Orang-orang lanjut usia (lansia) rawan terjatuh, terutama saat mereka berakivitas di kamar mandi atau toilet. Banyak di antara mereka terjatuh dalam situasi tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Padahal, peristiwa itu bisa berdampak efek buruk terhadap kesehatan sejumlah organ tubuh mereka.
Sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko lansia terjatuh di toilet, sekelompok siswa Madrasah Aliyah Negeri 4 Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, berinovasi dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) .
Kelompok yang terdiri dari Zahra Ramadani, Zulfika Madinatul Ilmi, Aji Royahya, dan Jingga Marsa ini, membangun prototype atau purwarupa Nextoilet for Safety Bath, yaitu smart bathroom yang aman untuk lansia.
Baca Juga: Program Bangkit Google Ditambahkan Kurikulum 'Kecerdasan Buatan', Yuk Daftar!
Inovasi mereka diperkenalkan sebagai bagian dari kompetisi Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 4 2022/2023 dan meraih juara dua.
Di tim NEXUS4G tersebut, Zahra Ramadani bertindak sebagai software developer, di tim ada Zulfika Madinatul Ilmi yang menjadi IoT programmer, Aji Royahya sebagai hardware designer, dan Jingga Marsa sebagai data analyst.
Inovasi Nextoilet for Safety Bath ini adalah kamar mandi pintar yang dikembangkan oleh tim mereka itu, memiliki alat pengering otomatis (blower) dan sensor laser transmitter dan receiver, serta sensor ultrasonik untuk mengukur jarak objek.
"Apabila kedua sensor laser sama-sama mendeteksi ada orang, maka blower akan bekerja untuk mengeringkan lantai. Apabila laser mendeteksi adanya seseorang di dalam kamar mandi, namun sensor ultrasonik tidak dapat mendeteksinya, maka seseorang patut diduga telah terjatuh. Sistem akan menyalakan buzzer dan mengirimkan notifikasi ke perangkat handphone milik keluarga si lansia," ungkap Zahra, dikutip Senin (20/11/2023).
Baca Juga: Dipecat dari OpenAI, Sam Altman Langsung Masuk Tim AI Microsoft
Baca Juga: Ini Deretan Bukti Huawei dan Xiaomi Siap Tinggalkan Android dan Google
Tim ini berencana mengembangkan solusi ini menjadi aplikasi mobile dan menambahkan fitur kamera serta voice recognition.
Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, Ennita Pramono, menjelaskan, di SIC, Samsung membekali anak-anak muda dengan keterampilan pemecahan masalah, keterampilan yang sangat mereka butuhkan kalau ingin berkembang di masa depan.
Tingginya antusiasme anak-anak muda mengikuti SIC Batch 4, sejalan dengan temuan survei terbaru Samsung Solve fot Tomorrow bersama Morning Consult. Survei bertajuk The Rise of Gen Z and the Future of Work itu mendapati, kebanyakan anak-anak muda, khususnya Gen Z, sudah mengantisipasi akan perubahan di dunia kerja di masa depan.
"Terutama yang berkaitan dengan peningkatan penggunaan teknologi canggih seperti AI, pembelajaran mesin, robotika, dan sebagainya," lanjut Ennita.
Baca Juga: Asus Meluncurkan Chromebok CM30 Detachable, Bisa Jadi Tablet Pintar dan Laptop
Baca Juga: Lucid Gravity Ditargetkan Rilis 2 Tahun Lagi, Diklaim Bisa Tempuh Jarak 700 Kilometer
Anak-anak muda beranggapan, sektor yang menjadi pusat inovasi dan kreativitas akan membuka peluang karier masa depan yang menjanjikan; sehingga mereka tertarik untuk bekerja di sana, seperti hiburan dan media (diminati 33%), serta teknologi (diminati 30%) dan desain (24%). Walau, sebanyak 50% Gen Z juga tertarik untuk menjadi entrepreneur.
Melalui program-program pendidikan seperti SIC, Samsung terus berkomitmen untuk mencetak generasi muda yang menguasai teknologi dan siap diserap industri.
"Sebagai pemimpin di industri teknologi, inilah kontribusi kami untuk mendukung terciptanyanya lebih banyak talenta-talenta digital muda berdaya saing tinggi. Talenta yang dibutuhkan bangsa ini untuk meraih peluang-peluang besar di era digital, dan mencapai masa depan yang lebih baik melalui ekonomi digital," tuturnya.