Techverse.asia - Ponsel iPhone terjatuh dari pesawat terbang Alaska Airlines 1282 pada Jumat (5/1/2024) kemarin akibat panel jendela pesawat tiba-tiba meledak tak lama usai lepas landas dan akhirnya melakukan pendaratan darurat di Oregon, Amerika Serikat (AS).
Diketahui, iPhone tersebut rupanya jatuh dari ketinggian 16 ribu kaki atau kurang lebih 4.800 meter. Melihat jaraknya jatuh dari langit ke bumi sangat tinggi, pastinya iPhone tersebut pasti hancur, tetapi takdir berkata lain.
Baca Juga: POCO Rilis 2 HP Seri X, Begini Spek X6 Pro dan X6
Sebab, seseorang bernama Sean Bates menemukan iPhone yang terjatuh dari Alaska Airlines itu di sebuah semak-semak, tepatnya di Jalan Raya 217, Portland, Oregon, AS. Selanjutnya ia mengunggah temuannya tersebut di media sosial X/Twitter miiliknya @SeanSafyre.
Dalam unggahannya itu, terlihat iPhone yang masih utuh dan sama sekali tidak ada kerusakan yang berarti. Selain itu, layarnya terkunci dan menunjukkan kapasitas baterai 44 persen dalam airplane mode serta tanda terima bagasi senilai US$70 yang dikirim lewat email.
Mengetahui hal tersebut, Sean lantas menghubungi Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS. Temuannya itu pun langsung direspons oleh Ketua NTSB AS Jennifer Hommendy di platform X. Ia berterima kasih dan meminta untuk bertemu dengan Sean.
"Kami akan melakukan pemeriksaan (iPhone) dan lalu mengembalikan (kepada pemiliknya)," tulis Jennifer kami lihat, Minggu (14/1/2024).
Baca Juga: Mengenal Clicks, Casing Keyboard Fisik untuk Perangkat iPhone
Bagaimana mungkin sebuah ponsel pintar dapat bertahan dari kejatuhan yang begitu besar, ketika ada orang-orang yang berjalan dengan layar yang pecah akibat insiden yang jatuh dari ketinggian yang jauh lebih kecil?
Tumbukan
Salah satu pakar tersebut adalah Rhett Allain, seorang profesor fisika dan blogger yang juga menjalankan saluran Youtube, Dot Physics. Inilah paruh pertama penjelasannya:
Ponsel mungkin rusak jika dijatuhkan dari ketinggian hampir satu meter, tetapi tidak dari ketinggian 1.000 kaki atau sekitar 300 meter. Mengapa? Itu karena proses tumbukan rumit. Misalkan kamu menjatuhkan ponsel dari meja dan ponsel itu mendarat di sesuatu yang keras.
"Karena benda keras tidak melar selama tumbukan, waktu tumbukannya akan sangat singkat. Waktu tumbukan yang singkat itu akan memerlukan kekuatan yang lebih besar untuk menghentikannya. Gaya yang lebih besar inilah yang dapat membuat gawai rusak (pecah)," jelas Allain.
Baca Juga: Casing iPhone yang Ini terbuat dari Kulit Kaktus!
Tetapi ini menjadi bisa lebih buruk lagi. Bayangkan jika Anda mengeluarkan ponsel dari saku dan ponsel itu mendarat di atas batu kecil. Sekarang gaya tumbukan akan besar (seperti memukul lantai) dan luas tumbukan menjadi sangat kecil.
Artinya tekanan tumbukan akan tinggi (tekanan = gaya/luas). Berbeda dengan ponsel yang mendarat rata di permukaan datar dengan area tumbukan yang lebih besar.
Terpisah, karena iFixIt terkenal dengan panduan perbaikannya, CEO Kyle Wiens juga mengetahui satu atau dua hal tentang perangkat yang rusak. Jadi, dia tidak hanya terkejut karena iPhone yang jatuh dari pesawat tersebut berhasil selamat dari cedera, dia juga tahu bahwa ini bukan pertama kalinya.
Oleh karena itu reaksinya: "Saya tidak akan mengatakan ini terlalu dibuat-buat!"
Baca Juga: iPhone Milik Jurnalis di India Terinfeksi Spyware Pegasus, Apple Menghadapi Tekanan Pemerintah
Wiens juga menyampaikan hal yang sama seperti Allain mengenai dampak kejadian seperti ini. "Sepertinya (iPhone) mendarat di tanah, bukan di beton, dan saya yakin itu sangat membantu," ujarnya. Namun demikian, keduanya juga menunjukkan faktor lain yaitu kecepatan terminal.
"Kecepatan terminal iPhone lebih lambat dari yang orang kira. Hambatan udara membatasi kecepatan maksimum, jadi jatuh dari ketinggian 18 ribu kaki belum tentu lebih cepat daripada 1.000 kaki," ungkap Wiens.