Techverse.asia - Jelang pergantian tahun baru ke 2024, fungsi bisnis utama dan jenis-jenis teknologi baru bakal memicu transformasi jangka panjang dalam lanskap monitoring di bidang teknologi dan informasi.
Oleh karena itu, Paessler yang merupakan pakar monitoring infrastruktur dan jaringan IT, membuat prediksi tentang lanskap teknologi dan informasi pada tahun depan yang menarik buat disimak oleh para pembuat keputusan di bidang tersebut.
1. Pertumbuhan adopsi cloud
Kalau melihat ke depan, transformasi merupakan satu-satunya hal yang akan terus berlanjut sampai dengan bertambahnya jumlah sistem dalam jaringan teknologi dan informasi. Visibilitas yang lebih baik dan kendali yang lebih besar di seluruh infrastruktur IT akan menjadi semakin penting di dalam konteks ini.
Fitur kustomisasi juga akan menjadi sangat penting selama beberapa bulan ke depan seiring dengan semakin pesatnya perubahan yang terjadi.
Baca Juga: Honor Luncurkan X9a, Smartphone Tipis dan Ringan dengan Baterai Jumbo
Director and Sales, Asia Pacific, Paessler AG, Felix Berndt berpendapat bahwa mustahil untuk mengikuti setiap inovasi produk baru di era inovasi teknologi saat ini. Oleh karenanya, diperlukan kemampuan untuk mengembangkan kemampuan produk yang sudah ada.
"Strategi cloud-first memang terdengar logis dan memiliki keunggulan tersendiri, namun penting untuk tidak hanyut dalam arus 'tren terbaru' dan mengabaikan hal-hal mendasar. Pentingnya infrastruktur IT fisik memang tidak bisa dianggap remeh," ujarnya.
Paessler terhubung ke cloud melalui sambungan kabel dan perangkat, sehingga migrasi cloud menjadikan infrastruktur fisik semakin berperan penting dibandingkan sebelumnya. "Kami tidak bisa hanya melihat sistem IT dan komponennya secara terpisah; namun aspek fisik dari lingkungan IT juga perlu diperhatikan," jelasnya
2. Ancaman siber
Teknologi informasi merupakan ‘sistem saraf’ pusat dari setiap jenis bisnis saat ini. Dengan segala sesuatu yang terhubung ke jaringan, perusahaan tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan framework keamanan yang mumpuni untuk sistem mereka.
Baca Juga: Pakai Mastercard Kini Bisa Naik MRT Jakarta dengan Pembayaran Non Tunai
Seiring dengan meningkatnya jumlah dan kompleksitas serangan siber, dampaknya terhadap jaringan IT semakin nyata. Berbagai strategi keamanan, termasuk dan tidak terbatas pada Zero Trust, perlu diselaraskan dan disesuaikan dengan kebutuhan produk dan solusi yang digunakan.
Hal ini akan menjadi semakin penting untuk diperhatikan mengingat bisnis akan terus mengembangkan kemampuannya, seiring dengan upaya mereka untuk mempertahankan sumber daya manusia dan pengembangan model kerja hybrid.
Dengan semakin vitalnya peran IT, semakin banyak pula data yang dihasilkan dan diproses, sehingga lanskap IT pun akan semakin rentan. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pendekatan Zero Trust pada produk yang digunakan.
"Para pemimpin IT kini tidak lagi hanya sekadar menerapkan perangkat lunak dan mengandalkannya. Lingkungan IT menjadi semakin kompleks, dan para pemangku kepentingan memerlukan cara untuk mendapatkan tinjauan umum di seluruh infrastruktur yang sudah ada, termasuk sistem cloud, dan juga perangkat operasional (OT)," ujarnya.
Baca Juga: LSF Akan Ubah Batas Usia Penonton Film Dewasa, Bukan Lagi 17+
Dengan menerapkan strategi zero trust, para pengambil keputusan dapat menjadi lebih yakin, karena mengetahui mereka selangkah lebih maju dari para penjahat siber, bahkan di tengah situasi yang sulit diprediksi sekalipun.
3. Kemampuan monitoring dapat meningkatkan pengalaman pelanggan
Kita akan memasuki ranah yang belum sepenuhnya dipahami pada tahun depan, seiring dengan upaya bisnis untuk memperluas kemampuan perusahaan melalui 'kemampuan pengamatan'. Namun, nyatanya sebagian besar manajer IT telah memiliki software monitoring prediktif.
Akan tetapi, kemampuan pengamatan dapat melengkapi kapabilitas monitoring prediktif yang sudah ada dengan memungkinkan para pengelola untuk memahami koneksi mendalam antara sistem mereka.
Solusi monitoring memungkinkan kita untuk meninjau titik-titik potensial tempat masalah yang biasa terjadi, sedangkan kemampuan pengamatan dapat membantu untuk mengidentifikasi hal-hal yang tidak terduga.
Baca Juga: Spesifikasi Realme C67 yang Resmi Dijual di Indonesia, Pakai Chip Snapdragon 685
4. Perpaduan antara AI dan manusia akan memberikan keuntungan maksimal
IDC memperkirakan 80% CIO akan memanfaatkan AI pada 2028, penting untuk diingat bahwa teknologi hadir untuk memberdayakan administrator IT, bukan untuk mengambil alih pekerjaan mereka. Administrator manusia adalah bagian paling cerdas dari sistem apa pun.
Meskipun perangkat lunak monitoring akan memberikan saran yang lebih baik dan lebih tajam, pengalaman dan kebijakan dari manajer IT adalah yang akan membantu memaksimalkan penyampaian nilai dari teknologi baru, bukan sebaliknya.
5. Monitoring IT akan menjadi kunci sukses pada praktik-praktik ESG
Berdasarkan studi, Paessler melihat keberlanjutan muncul sebagai salah satu dari tiga prioritas utama bagi perusahaan di kawasan ASEAN selama tiga tahun ke depan. Ketika audit dan laporan ESG menjadi lebih umum, perusahaan harus dapat menjustifikasi biaya lingkungan dari proses bisnis.
Baca Juga: Belum Punya Regulasi AI, Kominfo Sebut Pemanfaatan AI Bisa Menyesuaikan UU ITE dan PP PSTE
Para pemimpin ingin mengetahui bagaimana mereka dapat mengambil pendekatan yang lebih forensik terhadap sistem mereka dan mencapai keseimbangan antara kinerja dan kekuatan fungsional.
Solusi monitoring akan sangat bermanfaat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, karena dapat membantu organisasi memahami dengan tepat sumber daya apa saja yang digunakan, manfaat apa saja yang diberikan, serta area-area yang dapat dikurangi.
Melalui snapshot sistem dan poin-poin reformasi, manajer IT dapat memahami jejak karbon di balik setiap proses dan apakah kategori yang tepat untuk pencadangan data sudah tersedia. Monitoring IT juga dapat menjelaskan metrik yang diperlukan untuk benar-benar memahami kinerja di seluruh kategori.