Ada banyak jenis disabilitas atau difabel yang kita ketahui di dunia kesehatan.
Penyandang disabilitas, difabel merupakan orang yang tidak memiliki ketidakmampuan -atau kemampuannya berkurang- dalam bidang atau aktivitas tertentu. Hal itu disebabkan karena ketiadaan atau berkurangnya fungsi anggota tubuh. Sehingga, dalam taraf tertentu membedakan kemampuan mereka dengan non-difabel.
Salah satu bentuk disabilitas yang umum kita lihat, berkaitan dengan fungsi anggota tubuh, misalnya kaki. Kondisi ini bisa terjadi karena orang tersebut sudah menua, mengalami kerusakan jaringan, kecelakaan, bahkan hamil dan menyebabkan kaki tidak kuat menahan beban berat badan. Orang-orang dengan kondisi demikian, biasanya membutuhkan bantuan kursi roda dalam beraktivitas.
Namun, bagaimana bila jadinya pengguna kursi roda tersebut adalah penyandang disabilitas ganda? Yakni, bukan hanya tidak dapat menggunakan fungsi kakinya dengan baik, melainkan juga tidak memiliki tangan?
Padahal, kebanyakan kursi roda didesain dengan bantuan pada roda, atau tombol pada area sandaran tangan (armrest) untuk menggerakannya.
Baca Juga: Jabra PanaCast 50 Video Bar System: Bisa Hitung Jumlah Orang Secara Waktu Nyata
Baca Juga: Kagendra Wakili Indonesia dalam Turnamen Call of Duty di Amerika Serikat
Maka, menyadari pentingnya kursi roda bagi penyandang disabilitas dan kendala tadi, tim EpicWheels dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, membuat inovasi kursi roda pintar berbasis deep learning. Kursi roda tersebut mereka namai SMARTWHEEL.
Tim EpicWheels ini merupakan kolaborasi mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Fakultas Teknik, yakni Yvette Celia Aviani, Rahma Nur Fitriyani, Atik Qomariyah, Dendy Satria Abadi, dan Erlinda Butarbutar. Mereka dibimbing oleh dosen Prof.Fitri Utaminingrum.
Seorang anggota tim, Yvette Celia Aviani, menjelaskan bahwa hadirnya kursi roda ini merespon permasalahan yang dialami penyandang disabilitas fisik fisik ganda, yaitu tangan dan kaki tidak bisa berfungsi dengan normal.
"Penyandang disabilitas fisik tersebut kesulitan untuk melakukan gerakan atau mobilitas dengan mandiri," kata dia, dilansir pada Selasa (10/10/2023).
Aviani mengungkap, SmartWheel bekerja dengan basis deep learning YOLO v6. YOLO v6 merupakan sebuah algoritma object detection, yang dirancang untuk mendeteksi objek berupa gambar atau video dengan cepat dan akurasi yang tinggi.
"Dengan adanya algoritma tersebut, kursi roda ini mampu mendeteksi gerakan kepala dari penggunanya yang mengakibatkan kursi roda dapat bergerak," tuturnya.
Baca Juga: 7 Tips Jadi Perusahaan Fintech yang Tangguh
Baca Juga: Unisoc dan Itel Akan Rilis Smartphone yang Memiliki Sistem Android 14
Baca Juga: Memasuki Kuartal III Tahun 2023, Pendanaan Startup Mulai Kembali Menggeliat
Sementara itu, Rahma Nur Fitriyani, mengatakan SmartWheel juga dilengkapi dengan fitur bluetooth, yang dapat disambungkan ke smartphone sehingga keamanan pengguna bisa lebih terjamin. Terdapat layar LCD di bagian depan kursi roda, memudahkan pengguna untuk melihat arah deteksi gerakan.
"Hasil kerja tim ini menjadi bukti nyata bahwa, mahasiswa Indonesia memiliki potensi dan kreativitas tak terbatas. Kami berharap dengan adanya kursi roda ini, penyandang disabilitas fisik ganda mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri," ujarnya.
Karya SmartWheel ini berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa skema Karya Cipta (PKM-KC).
PKM merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), bertujuan untuk meningkatkan mutu mahasiswa agar dapat menjadi anggota masyarakat sehingga dapat menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian.
Program ini diikuti oleh seluruh mahasiswa di Indonesia dari berbagai universitas, di mana UB menjadi 10 besar universitas yang lolos pendanaan Dikti 2023.