Era merebaknya teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) turut membawa tren penggunaan objek deepfake.
Deepfake mengacu pada teknologi yang membuat salinan gambar, video, dan suara yang meyakinkan melalui pemanfaatan AI. Deepfake juga mampu belajar dari data tidak terstruktur dan mentah seperti wajah manusia dan dapat mengumpulkan data tentang pergerakan fisik kita.
Ada kekhawatiran bahwa deepfake akan digunakan untuk mempengaruhi situasi dan opini publik menjelang Pemilu 2024 di Indonesia.
Penelitian Kaspersky yang dibantu dengan layanan Kaspersky Digital Footprint Intelligence, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat permintaan yang signifikan terhadap deepfake.
Dalam beberapa kasus, terdapat kemungkinan permintaan deepfake dari individu terhadap target tertentu seperti selebriti atau tokoh politik. Harga per menit video deepfake dapat berkisar dari $300 hingga $20.000 (Rp313,5 juta).
Penelitian ini melakukan analisis otomatis dan manual terhadap web permukaan (surface web), web dalam (deep web), dan web gelap (dark web), ditambah pengetahuan dan wawasan para ahli kami terkait teknik dan motif para penjahat siber.
Baca Juga: Lazada Bebaskan Biaya untuk Penjual yang Baru Mendaftar
Baca Juga: Lembayung Fajar: Batik Hasil Kolaborasi Vivo Indonesia dengan Wilsen Willim
Head of Government Affairs and Public Policy for Asia-Pacific, Japan, Middle East, Turkey and Africa Regions di Kaspersky, Genie Sugene Gan, menjelaskan ancaman digital berupa pesan singkat (SMS), email phishing, video palsu, dan situs berbahaya harus diantisipasi pada musim pemilu di Indonesia tahun depan.
"Kami, di Kaspersky, bersedia memberikan keahlian kami kepada pemerintah dalam menetapkan standar dan protokol untuk memastikan pemilu yang aman bagi masyarakat Indonesia. Penting juga bagi masyarakat di sini untuk waspada terhadap konten berbahaya yang mungkin mereka temui secara online selama periode ini," kata dia, dikutip Senin (9/10/2023).
Penjahat siber menggunakan teknologi terkini untuk melakukan penipuan finansial, manipulasi politik, balas dendam, disinformasi, hingga pelecehan, ujarnya.
"Teknologi deepfake tidak berbahaya, namun di tangan penipu, teknologi ini bisa menjadi alat kejahatan," tegasnya.
Oleh karena itu, Kaspersky mengimbau seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam membangun kesadaran dan kewaspadaan, terhadap teknologi deepfake serta kemungkinan eksploitasinya.
Baca Juga: Microsoft Beri Tampilan Baru untuk Windows App Store
Baca Juga: OpenAI Berencana Membuat Chip Sendiri
Tips Tidak Tertipu Deepfake
Prosedur keamanan yang baik adalah perlindungan terbaik, tetapi Kaspersky meyakini, teknologi bukanlah satu-satunya cara untuk melindungi terhadap konten deepfake.
Berikut beberapa tips dari Kasperksy mengenai bagaimana cara mengantisipasi agar tidak tertipu atau terkecoh deepfake. Termasuk juga, agar perangkat tetap terlindungi dari kejahatan digital:
- Pastikan karyawan dalam bisnis kita, keluarga, kerabat dekat mengetahui cara kerja deepfaking dan tantangan yang dapat ditimbulkannya,
- Edukasi diri sendiri dan orang terdekat dalam mengenali konten deepfake,
- Pilih sumber bacaan, berita, media yang berkualitas baik dan dikenal punya konten kredibel,
- Miliki protokol dasar yang baik dengan tetap memverifikasi konten yang dilihat,
- Miliki sikap skeptis terhadap pesan suara dan video yang diterima dari media sosial atau aplikasi percakapan,
- Jadwalkan pencadangan rutin data-data serta materi penting yang ada di ruang digital dan perangkat. Langkah ini akan melindungi kita ransomware dan memudahkan untuk pemulihan, bila ada data yang rusak,
- Menggunakan kata sandi yang berbeda dan kuat untuk akun yang berbeda,
- Gunakan paket keamanan yang baik, untuk melindungi jaringan rumah, laptop, dan ponsel cerdasmu dari ancaman dunia maya.