Techverse.asia - Persaingan untuk membuat iPhone dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini semakin memanas. Startup teknologi Rabbit meluncurkan pesaingnya yakni perangkat kecil bergaya walkie-talkie berwarna oranye yang menurut perusahaan, dapat menggunakan “agen AI” untuk melakukan tugas atas nama pengguna.
Baca Juga: Amazfit Meluncurkan 2 Perangkat Wearables Baru, Cincin Pintar dan Alat Bantu Dengar
CEO dan pendiri startup AI Rabbit, Jesse Lyu menyatakan bahwa dia tidak ingin mengganti ponsel pintarnya, setidaknya bukan saat ini. Gadget baru perusahaannya, perangkat AI mandiri ini akan dijual seharga US$199 atau setara dengan Rp3 jutaan yang disebut R1.
Dalam rekaman pidato utama yang ditampilkan di Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat (AS) pada 9-12 Januari kemarin, Jesse meminta perangkat tersebut untuk merencanakan liburannya ke London, Inggris, keynote menunjukkan perangkat merancang rencana perjalanannya dan memesan perjalanannya. Dia juga memesan pizza, memesan Uber, dan mengajari perangkat cara membuat gambar menggunakan Midjourney.
Secara tampilan, perangkat R1 lebih terlihat seperti konsol Playdate. Tetapi ini sebenarnya adalah gawai mandiri berukuran sekitar setengah iPhone dengan layar sentuh berukuran 2,88 inci yang dilengkapi dengan dua mikrofon dan sebuah speaker.
Baca Juga: Aplikasi Berita Artifact Tutup
Selain itu, terdapat "mata rotasi 360 derajat", yang merupakan nama lain untuk kamera berputar untuk mengambil foto dan video, dan roda gulir atau tombol yang bisa ditekan pengguna untuk bernavigasi atau berbicara dengan asisten bawaan perangkat tersebut.
Ia juga memiliki prosesor MediaTek 2,3GHz, memori 4GB, dan internal penyimpanan sebesar 128GB, semuanya dikemas dalam bodi bulat yang dirancang bekerja sama dengan firma desain Teenage Engineering. Menurut Rabbit, tentang baterainya adalah baterainya bisa bertahan 'sepanjang hari'.
Lantas cara utama pengguna untuk berinteraksi dengan Rabbit AI adalah dengan menekan dan menahan tombol Push-to-Talk. Ini akan memberitahu sistem operasi (OS) bernama Rabbit OS untuk mulai mendengarkan.
Baca Juga: Penjelasan iPhone Tetap Utuh Meski Jatuh dari Pesawat
Selanjutnya kepala kelinci yang sangat bergaya dan tanpa tubuh bakal bergerak perlahan saat pengguna mengajukan pertanyaan atau memberinya tugas, dan kemudian dengan cepat mulai bekerja.
Selain menggunakan perangkat lunak (software) Rabbit OS di dalam R1, startup ini pun turut menyematkan teknologi AI di bawahnya. Dengan begitu, Rabbit OS mampu menangani tugas-tugas tersebut menggunakan apa yang disebut Large Action Model (LAM) alias model bahasa besar.
Hal ini dirancang untuk mengambil tindakan pada antarmuka, bukan melalui API atau aplikasi. Singkatnya, Rabbit R1 dapat dilatih untuk melaksanakan hampir semua tugas yang dapat diselesaikan melalui antarmuka pengguna. Ini seperti versi makro yang mewah.
Baca Juga: Google Asisten Dilaporkan Akan Ditingkatkan dengan AI yang Mirip Bard dan ChatGPT
Secara ide dapat dikatakan ini cukup mirip dengan Alexa atau Google Assistant. Rabbit OS juga dapat mengontrol musik, memesankan mobil, membeli bahan makanan, mengirim pesan, dan banyak lagi, semuanya melalui satu antarmuka.
Namun demikian, terdapat masalah dengan model bahasa yang besar, teknologi yang menjadi dasar alat seperti ChatGPT, kata dia, adalah mereka kesulitan untuk mengambil tindakan di dunia nyata.
Sebaliknya, model tindakan besar Rabbit telah dilatih pada antarmuka pengguna grafis seperti situs web dan aplikasi, yang berarti model tersebut dapat menavigasi antarmuka yang dirancang untuk manusia dan mengambil tindakan atas nama mereka.
"Hal-hal seperti ChatGPT sangat bagus dalam memahami niat Anda, tetapi bisa lebih baik dalam mengambil tindakan. Model bahasa yang besar (LAM) akan memahami apa yang Anda katakan, tetapi model tindakan yang besar menyelesaikan sesuatu," ujarnya.
Baca Juga: Tadinya Harus Berbayar, Fitur Voice Chat di ChatGPT Sekarang Bisa Dipakai Gratis