Perilisan GPT Store ditunda, disinyalir penundaan peluncuran toko aplikasi kecerdasan buatan tersebut karena kekacauan kepemimpinan di Open AI.
Ide menghadirkan GPT Store, berasal dari AI Sam Altman, CEO yang pernah dipecat kemudian diajak kembali bergabung di OpenAI.
GPT Store diperkenalkan sebagai toko aplikasi yang menghadirkan banyak program dan aplikasi digital kecerdasan buatan. Awalnya, GPT Store bakal diluncurkan pada akhir November 2023.
Perusahaan akan menawarkan alat-alat yang berguna di berbagai kategori seperti produktivitas, pendidikan, alat 'bersenang-senang' yang ditawarkan di GPT Store ini, hingga rating tiap aplikasi.
Baca Juga: Cara Mengaktifkan Fitur Ramah Buta Warna di Aplikasi GoTo
Baca Juga: Xiaomi 14 Sudah Kantongi Sertifikasi TKDN, Bakal Segera Dijual di Indonesia?
Sementara itu, TechCrunch mengungkap, penundaan ini hampir pasti disebabkan oleh perombakan kepemimpinan yang terjadi pada November, tepat setelah pengumuman awal.
"Toko aplikasi OpenAI untuk AI, GPT Store, tidak akan diluncurkan tahun ini seperti yang diumumkan sebelumnya, melainkan pada tanggal yang tidak ditentukan pada awal 2024, " kata perusahaan itu, dikutip Sabtu (2/12/2023).
Kabar ini kali pertama dilaporkan oleh Axios yang memperoleh memo yang dikirimkan kepada pengguna dan pengembang.
Berikut bunyi pengumuman perusahaan terkait GPT Store:
Kami sekarang berencana meluncurkan GPT Store awal tahun depan. Meskipun kami memperkirakan akan merilisnya bulan ini, ada beberapa hal tak terduga yang membuat kami sibuk!. Ini juga merinci beberapa perbaikan yang akan datang pada fitur baru, seperti antarmuka konfigurasi yang lebih baik dan pesan debug.
Mengingat betapa longgarnya rencana peluncuran, diduga pula kemungkinan besar penundaan akan terjadi setidaknya satu pekan kerja penuh.
"Penundaan ini bukanlah suatu kejutan. Dengan semakin dekatnya liburan musim dingin, gagasan mengirimkan produk besar di bawah tekanan sekaligus menavigasi dewan baru dan prioritas lainnya, mungkin bukan hal yang baru," ungkap OpenAI.
Untuk pelanggan OpenAI, GPT masih dapat dibuat dan dibagikan dengan orang lain secara langsung. Namun mereka tidak akan terdaftar secara publik, atau dapat mengambil bagian dalam skema pembagian pendapatan apa pun (jika OpenAI memutuskan bagaimana menerapkannya), hingga toko tersebut diluncurkan secara resmi.
Baca Juga: GoTo Perkenalkan Mode Contrast, Fitur Ramah Bagi Penyandang Buta Warna
CEO OpenAI, Sam Altman, menjelaskan bahwa lewat adanya GPT Store, maka pengembang dapat memperoleh uang berdasarkan berapa banyak orang yang menggunakan GPT mereka.
Dengan adanya GPT Store, maka masyarakat dan pengguna dapat memilih kecerdasan buatan apa yang mereka butuhkan, atau chatbot mana yang mereka akan gunakan.
"Upaya ini merupakan salah satu cara agar AI bisa lebih masuk ke kehidupan masyarakat," ujar Altman.
CEO OpenAI Sam Altman mengklaim, ada 2 juta pengembang kini menggunakan platform ChatGPT. Selain itu, terdapat sekitar 90% perusahaan -yang masuk dalam jajaran Fortune 500- menggunakan alat tersebut secara internal. Kemudian, dalam hitungannya, ada 100 juta orang yang aktif menggunakan ChatGPT.
"ChatGPT masih belum begitu luas digunakan oleh masyarakat umum. Dari situlah dia terpikir untuk membuat GPT Store, di mana berbagai aplikasi kecerdasan buatan bisa diakses oleh masyarakat," demikian dilaporkan CNN.
Meski kesannya GPT Store ini akan mirip dengan Microsoft Store, App Store maupun PlayStore, OpenAI menyebut ada perbedaan besar antara GPT Store dan tiga toko digital tersebut.
Nantinya, di GPT Store masyarakat justru dilibatkan aktif tidak hanya untuk mengakses, tetapi juga mengembangkan berbagai aplikasi kecerdasan buatan yang tersedia di GPT Store. Kelebihan itu membuat aplikasi kecerdasan buatan diyakini jadi lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
Baca Juga: Hyundai dan Indika Kerja Sama Hadirkan Bus Listrik untuk Transportasi Umum di Indonesia