Techverse.asia - Otoritas Pengembangan Media Infocomm (IMDA) Singapura bekerja sama dengan AI Singapura dan Badan Sains, Teknologi, dan Penelitian untuk meluncurkan National Multimodal Large Language Models (LLM) Program (NMLP) senilai S$70 juta atau setara dengan Rp816 miliar.
Inisiatif ini, yang didanai oleh National Research Foundation Singapura, akan mengembangkan kemampuan penelitian dan teknik negara tersebut dalam LLM.
Hal ini akan membantu menutup kesenjangan kritis karena model LLM saat ini sebagian besar berasal dari Barat. NMLP Singapura dirancang untuk mengembangkan ekosistem Asia Tenggara dan melayani keragaman budaya dan bahasa di kawasan ini.
Baca Juga: Nubia Red Magic 9 Pro Meluncur Global, Tengok Harga dan Speknya
Model dasar dengan konteks regional yang dapat memahami karakteristik linguistik unik dan lingkungan multi-bahasa Singapura dan kawasan ini, akan dikembangkan.
"Upaya ini akan meningkatkan kemampuan negara dalam penelitian dan inovasi kecerdasan buatan (AI), memanfaatkan sumber daya komputasi berkinerja tinggi yang disediakan oleh National Supercomputing Centre," kata para mitra dalam sebuah pernyataan.
Program tersebut menandai lompatan maju yang signifikan dalam membangun batas kemampuan AI di Singapura dan kawasan Asia Tenggara khususnya.
Inisiatif ini merupakan bagian dari rencana Riset, Inovasi, dan Kewirausahaan Singapura pada 2025. Inisiatif tingkat nasional yang berdurasi dua tahun ini juga akan mendukung strategi AI nasional 2.0 Singapura, yang diluncurkan oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan, Lawrence Wong, pada Konferensi AI Singapura.
Baca Juga: Palo Alto Networks Tambahkan Kemampuan 'Bring Your Own AI' di Platform Cortex XSIAM
Strategi ini bertujuan untuk menjadikan Singapura sebagai pemimpin global dalam solusi AI pada tahun 2030 dengan mengembangkan dan menerapkan solusi AI yang terukur dan berdampak pada sektor-sektor utama yang bernilai tinggi dan relevan bagi masyarakat dan dunia usaha.
NMLP bertujuan untuk membangun talenta AI yang terampil di Singapura dengan menyediakan pendanaan dan akses terhadap komputasi kelas atas bagi para peneliti dan insinyur lokal; menumbuhkan industri AI yang berkembang untuk mengembangkan solusi berbasis LLM demi produktivitas yang lebih besar dan peluang baru bagi bisnis.
Dan memungkinkan Singapura membangun lingkungan yang tepercaya dalam menggunakan kecerdasan buatan, karena program ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara kerja LLM dan penelitian lebih lanjut tentang tata kelola kecerdasan buatan.
"Upaya nasional ini menggarisbawahi komitmen Singapura untuk menjadi pusat AI global. Bahasa adalah faktor penting dalam kolaborasi. Dengan berinvestasi pada talenta dan model AI bahasa besar untuk bahasa regional, kami ingin mendorong kolaborasi industri lintas negara dan mendorong gelombang inovasi AI berikutnya di Asia Tenggara," kata Dr. Ong Chen Hui selaku Asisten Kepala Eksekutif Biztech Group IMDA.
Baca Juga: Ini Prediksi Warna Fesyen yang Bakal Tren di Tahun 2024
Hentikan layanan 3G
Dalam hal konektivitas pun Negeri Singa ini sudah sangat maju lantaran sudah sepenuhnya beralih dari jaringan 3G ke 4G maupun 5G. Per Juli 2023 tercatat ada sekitar 100 ribu pelanggan 3G individu di tiga perusahaan telekomunikasi di negara itu.
IMDA yang mengabarkan hal ini, mengatakan bahwa langkah yang diambil ketiganya adalah kemajuan, mengingat saat ini adalah eranya ruang komunikasi seluler telah berjalan di dalam 4G dan 5G.
Pelanggan 3G yang tersisa di negara itu, bisa melakukan migrasi 3G ke 4G dengan bertahap. Ada masa transisi satu tahun, untuk memungkinkan operator melibatkan dan memigrasikan pengguna 3G yang tersisa dengan cara memadai, sebelum menghentikan layanan 3G sepenuhnya.
Pelanggan bisa terlebih dahulu migrasi dari 3G ke 4G, kemudian secara bertahap migrasi ke jaringan 5G. Sembari perusahaan juga berupaya meminimalkan gangguan layanan yang terjadi. "Berbagai pilihan ponsel dengan harga yang berbeda juga akan disediakan," tulis IMDA.
Baca Juga: Satu Lagi Motor Karya Anak Bangsa, EVITS