Techverse.asia - Pasar Indonesia menjadi salah satu yang terpenting dalam industri kripto di wilayah Asia Tenggara. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah investor aset kripto di Tanah Air pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Baca Juga: Reku Sukseskan Indonesia Bitcoin Conference 2023, Tingkatkan Pertumbuhan Kripto di Indonesia
Menurut data Badan Pengawas Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat jumlah investor kripto tumbuh 0,87 persen pada Mei tahun ini atau bertambah sekitar 15 ribu individu dari 17,2 juta menjadi 17,4 juta individu yang berinvestasi di kripto.
Selain itu, jika dilihat secara tahunan, investor kripto yang telah terdaftar di Bappebti juga telah meningkat sebanyak 3,28 juta orang atau tumbuh 23,23 persen dibandingkan dengan Mei 2022 yang jumlahnya mencapai 14,12 juta orang.
Vice President (VP) of Upbit Indonesia Resna Raniadi mengatakan bahwa peningkatan jumlah investor kripto mencerminkan minat serta kepercayaan masyarakat terhadap pasar aset kripto.
Baca Juga: 5 Tahun Usia Tokocrypto, Terus Dorong Pertumbuhan Pasar dan Adopsi Kripto di Indonesia
"Hal ini juga tentunya tidak lepas dari dukungan pemerintah dalam mewujudkan sektor inovasi teknologi di sektor keuangan, aset keuangan digital, dan aset kripto yang sehat," ujar Resna dalam keterangan resminya.
Melihat pertumbuhan kripto yang pesat di Indonesia, Upbit berpandangan tentang pentingnya untuk meningkatkan literasi dan edukasi mengenai kripto. Apalagi terhadap banyaknya investor pemula yang hanya memasuki pasar kripto lantaran mendapat dorongan efek Fear of Missing Out (FOMO).
"Dan juga kebanyakan dari mereka kurang memahami volatilitas pasar, tren permintaan kripto, hingga ketidakpastian kondisi perdagangan, sehingga rawan untuk membuat keputusan yang keliru," ujarnya.
Baca Juga: Minat Masyarakat Indonesia Terhadap Kripto dan Web3 Meningkat, Platform Pintu Sediakan Info Terkini
Menurutnya, salah satu hal yang sering terjadi disebabkan minimnya pengetahuan investor pemula ialah penipuan investasi kripto. Hal yang harus diketahui masyarakat sebelum memulai berinvestasi kripto yakni dengan cara mencari tahu keamanan dari exchanger yang dipilih dalam penyimpanan aset.
"Cara tahu apakah exchanger-nya sudah menggunakan autentikasi dua faktor (2FA) guna menjaga akses pengguna, kemudian juga apakah dalam platform yang disediakan exchanger (sudah) memberikan notifikasi ke pengguna jika ada akses mencurigakan, dan sebagainya," jelas dia.
Pada 2023 ini, pemerintah pun telah melakukan sejumlah langkah strategis guna mendorong potensi ekonomi digital diantaranya dengan melakukan pengendalian aset digital yang dilaksanakan oleh Bappebti, dan juga pembentukan bursa berjangka komoditi kripto, bursa kliring, serta depository yang diharapkan bisa memberikan perlindungan lebih terhadap masyarakat.
Baca Juga: Akibat Bangkrut, Bappebti Resmi Hentikan Perdagangan Aset Kripto FTX
Ditambahkan Resna, untuk investor pemula harus cermat dalam memilih exchanger yang terpercaya. Ia mengimbau agar investor pemula memilih exchanger yang punya izin operasi serta legalitas di Indonesia yang sudah terdaftar di Bappebti.
Dengan terdaftarnya exchanger di lembaga resmi milik pemerintah, maka artinya exchanger tersebut telah berhasil lolos seleksi dan mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia. Selanjutnya, hal lain yang patut untuk diperhatikan yaitu metode penyetoran dan penarikan dana nasabah yang disediakan oleh si pihak exchanger.
"Pilihlah exchanger yang juga menyediakan opsi berbagai metode pembayaran supaya lebih memudahkan, misalnya melalu transfer bank, e-wallet, dan lain sebagainya," katanya.
Baca Juga: Bybit Bertekad Menjadi Bahtera Kripto Dunia, Begini Pencapainnya Sepanjang 2022