Masing-masing bakal calon presiden (bacapres) yang akan maju kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 Indonesia, menampilkan citra berbeda lewat media sosial yang berbeda.
Gaya kampanye dan cara interaksi, yang ditampilkan oleh tim kampanye bacapres di Instagram nampak berbeda dengan yang mereka tampilkan di akun X.
Hal itu ditemukan dalam riset tim Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM). Riset mereka mengulik aktivitas dan wacana kampanye di media digital dan media sosial, menjelang Pemilu 2024 Indonesia.
Deputi Sekretaris Eksekutif CfDS UGM, Iradat Wirid, menjelaskan bahwa tren aktivitas media sosial para bacapres kala ini memperlihatkan bagaimana platform X cenderung menghasilkan narasi yang seragam dan lebih serius.
Sementara itu, media sosial Instagram menjadi tempat yang menarik untuk membangun citra dan menyampaikan pesan emosional.
"Dengan semakin bervariasinya jumlah platform, dan bertambahnya pengguna secara signifikan, media sosial akan terus menjadi arena pertarungan perebutan konstituen yang vital di setiap kontestasi pemilu," kata dia, dikutip Rabu (18/10/2023).
"Persoalannya, hingga saat ini, media sosial bukan dijadikan ruang membangun narasi untuk adu gagasan, tapi sekadar pencitraan di permukaan," demikian ungkap Iradat menggarisbawahi.
Baca Juga: Baekhyun EXO Jadi Pengisi Suara Heartstill, Boyband Virtual Riot Games yang Debut 23 Oktober
Lantas, bagaimana narasi kampanye yang dihadirkan oleh tiap bacapres?
Riset CfDS ini, turut mengidentifikasi mengenai beberapa narasi yang menjadi ciri khas masing-masing bacapres, di media sosial X.
Iradat menjelaskan, ketiga bacapres memiliki dinamika narasi yang berbeda. Dinamika narasi tersebut tergantung pada kontestasi yang dihadapi, jabatan yang dimiliki, dan momen yang dijalani.
Pada kampanye Pemilu 2014, Prabowo berfokus pada topik kebangsaan dan dukungan kepada Partai Gerindra.
Ketika menjadi oposisi, akunnya lebih interaktif dan kurang berfokus pada pemerintahan.
Pada Pemilu 2019, ia lebih menonjolkan narasi keislaman.
"Setelahnya, Prabowo tidak tampak memiliki narasi yang jelas karena sudah bergabung ke pemerintahan," ungkap Iradat.
Saat menjadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar banyak merespons keluhan masyarakat dan berbagi tentang kehidupan pribadinya.
Sebagai bacapres Pemilu 2024, ia sering berkeliling Indonesia dan bertemu tokoh agama Islam.
"Foto dan video menjadi konten utama," kata dia.
Ketika turut menyukseskan Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2014, fokus Anies adalah menarasikan dukungannya kepada Jokowi dan komunitas tertentu.
Sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), ia berbicara tentang pendidikan.
Berikutnya, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies menyoroti prestasi dan program-programnya di ibukota.
Setelah dideklarasikan sebagai bacapres 2024, ia lebih fokus pada gagasan, kolaborasi politik, dan narasi keislaman.
Baca Juga: Baidu: ERNIE 4.0 Tidak Kalah Keren dari GPT-4
Baca Juga: Memperluas Jangkauan, CapCut for Business Bertenaga AI Resmi Dilansir
Baca Juga: Youtube Menghadirkan Sejumlah Fitur Baru dan Pembaruan Desain
Untuk diketahui, riset CfDS UGM ini menguak perubahan narasi dan interaksi yang terjadi di akun media sosial X dan Instagram tiga bacapres, setidaknya selama 10 tahun terakhir.
CfDS mengoleksi data dari akun X resmi tiga bacapres, sejak Oktober 2013 hingga Oktober 2023. Selain itu, CfDS juga mengumpulkan data melalui media sosial Instagram mereka, mulai Agustus 2023 hingga Oktober 2023.
Data dianalisis menggunakan pendekatan exploratory data analysis dan dituturkan lewat metode topic modelling, seperti Word Cloud, Bi-gram, dan Latent Dirichlet Allocation.
Bersama Iradat, tim CfDS yang memamparkan hasil riset ini adalah M. Yusuf Daffa Izzalhaqqi (Tim Riset CfDS UGM) dan Valentino Yovenky Ardi Bentarangga (Tim Riset CfDS UGM).
Baca Juga: Samsung Galaxy S24 Ultra Bakal Punya Varian 12GB dan 8GB?