Techverse.asia - Saat menelusuri Token2049, sulit untuk mengatakan bahwa industri kripto sedang melalui fase “musim dingin”. Konferensi kripto yang diadakan di Singapura pada September 2023 menarik 20 ribu peserta yang belum pernah terjadi sebelumnya, memenuhi negara kepulauan itu dengan lebih banyak lagi penggemar blockchain yang masuk dan keluar dari ratusan acara sampingan di seluruh kota untuk menghindari tiket mahal ke acara utamanya.
Di Amerika Serikat (AS), hal yang tidak menyenangkan tercipta ketika tindakan pemerintah yang terburu-buru terhadap raksasa kripto, mulai dari FTX dan Ripple hingga Binance dan Coinbase, terus melemahkan industri ini. Posisi anti-kripto dari regulator Washington, ditambah dengan kenaikan suku bunga dana federal oleh Federal Reserve dan dampaknya terhadap suku bunga yang lebih luas.
“Ini telahmemiliki dampak yang cukup negatif terhadap investasi Venture Capital (VC) di ekosistem kripto,” Kevin Goldstein, Penasihat Senior di Perusahaan Investasi Kripto HashKey Capital.
Mencari jalur alternatif untuk tumbuh, proyek-proyek kripto dan investor telah mengabaikan AS dan sekarang menuju Asia. Sejumlah besar proyek kripto yang berbasis di AS telah membuka kantor, merekrut talenta lokal, dan memindahkan orang ke Asia selama beberapa tahun terakhir. “Namun terdapat bukti jelas bahwa banyak proyek kripto yang mempercepat inisiatif pertumbuhan mereka di APAC pada tahun lalu sebagai hasil dari perkembangan bidang kripto di AS,” tambah Goldstein.
Baca Juga: Kenapa FTX Runtuh?
Antusiasme terhadap Asia disebabkan oleh meningkatnya adopsi kripto dan pengembangan kebijakan yang menguntungkan di kawasan ini. Legalisasi perdagangan kripto ritel di Hong Kong, misalnya, menarik sejumlah startup web3 untuk didirikan di sana dengan harapan dapat memanfaatkan basis investor yang sangat besar di daratan China di mana kripto dilarang.
Demikian pula, klarifikasi Singapura mengenai regulasi stablecoin telah diterima dengan baik. Circle, penerbit stablecoin USDC yang populer di AS, mengadakan pidato CEO-nya di Token2049 tahun ini.
Paul Veradittakit, mitra pengelola di perusahaan modal ventura kripto Pantera, mengatakan kepada bahwa Token2049 tahun ini mengadakan pertemuan VC kripto AS terbesar yang pernah ia lihat di acara Asia mana pun. “Banyak hal telah berubah sejak FTX di mana terdapat sedikit pengawasan lebih ketat terhadap peraturan di AS, sementara ada beberapa perkembangan positif (di Asia) seputar kemungkinan stablecoin, XRP, atau ETF,” kata Veradittakit.
Harga token XRP pun melonjak setelah Singapura memberikan lisensi kepada Ripple, yang menggunakan buku besar XRP untuk menggerakkan produk pembayarannya. “Meski FTX menyerang semua orang, saya rasa masyarakat di Asia akan lebih mudah melupakan hal tersebut dan benar-benar melihat kemungkinan untuk bisa mendirikan perusahaan di sini, bisa mendapatkan lisensi perbankan, dan benar-benar melakukan hal-hal yang membuat mereka tidak takut masuk penjara. Itu sangat-sangat penting bagi pengusaha,” tegasnya.
Baca Juga: Reku Sukseskan Indonesia Bitcoin Conference 2023, Tingkatkan Pertumbuhan Kripto di Indonesia
Secercah harapan
Penerbangan 19 jam dari New York ke Singapura bermanfaat bagi Coco Kee, yang diyakinkan bahwa Asia menjadi tujuan yang menarik untuk proyek kripto yang mencari pengguna dan talenta.
Pada acara tersebut, investor yang berfokus pada blockchain, yang menjalankan Kee Global Advisors, bertemu dengan seorang pendiri yang sedang dalam proses relokasi dari California ke Hong Kong di mana perusahaannya telah menerima dukungan keuangan dari kota tersebut untuk mempekerjakan staf lokal dan menyewa ruang kantor bersubsidi.
“Sementara tim proyek (kripto) semakin terdistribusi dengan anggota yang berlokasi secara global, proyek yang dimulai di luar AS cenderung menunda penambahan operasi AS, sebagian besar untuk menghindari potensi kewajiban peraturan,” kata Kee.
Beberapa pemain kripto AS yang berencana atau sudah mulai merekrut karyawan di Asia termasuk Coinbase, Galaxy, Gemini, Paxos, dan CMT Digital. Bagi investor dan pendiri yang masih mempertimbangkan strategi Asia, kuncinya adalah menangkap peluang pasar yang berbeda di wilayah yang beragam secara budaya dan demografis.
Baca Juga: Di AS, Ferrari Mulai Terima Pembelian Mobilnya Menggunakan Uang Kripto
Perusahaan-perusahaan di Korea Selatan, misalnya, telah sukses memasukkan tokennomics ke dalam ekonomi penggemar. Sementara, Jepang memiliki kekayaan intelektual TV dan game yang siap untuk diadopsi oleh NFT. Vietnam mendapatkan reputasi untuk mengembangkan game blockchain setelah kesuksesan Axie Infinity. Singapura dan Hong Kong, sebagai pusat keuangan terkemuka, telah memimpin upaya untuk mengatur keuangan kripto institusional.
Sama seperti upaya ekspansi internasional lainnya, memiliki investor atau mitra lokal untuk membantu strategi masuk ke pasar sangatlah penting. Untungnya, banyak investor Asia yang tertarik dengan kelas aset baru ini. “Hal yang harus dicari hanyalah keahlian lokal tentang cara menjangkau pengguna,” ucap Jordi Alexander, kepala investasi di perusahaan investasi kripto Selini Capital.
“Proyek-proyek Amerika atau Barat tidak benar-benar tahu cara mendapatkan akses ke komunitas (Asia) tersebut karena ada kendala bahasa. Ada media sosial yang berbeda. Misalnya, mereka memiliki grup Telegram yang sangat besar, jadi ini adalah cara yang sangat berbeda untuk menjangkau orang-orang. (Perusahaan-perusahaan Barat) belum tentu memilikinya. Mempunyai investor lokal yang bisa memberi mereka keahlian (adalah hal yang penting),” katanya.