Jobstreet by SEEK meluncurkan platform SEEK terbaru di Indonesia. Platform baru Jobstreet tersebut memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.
Pihak Jobstreet by SEEK meyakini, penambahan Artificial Intelligence (AI) milik SEEK yang berkelas dunia, dapat semakin mempermudah koneksi antara pencari kerja dan perusahaan melalui transformasi platform kariernya di Indonesia.
COO Jobstreet Indonesia, Varun Mehta, mengatakan jika pemanfaatkan AI bukanlah hal baru bagi platform ini. Teknologi AI di platform itu telah dikembangan sejak 10 tahun lalu. Namun, ada perbedaan antara AI dan generatif AI.
"Ini adalah upgrade paling besar untuk Jobstreet dan kami bawa di Asia," kata Varun, dikutip dari Republika, Kamis (14/12/2023).
Manfaat pembaruan AI di platform ini, seperti memberi rekomendasi pekerjaan yang relevan, pengalaman baru, dan wawasan yang lebih mendalam untuk dapat digunakan oleh pencari kerja dan perusahaan di Indonesia.
Dengan pemanfaatan AI yang baru ini, pengguna Jobstreet bisa merasakan tiga manfaat, yaitu lebih cepat, lebih banyak dan lebih informatif.
Contohnya, ketika mengunggah curriculum vitae (CV), pengguna tidak perlu lagi membuat profil. Karena platform akan membuatnya langsung sehingga memudahkan para pencari kerja.
Baca Juga: Belum Punya Regulasi AI, Kominfo Sebut Pemanfaatan AI Bisa Menyesuaikan UU ITE dan PP PSTE
Baca Juga: 1 dari 5 Gen Z Pakai AI untuk Memudahkan Komunikasi, Samsung Hadirkan Galaxy AI
Untuk perusahaan yang merekrut, upgrade AI punya manfaat fitur AI rekomendasi untuk pertanyaan dan sebagainya. Ada lebih banyak tawaran pekerjaan, yakni 10 kali lipat kesempatan bagi pencari kerja Indonesia.
Lebih dari tiga juta perusahan terdaftar di Jobstreet dan terintegrasi antar enam negara Asia. Kelebihan berikutnya yang lebih informatif, yakni meliputi panduan gaji, rekrutmen, kompensasi dan manfaat.
Baca Juga: Oppo x Ambush Hadirkan Aksesori Eksklusif untuk Find N3 Flip
Varun mengtakan, dengan memanfaatkan AI, platform dapat membantu pencari kerja dan perusahaan untuk terhubung dengan lebih mudah dan lebih akurat.
Sebagai platform karir terkemuka di Indonesia, menurut dia, Jobstreet merasa perlu untuk terus meningkatkan platform, guna mengikuti tren pasar kerja yang terus berubah di dunia, termasuk Indonesia.
Transformasi platform Jobstreet bermula dari investasi SEEK sebesar 180 juta dolar AS, yang dilakukan selama tiga tahun terakhir untuk mengintegrasikan tiga pasar tenaga kerja online di Asia Pasifik, yaitu SEEK (di Australia dan Selandia Baru), Jobstreet (di Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), dan Jobsdb (di Hong Kong dan Thailand).
Program ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan SEEK dan berkontribusi dalam pasar kerja di seluruh wilayah Asia Pasifik.
Baca Juga: Pegipegi Pamitan: Ini Prosedur Pelayanan untuk yang Sudah Beli Tiket Perjalanan dan Pesan Penginapan
Platform serupa dengan Jobstreet by SEEK, yakni LinkedIn, juga telah memperluas rangkaian fitur kecerdasan buatan mereka. Yakni dengan menambahkan alat yang akan menghasilkan konten untuk profil pengguna dan deskripsi pekerjaan.
Sebelumnya, LinkedIn memperkenalkan saran penulisan bertenaga AI, yang ditawarkan kepada orang-orang untuk merapikan profil LinkedIn mereka, dan kepada perekrut yang menulis deskripsi pekerjaan.
LinkedIn menggunakan GPT-4 untuk profil yang dipersonalisasi, dengan GPT-3.5 untuk deskripsi pekerjaan.
Petunjuk penulisan AI untuk profil —awalnya tersedia untuk pengguna Premium yang membayar— ditujukan untuk membantu orang-orang yang kesulitan menulis ikhtisar menarik mereka sendiri; atau setidaknya menguraikan beberapa dari apa yang telah mereka lakukan.
Sementara itu, uraian pekerjaan, akan bekerja dengan prinsip yang sama yaitu seorang perekrut menulis beberapa informasi dasar termasuk jabatan dan nama perusahaan.