Baca Juga: Pegipegi Pamitan: Ini Prosedur Pelayanan untuk yang Sudah Beli Tiket Perjalanan dan Pesan Penginapan
Produk-produk kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sudah sering digunakan untuk keperluan bisnis, pendidikan, bahkan membantu pekerjaan fisik yang berat. Namun, bagaimana jika salah satu keluaran kecerdasan buatan seperti ChatGPT digunakan dalam praktik hukum dan aktivitas pengadilan?
Dan itulah kenyataan yang bisa kita lihat di masa kini, hakim di UK boleh pakai ChatGPT untuk membantu menentukan keputusan hukum atas kasus yang mereka tangani di meja pengadilan.
Kantor Kehakiman Inggris adalah lembaga hukum yang mengeluarkan panduan tersebut. Terhitung mulai Selasa (12/12/2023), pemerintahan setempat mengizinkan hakim menggunakan ChatGPT dan alat AI lainnya, untuk menulis keputusan hukum dan melakukan beberapa tugas.
Sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan kemarin, oleh Komisi Yudisial negara itu, melegalkan penggunaan AI bagi praktisi pengadilan.
"Penggunaan Kecerdasan Buatan ('AI') di masyarakat terus meningkat, begitu pula relevansinya dengan sistem pengadilan dan pengadilan," tulis mereka, dikutip Rabu (13/12/2023).
Panduan yang mereka terbitkan, merupakan langkah pertama dalam serangkaian usulan upaya di masa depan, untuk mendukung peradilan dalam interaksi mereka dengan AI.
Perubahan dalam praktik penegakan hukum yang demikian, mungkin mengejutkan bagi banyak pihak. Apalagi, awal tahun ini, dua pengacara di New York didenda $5.000 setelah mereka menyerahkan dokumen hukum yang ditulis oleh ChatGPT. Dalam dokumen itu didapati, kecerdasan buatan telah membuat beberapa kutipan dan kutipan imajiner.
Baca Juga: Narajiwa: Aplikasi yang Dampingi Anak Muda Mengelola Emosi & Mencegah Perilaku 'Self-Harm'
Namun cerita mengenai potensi bahaya AI tidak menghentikan para pengacara dan pejabat lainnya untuk mendalami teknologi ini. Bahkan, para juri tampak antusias dengan teknologi ini.
Pada September 2023, Lord Justice Birss dari Pengadilan Banding Inggris dan Wales menggunakan ChatGPT untuk merangkum teori-teori hukum yang tidak dikenalnya, dan menyalin serta menempelkan hasilnya ke dalam keputusan resmi. Birss menyebut AI sebagai alat yang sangat berguna.
Meski demikian, Kantor Kehakiman setempat menyarankan beberapa batasan pada AI, dan mengakui potensi kelemahannya, demikian dilaporkan Gizmodo.
Pengadilan mencatat, tanggapan AI mungkin tidak akurat, tidak lengkap, menyesatkan, atau bias.
ChatGPT dan model bahasa besar lainnya adalah cara yang buruk dalam meneliti, untuk menemukan informasi baru yang tidak dapat kita verifikasi.
Panduan tersebut juga merekomendasikan agar para hakim memeriksa keakuratan tanggapan AI, sebelum mereka membuat keputusan yang akan mengubah jalan hidup masyarakat.
Untuk diketahui, panduan ini juga memperingatkan terhadap masalah privasi, dengan menunjukkan bahwa perusahaan AI mengambil hasil interaksi pengguna.
Secara keseluruhan, panduan sepanjang enam halaman tersebut memberikan rincian dasar tentang teknologi kecerdasan buatan (AI). Sehingga jelas bahwa Pengadilan berasumsi, beberapa hakim tidak memiliki pemahaman sama sekali tentang kecerdasan buatan.
Baca Juga: Tekan Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api, Akademisi UB Buat Inovasi Aplikasi Berbasis AI
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Infinix Smart 8, Punya Fitur Unggulan Magic Ring
Sebelumnya, pada awal tahun ini, Techverse.Asia telah mengungkap perihal adanya seorang hakim di Kolombia menggunakan ChatGPT untuk membuat keputusan pengadilan
Hakim Juan Manuel Padilla Garcia, yang memimpin Pengadilan Sirkuit Pertama di kota Cartagena, mengatakan dia menggunakan alat AI, untuk mengajukan pertanyaan hukum tentang kasus tersebut. Hakim tersebut menyertakan tanggapannya dalam keputusannya, menurut dokumen pengadilan tertanggal 30 Januari 2023.
"Tujuan memasukkan teks yang diproduksi AI ini sama sekali tidak menggantikan keputusan hakim. Apa yang sebenarnya kami cari adalah mengoptimalkan waktu yang dihabiskan, untuk menyusun penilaian setelah menguatkan informasi yang diberikan oleh AI," tulis Garcia dalam keputusan tersebut, yang diterjemahkan dari bahasa Spanyol, dikutip 5 Februari 2023.
Kasus yang ditangani oleh Juan Manuel adalah perselisihan dengan perusahaan asuransi kesehatan tentang apakah seorang anak autis harus menerima pertanggungan untuk perawatan medis.
Menurut dokumen pengadilan, pertanyaan hukum yang dimasukkan ke dalam alat AI, salah satunya "Apakah anak di bawah umur autis dibebaskan dari pembayaran biaya terapi mereka?" dan “Apakah yurisprudensi mahkamah konstitusi membuat keputusan yang menguntungkan dalam kasus serupa?"