Techverse.asia - Foxconn berencana untuk menginvestasikan uang sebanyak US$1,54 miliar atau setara dengan Rp23,79 triliun di India, yang terbaru dalam rencana ekspansinya yang terus berkembang, menyusul lonjakan pendapatan di pasar Asia Selatan.
Foxconn mengatakan, dalam pengajuan bursa bahwa investasi tersebut akan membantu memenuhi kebutuhan operasional. Investasi tersebut dilakukan dua bulan setelah perusahaan Taiwan tersebut mengatakan pihaknya berencana menggandakan jumlah tenaga kerja dan investasinya di India pada tahun depan.
Foxconn bekerja sama dengan banyak perusahaan termasuk Apple dan merakit perangkat mereka di pabrik-pabrik di India karena banyak raksasa teknologi ingin mengalihkan sebagian basis manufaktur mereka ke India dalam sebuah langkah yang digambarkan oleh para analis sebagai “China+1.”
Baca Juga: Apple Vision Pro Dilaporkan Bakal Rilis pada Maret 2024
Investasi Foxconn, yang merupakan penyedia layanan manufaktur electronik atau Electronic Manufacturing Services (EMS) terbesar secara global, ke China meningkat pada 2001-2017 atau selama 15 tahun, dan melambat sejak tahun 2018, mengingat ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Perusahaan tersebut, yang mengoperasikan tiga kampus manufaktur di India, menarik diri dari usaha patungan pembuatan chip senilai US$19,5 miliar dengan Vedanta pada awal tahun ini, namun mengatakan pihaknya tetap optimistis dengan ambisi India.
“Membangun pabrik dari awal di wilayah baru merupakan sebuah tantangan, namun Foxconn berkomitmen untuk berinvestasi di India. Kami telah mengatasi tantangan seperti ini sejak tahun 1980-an,” kata Foxconn, yang juga dikenal dengan nama Hon Hai, pada saat itu.
Baca Juga: Analis Bilang Kalau iPhone Buatan India Akan Menduduki 20 Persen Distribusi Global
Foxconn tidak memiliki niat untuk melakukan apa pun kecuali terus mendukung ambisi pemerintah 'Make in India' dan membangun keragaman kemitraan lokal yang memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan.
Pada Agustus tahun ini, perusahaan tersebut juga mengumumkan rencana untuk menginvestasikan total US$600 juta atau setara dengan Rp9 triliunan dalam dua proyek di negara bagian Karnataka, India Selatan, untuk pembuatan peralatan chip dan komponen casing untuk iPhone.
Sebagaimana diketahui, Perusahaan yang berasal dari Taiwan ini telah menandatangani letter of intent dengan pemerintah Karnataka, mengatakan akan menginvestasikan sekitar US$350 juta atau sekitar Rp5,3 triliun untuk mendirikan pabrik di negara bagian tersebut untuk pembuatan komponen casing iPhone dan sekitar US$250 untuk atau sekitar Rp3,79 triliun untuk proyek peralatan manufaktur semikonduktor.
Baca Juga: Kuartal Ketiga 2023, Jumlah Pengiriman iPhone ke India Mencapai 2,5 Juta Unit
“Kebijakan industri dan investasi pemerintah negara bagian kondusif untuk memelihara ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri. Pembicaraan yang diadakan dengan ketua perusahaan membuahkan hasil,” ungkap Menteri Pembangunan Infrastruktur Karnataka, M. B. Patil dalam sebuah pernyataan resmi dikutip Techverse.asia.
Foxconn mengatakan bahwa proyek tersebut akan menciptakan 13 ribu pekerjaan di negara bagian tersebut. Selain itu, perusahaan pun telah bermitra dengan Material Terapan pada proyek pembuatan semikonduktor.
Pengumuman ini mengikuti Foxconn menandatangani kesepakatan dengan negara bagian Tamil Nadu, India pada Senin (31/7/2023) kemarin untuk menginvestasikan sekitar US$194 juta atau setara Rp2,9 triliun dalam fasilitas manufaktur komponen elektronik baru.
Baca Juga: AMD Berencana untuk Investasi ke India Senilai Rp6 Triliun, Bangun Pusat Manufaktur Semikonduktor
Untuk pendapatan 3Q23 (kuartal terakhir, yang hasilnya diumumkan awal bulan ini) berdasarkan wilayah, terlihat pendapatan dari India terus meningkat, sebesar NT$62 miliar, atau +53 persen year-on-year (YoY) dari basis yang rendah, menyebabkan kontribusi pendapatan India meningkat menjadi 3,3 persen pada 9M23 vs ~2 persen pada 2021-22A, tulis analis Goldman Sachs dalam laporan terbarunya.
“Peningkatan kontribusi mencerminkan kebutuhan klien tingkat global akan basis produksi yang terdiversifikasi, dan kami melihat jejak global Hon Hai semakin mengamankan posisi pasar terdepan di EMS,” tulis Goldman Sachs.