Spotify Lakukan PHK Ketiga Sepanjang 2023, Sekitar 1.500 Karyawan Kehilangan Pekerjaan

Rahmat Jiwandono
Selasa 05 Desember 2023, 13:46 WIB
Ilustrasi Spotify (Sumber: freepik)

Ilustrasi Spotify (Sumber: freepik)

Techverse.asia - Lagi, Spotify kembali melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk ketiga kalinya pada tahun ini. Ya, raksasa streaming musik asal Swedia ini resmi mengumumkan bahwa pihaknya memangkas 17 persen tenaga kerjanya, karena perusahaan tersebut berupaya menekan biaya.

Berdasarkan total jumlah karyawan sebanyak 9.241 orang yang terungkap dalam rilis pendapatan terakhirnya, maka PHK tersebut diperkirakan akan berdampak pada lebih dari 1.500 karyawan.

Dalam catatannya kepada karyawan pada 5 Desember 2023, pendiri dan CEO Spotify Daniel Ek mengatakan bahwa menentukan jumlah tenaga kerja yang tepat sangat penting bagi perusahaan untuk menghadapi “tantangan di masa depan.”

Ek menyatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan biaya adalah penyebab pemangkasan jumlah karyawan tersebut, yang menurutnya akan membuat Spotify menjadi perusahaan yang lebih ramping. Karyawan yang terkena dampak pun akan diberitahu hari ini juga.

Baca Juga: Bocoran Samsung Galaxy S24 Series: Material Titanium dan Layarnya Rata

Menurut Ek, karyawan yang terkena dampak PHK terbaru Spotify akan menerima pesangon sekitar lima bulan, dan selama waktu tersebut perusahaan akan terus menanggung biaya kesehatan mereka.

“Saya menyadari hal ini akan berdampak pada sejumlah individu yang telah memberikan kontribusi berharga. Terus terang, banyak orang cerdas, berbakat, dan pekerja keras yang akan meninggalkan kami,” tulisnya dalam catatan tersebut, yang kemudian dipublikasikan oleh perusahaan tersebut di blog kami lansir pada Selasa (5/12/2023).

“Saat ini, kami masih memiliki terlalu banyak orang yang berdedikasi untuk mendukung pekerjaan dan bahkan melakukan pekerjaan di sekitar pekerjaan dibandingkan memberikan kontribusi terhadap peluang dengan dampak nyata,” lanjutnya.

Dengan demikian, ini merupakan PHK besar-besaran ketiga yang dilakukan Spotify pada tahun ini. Pada Januari, perusahaan mengumumkan memberhentikan enam persen stafnya, atau sekitar 600 karyawan.

Baca Juga: Spotify Meluncurkan Kebijakan Royalti Streaming Baru

Kemudian, pada Juni, mereka mengumumkan telah mengurangi 200 orang lagi dari divisi siniarnya atau podcast. Selain memangkas biaya, Spotify juga mengambil langkah untuk meningkatkan pendapatan dan menaikkan harga di berbagai pasar, termasuk Amerika Serikat (AS).

Dalam hasil terbarunya, Spotify melaporkan laba sebesar €65 juta atau sekitar Rp1 triliunan selama tiga bulan hingga September - laba kuartal pertama selama lebih dari setahun - dibantu oleh kenaikan harga dan jumlah pelanggan yang lebih tinggi.

Meskipun penyedia streaming musik ini telah mencapai pertumbuhan pelanggan yang stabil, dengan 220 juta pelanggan berbayar, tapi Spotify ini terus berjuang untuk mendapatkan keuntungan.

Perusahaan teknologi ini telah berkembang di seluruh dunia dalam upayanya menjangkau satu miliar pengguna pada 2030. Saat ini Spotify tercatat memiliki 601 juta pengguna, naik dari 345 juta pada akhir 2020.

Namun terlepas dari kekuatan keseluruhan dalam jumlah pengguna dan pelanggan, serta pernyataan manajemen bahwa setiap wilayah melampaui ekspektasi, pertumbuhan pelanggan premium di Amerika Utara hanya sedikit dari kuartal ke kuartal.

Baca Juga: Ada Kesepkatan Rahasia, Google Akui Spotify Tak Bayar Biaya Play Store

Terdapat juga sedikit penurunan pendapatan rata-rata premi per pengguna (ARPU) pada kuartal ketiga dari tahun ke tahun, dengan perkiraan pada kuartal keempat menunjukkan adanya tantangan yang terus berlanjut akibat pergeseran geografis dan bauran produk.

“Saya menyadari bahwa bagi banyak orang, pengurangan sebesar ini akan terasa sangat besar mengingat laporan pendapatan positif dan kinerja kami baru-baru ini. Kami berdebat untuk melakukan pengurangan yang lebih kecil sepanjang tahun 2024 dan 2025,” katanya.

Namun, mengingat kesenjangan antara tujuan keuangan perusahaan dan biaya operasionalnya saat ini, maka dia memutuskan bahwa tindakan substansial untuk menyesuaikan biaya adalah pilihan terbaik untuk mencapai tujuannya.

Baca Juga: Review Film Napoleon: Miskonsepsi Perang Antara Negara-negara Besar

Industri-industri secara global mengalami PHK yang signifikan pada tahun ini, dengan total lebih dari 225 ribu karyawan, yang didorong oleh ketidakstabilan ekonomi, suku bunga yang lebih tinggi, dan pola konsumen yang terus berubah.

Sektor teknologi, termasuk perusahaan-perusahaan seperti Amazon, Google, Meta, Twitter dan Netflix, menghadapi pengurangan yang signifikan, sehingga memperburuk kegelisahan ekonomi di kalangan karyawan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno20 Desember 2024, 17:43 WIB

ASUS TUF Gaming A14 Resmi Meluncur di Indonesia, Lihat Speknya

Jelang akhir 2024, ASUS rilis laptop gaming tipis berteknologi AI.
ASUS TUF Gaming A14. (Sumber: istimewa)
Techno20 Desember 2024, 17:29 WIB

Sandisk dengan Logo Baru akan Segera Tiba

Filosofi kreatif yang mencerminkan dunia dengan ketangguhan ekspresi data yang memajukan aspirasi dan peluang.
Logo baru Sandisk. (Sumber: Sandisk)
Techno20 Desember 2024, 15:27 WIB

Samsung Luncurkan Kulkas Anyar: Disematkan Teknologi AI Hybrid Cooling

Kulkas inovatif merevolusi cara pendinginan dengan modul Peltier.
Kulkas Samsung dengan teknologi AI Hybrid Cooling. (Sumber: Samsung)
Techno20 Desember 2024, 15:17 WIB

Khawatir Aplikasinya Dilarang di AS, CEO TikTok Bertemu Donald Trump

TikTok meminta Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan yang akan datang.
Tangkapan layar CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian di depan anggota Kongres AS, Kamis (24/3/2023) waktu setempat. (Sumber: Youtube C-SPAN)
Startup20 Desember 2024, 14:56 WIB

Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Startup teknologi finansial ini akan memberi pinjaman dana bagi pelaku UMKM.
Funding Socities. (Sumber: istimewa)
Startup20 Desember 2024, 14:43 WIB

Grup Modalku Dapat Investasi dari Cool Japan Fund, Segini Nominalnya

Modalku adalah platform pendanaan digital bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku.
Startup20 Desember 2024, 14:03 WIB

Impact Report 2024: Soroti Kepemimpinan Perempuan dan Pengurangan Emisi CO2

AC Ventures, bekerja sama dengan Deloitte, merilis Impact Report 2024 yang menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap dampak sosial dan lingkungan di Asia Tenggara.
AC Ventures.
Startup20 Desember 2024, 13:39 WIB

Qiscus Bertransformasi Jadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform

Qiscus mengmumkan transformasi AI guna akselerasi pasar Asia Tenggara.
Qiscus.
Techno19 Desember 2024, 19:07 WIB

Google Whisk: Alat AI Baru untuk Bikin Gambar dari Gambar Lain

Google bereksperimen dengan generator gambar baru yang menggabungkan tiga gambar menjadi satu kreasi.
Hasil imej berbasis gambar yang dibuat oleh Google Whisk. (Sumber: Whisk)
Techno19 Desember 2024, 18:29 WIB

ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas

ASUS mengumumkan NUC 14 Pro AI.
ASUS NUC 14 Pro. (Sumber: asus)