Spotify Meluncurkan Kebijakan Royalti Streaming Baru

Rahmat Jiwandono
Kamis 23 November 2023, 14:29 WIB
Spotify. (Sumber: null)

Spotify. (Sumber: null)

Techverse.asia - Spotify secara resmi meluncurkan kebijakan pembayaran streaming baru untuk artis dan label. Dengan kata lain, kini artis-artis kecil akan mendapat keuntungan besar di sini, karena lagu-lagu yang tidak memenuhi ambang batas minimum seribu streaming per tahun tidak akan memenuhi syarat untuk pembayaran royalti apa pun.

Perusahaan mengklaim pembaruan ini akan memberikan tambahan US$1 miliar atau sekitar Rp15,56 triliun kepada artis, dengan mengarahkan kembali pembayaran yang sebelumnya ditujukan ke streaming palsu, konten berisik (seperti rekaman hujan yang turun di atap dan barang-barang lain yang dimaksudkan untuk relaksasi), atau distributor yang tidak mendistribusikan royalti di bawah jumlah tertentu.

“Meskipun masing-masing masalah ini hanya berdampak pada sebagian kecil dari total streaming, dengan mengatasinya sekarang berarti kami dapat meningkatkan pendapatan tambahan sekitar US$1 miliar untuk artis pendatang baru dan (musisi) profesional selama lima tahun ke depan,” tulis Spotify dalam postingan blognya dikutip Techverse.asia, Kamis (23/11/2023).

Namun begitu, Spotify belum memberikan rincian mengenai bagaimana dana tersebut akan didistribusikan, mereka hanya mengatakan bahwa streamer itu sendiri tidak akan menghasilkan uang tambahan dengan model ini.

Baca Juga: Samsung Gandeng Maison Margiela, Hadirkan Galaxy Z Flip 5 Edisi Khusus

Spotify terkenal karena artis-artisnya yang membayar di bawah standar, tetapi sekarang banyak yang tidak mendapatkan apa-apa, selain kesempatan dan hak istimewa untuk eksis di servernya.

Dalam hal ambang pembayaran minimum yang baru, sebuah lagu harus mencapai setidaknya seribu streaming dalam kurun waktu 12 bulan terakhir agar dapat menghasilkan royalti mulai tahun depan.

Perusahaan menyebutkan bahwa artis tidak akan menghasilkan uang tambahan dengan model ini, dan tidak ada perubahan pada jumlah royalti musik yang dibayarkan kepada pemegang hak cipta dari Spotify.

“Kami hanya akan menggunakan puluhan juta dolar setiap tahunnya untuk meningkatkan pembayaran ke semua jalur yang memenuhi syarat, daripada membaginya menjadi pembayaran US$0,03,” terangnya.

Baca Juga: Google Bard Bisa Jawab Pertanyaan tentang Video YouTube

Model royalti baru Spotify yang kontroversial akan memengaruhi lebih dari dua pertiga katalog lagunya. Namun hal ini disebabkan oleh besarnya musik yang diunggah ke platform tersebut, sehingga sebagian besar lagu tidak didengarkan sesering apa pun.

Sementara ratusan juta lagu dan puluhan juta di antaranya yang akan berada di bawah ambang batas seribu streaming, hanya akan mengalihkan sekitar 0,5 persen dari kumpulan royalti Spotify ke lagu-lagu yang lebih populer. Rata-ratanya US$3 atau sekitar Rp45 ribuan per tahun, dan itu tentunya tidaklah banyak.

Meskipun jumlah tersebut sangat kecil untuk rata-rata artis, jika dijumlahkan untuk ribuan artis per tahun, jumlah tersebut merupakan jumlah yang besar.

Sementara itu, banyak distributor tidak mendistribusikan jumlah yang begitu rendah - yang berarti uang tetap berada di tangan distributor. “Karena label dan distributor memerlukan jumlah penarikan minimum (biasanya US$2-$50 per penarikan), dan bank mengenakan biaya untuk transaksi (biasanya US$1-$20 per penarikan), uang ini sering kali tidak sampai ke pengunggah,” paparnya.

Baca Juga: Sam Altman Kembali Jadi CEO OpenAI

“Dan pembayaran kecil ini sering kali dilupakan. Namun secara keseluruhan, pembayaran kecil yang diabaikan ini telah mencapai US$40 juta per tahun, yang justru dapat meningkatkan pembayaran kepada artis yang paling bergantung pada pendapatan streaming,” lanjutnya.

Hingga saat ini, Spotify memiliki lebih dari 574 juta pengguna, termasuk 226 juta pelanggan di lebih dari 180 pasar, menghasilkan lebih dari US$40 miliar dan terus bertambah dalam bentuk royalti kepada artis dan pemegang hak cipta, berdasarkan laporan perusahaan yang berbasis di Swedia itu.

Ketua dan CEO Nettwerk Music Group Terry McBride ikut mengomentari model royalti baru Spotify tersebut. Menurutnya, penipuan dan musik palsu merupakan masalah besar bagi layanan streaming musik, karena artis yang sah tidak dapat membangun komunitas penggemar dan mendapatkan penghidupan yang berkelanjutan.

“Saya memuji upaya Spotify yang terus-menerus dan terus berkembang untuk mengatasi masalah ini,” katanya.

Baca Juga: Apple Music Classical untuk iPad Kini Sudah Bisa Diunduh

Aturan baru pembagian royalti di Spotify:

• Lagu yang menerima kurang dari seribu streaming dalam jangka waktu satu tahun tidak akan memenuhi syarat untuk mendapatkan royalti. Sebaliknya, royalti tersebut akan didistribusikan kembali ke kelompok royalti yang lebih besar.

• Label dan distributor akan dikenakan biaya 10 euro untuk setiap lagu yang ditemukan memiliki 90 persen atau lebih alirannya yang dianggap palsu.

• Trek kebisingan non-musik sekarang harus berdurasi setidaknya dua menit agar memenuhi syarat untuk mendapatkan royalti. Selain itu, ada perbincangan tentang penerapan pengurangan tarif pada lagu-lagu ini yang akan membuat nilai streaming mereka di bawah nilai musik.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno20 Desember 2024, 17:43 WIB

ASUS TUF Gaming A14 Resmi Meluncur di Indonesia, Lihat Speknya

Jelang akhir 2024, ASUS rilis laptop gaming tipis berteknologi AI.
ASUS TUF Gaming A14. (Sumber: istimewa)
Techno20 Desember 2024, 17:29 WIB

Sandisk dengan Logo Baru akan Segera Tiba

Filosofi kreatif yang mencerminkan dunia dengan ketangguhan ekspresi data yang memajukan aspirasi dan peluang.
Logo baru Sandisk. (Sumber: Sandisk)
Techno20 Desember 2024, 15:27 WIB

Samsung Luncurkan Kulkas Anyar: Disematkan Teknologi AI Hybrid Cooling

Kulkas inovatif merevolusi cara pendinginan dengan modul Peltier.
Kulkas Samsung dengan teknologi AI Hybrid Cooling. (Sumber: Samsung)
Techno20 Desember 2024, 15:17 WIB

Khawatir Aplikasinya Dilarang di AS, CEO TikTok Bertemu Donald Trump

TikTok meminta Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan yang akan datang.
Tangkapan layar CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian di depan anggota Kongres AS, Kamis (24/3/2023) waktu setempat. (Sumber: Youtube C-SPAN)
Startup20 Desember 2024, 14:56 WIB

Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Startup teknologi finansial ini akan memberi pinjaman dana bagi pelaku UMKM.
Funding Socities. (Sumber: istimewa)
Startup20 Desember 2024, 14:43 WIB

Grup Modalku Dapat Investasi dari Cool Japan Fund, Segini Nominalnya

Modalku adalah platform pendanaan digital bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku.
Startup20 Desember 2024, 14:03 WIB

Impact Report 2024: Soroti Kepemimpinan Perempuan dan Pengurangan Emisi CO2

AC Ventures, bekerja sama dengan Deloitte, merilis Impact Report 2024 yang menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap dampak sosial dan lingkungan di Asia Tenggara.
AC Ventures.
Startup20 Desember 2024, 13:39 WIB

Qiscus Bertransformasi Jadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform

Qiscus mengmumkan transformasi AI guna akselerasi pasar Asia Tenggara.
Qiscus.
Techno19 Desember 2024, 19:07 WIB

Google Whisk: Alat AI Baru untuk Bikin Gambar dari Gambar Lain

Google bereksperimen dengan generator gambar baru yang menggabungkan tiga gambar menjadi satu kreasi.
Hasil imej berbasis gambar yang dibuat oleh Google Whisk. (Sumber: Whisk)
Techno19 Desember 2024, 18:29 WIB

ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas

ASUS mengumumkan NUC 14 Pro AI.
ASUS NUC 14 Pro. (Sumber: asus)