Baca Juga: Flagship SUV Wuling New Almaz RS Dipajang di GIIAS 2023, Punya Dua Varian
GPU dinilai penting untuk menjalankan dan melayani model OpenAI, perusahaan mengandalkan cluster GPU di cloud untuk melakukan beban kerja pelanggan. Tapi biayanya sangat mahal.
Produksi Chip AI Adalah Tindakan Bisnis Berisiko Tinggi
Biaya sangat tinggi untuk memasuki bisnis chip merupakan tantangan yang signifikan. Langkah tersebut juga dapat memakan waktu bertahun-tahun.
Hal ini ditambah dengan laporan bahwa, OpenAI sedang berdiskusi dengan mantan desainer Apple Jony Ive mengenai kemungkinan membangun 'iPhone of AI'—sebuah perjalanan ke luar angkasa, yang tentunya juga membutuhkan investasi miliaran dolar.
Baca Juga: Eks Desainer Apple Jony Ive Digandeng CEO OpenAI, Ada Proyek Apa Nih?
Tentu saja, OpenAI memang berada dalam posisi yang kuat untuk berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan. Perusahaan, yang telah mengumpulkan modal ventura lebih dari $11 miliar, pendapatan tahunannya mendekati $1 miliar.
OpenAI, saat ini sedang mempertimbangkan penjualan saham, yang dapat membuat valuasi pasar sekundernya melonjak hingga $90 miliar.
Baca Juga: Akan Jual Saham, OpenAI Sedang Melangkah untuk Meningkatkan Valuasi Perusahaan
Namun perangkat keras, khususnya chip AI, adalah bisnis yang tidak kenal ampun, kata TechCrunch.
Tahun lalu, pembuat chip AI Graphcore, diduga mengalami penurunan valuasi sebesar $1 miliar setelah kesepakatan dengan Microsoft gagal. Ada kabar beredar, mereka berencana untuk melakukan PHK, dengan alasan: karena lingkungan makroekonomi yang sangat menantang.
Sementara itu, Habana Labs, perusahaan chip AI milik Intel, memberhentikan sekitar 10% tenaga kerjanya.