Baca Juga: 14 Tahun Sejak Diluncurkan, Ini Penyebab Situs Omegle Tutup
Tim peneliti NASA membagikan kabar bahwa mereka menemukan klaster galaksi yang berbentuk seperti pohon Natal.
Pengamatan gugus galaksi ini dilakukan untuk tujuan ilmiah tertentu. Tim peneliti menggabungkan tiga periode pengamatan mereka, masing-masing dilakukan dalam selang waktu beberapa pekan, dengan periode keempat dari tim peneliti CANUCS (Canadian NIRIS Unbiased Cluster Survey).
Tujuannya adalah untuk mencari objek dengan kecerahan yang bervariasi dari waktu ke waktu, yang dikenal sebagai transien. Mereka mengidentifikasi 14 transien di seluruh bidang pandang.
"Dua belas dari transien tersebut terletak di tiga galaksi yang diperbesar secara besar-besaran oleh pelensaan gravitasi. Kemungkinan besar merupakan bintang individual atau sistem beberapa bintang yang diperbesar secara singkat dalam waktu yang sangat tinggi," ungkap NASA, dikutip Minggu (12/11/2023).
Baca Juga: Samsung Galaxy M54 5G: Smartphone Premium M Series, Dicas 30 Menit Kuat Pakai Seharian
Dua transien lainnya berada dalam galaksi latar belakang yang diperbesar secara moderat, kemungkinan besar merupakan supernova.
Kenapa Dinamakan Gugus Galaksi Pohon Natal?
"Kami menyebut MACS0416 sebagai Gugus Galaksi Pohon Natal, karena warnanya begitu berwarna dengan kerlap-kerlip cahaya yang kami temukan di dalamnya," demikian penjelasan Haojing Yan, dari Universitas Missouri di Columbia.
Menemukan begitu banyak transien dengan observasi dalam rentang waktu yang relatif singkat, menunjukkan bahwa para astronom dapat menemukan banyak transien tambahan di cluster ini dan cluster lain yang serupa, melalui pemantauan rutin dengan Webb.
Di antara transien yang diidentifikasi oleh tim, ada satu yang paling menonjol. Terletak di galaksi yang ada sekitar tiga miliar tahun setelah Big Bang, galaksi ini diperbesar setidaknya 4.000 kali lipat.
Tim tersebut menjuluki sistem bintang ini dengan istilah 'Mothra' karena punya 'sifat monster': sangat terang dan sangat besar. Bintang ini bergabung dengan bintang berlensa lain, yang sebelumnya diidentifikasi oleh para peneliti yang mereka juluki 'Godzilla.' Untuk mengingatkan kamu, Godzilla dan Mothra adalah monster raksasa yang dikenal sebagai kaiju di bioskop Jepang.
Yang menarik dari temuan tim adalah, Mothra sebelumnya juga terlihat dalam observasi Hubble, sembilan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Gerai Fore di Singapura, Dibangun Pakai 430 Kg Gelas Plastik Bekas Daur Ulang
Gugus Galaksi Pohon Natal Ditemukan Lewat Pengamatan Dua Teleskop
Tim astronom menemukan kluster yang terletak pada jarak miliaran tahun cahaya tersebut, lewat pencitraan yang dilakukan menggunakan teleskop James Webb milik NASA dan Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Dua teleskop tersebut 'bekerja sama', untuk menangkap gambar menakjubkan dari fenomena alam yang selanjutnya dinamakan gugus galaksi MACS0416 itu.
"Terletak sekitar 4,3 miliar tahun cahaya dari Bumi, MACS0416 terdiri dari dua gugus galaksi yang bertabrakan, yang pada akhirnya akan bergabung membentuk gugus lebih besar," kata NASA lagi.
Menurut tim peneliti, gambar tersebut mengungkap banyak detail yang hanya mungkin ditangkap dengan menggabungkan kekuatan kedua teleskop luar angkasa. Ini mencakup sejumlah galaksi di luar gugus, dan sejumlah sumber yang kecerahannya bervariasi dari waktu ke waktu.
"Kemungkinan besar disebabkan oleh pelensaan gravitasi, yaitu sebuah fenomena di mana cahaya bersumber dari latar belakang yang jauh dan terdistorsi diperkuat," jelas mereka.
Laporan NASA juga menyebut, peneliti utama program PEARLS (Prime Extragalactic Areas for Reionization and Lensing Science), Rogier Windhorst, mengomentari temuan itu.
"Kami membangun warisan Hubble dengan mendorong objek ke jarak yang lebih jauh dan lebih redup," kata dia, ilmuwan dari Arizona State University, yang mengobservasi Webb.
Penjelasan temuan itu seperti berikut, secara umum panjang gelombang cahaya terpendek diberi kode warna biru, panjang gelombang terpanjang berwarna merah, dan panjang gelombang menengah berwarna hijau. Kisaran panjang gelombang yang luas, dari 0,4 hingga 5 mikron, menghasilkan lanskap galaksi yang sangat jelas.
Warna-warna tersebut memberikan petunjuk mengenai jarak galaksi:
- Galaksi paling biru terletak relatif dekat dan sering kali menunjukkan pembentukan bintang yang intens, seperti yang paling baik dideteksi oleh Hubble,
- Galaksi yang lebih merah cenderung lebih jauh seperti yang dideteksi oleh Webb.
Beberapa galaksi juga tampak sangat merah, karena mengandung banyak debu kosmik yang cenderung menyerap warna cahaya bintang yang lebih biru.
"Gambaran keseluruhan tidak akan menjadi jelas, sampai Anda menggabungkan data Webb dengan data Hubble," kata Windhorst.