CEO OpenAI, Sam Altman, diundang untuk berbincang bersama pendiri Microsoft, Bill Gates, di podcast Unconfuse Me.
Dalam podcast itu, Sam Altman men-spill sedikit mengenai perilisan GPT-5, yang disebutnya bakal rilis tahun ini.
Baca Juga: Agate Kembangkan 3D Games Lewat Sub Brand Ke-2: Vertx Break
Saat bersama Bill Gates, Sam Altman mengatakan bahwa interaksi ChatGPT saat ini adalah 'model terbodoh yang pernah ada.'
"Tujuan model baru dari GPT-5 adalah mampu memberikan alasan yang lebih baik dan lebih dapat diandalkan, terutama mengingat 'halusinasi' aplikasi yang terkenal; di mana chatbot dengan percaya diri melontarkan pernyataan yang tidak benar," ungkapnya, seperti dikutip dari Mashable, yang mengolah laporan dari konten podcast itu, Rabu (17/1/2024).
Altman ingin ChatGPT yang lebih akurat, dapat mengetahui segalanya tentang pengguna dan data pengguna, hingga tingkat yang terdengar sangat pribadi.
Lebih lanjut Altman menyebut, bagian penting dari pengembangan produk OpenAI adalah kemampuan untuk memahami detail pribadi secara mendalam. Termasuk hal-hal seperti email dan kalender, serta koneksi lebih lanjut ke 'sumber data luar', sehingga ChatGPT dapat menjangkau pengguna sepenuhnya.
"Orang-orang menginginkan hal yang sangat berbeda dari GPT-4. Kami akan mewujudkan semua itu, dan juga kemampuan untuk membuatnya menggunakan data Anda sendiri," tuturnya.
Baca Juga: Tim Kerja di Industri Gaming Bakal Tergeser AI? Para Praktisi Bilang Begini
Baca Juga: Hari Ini Galaxy AI Meluncur, Simak Yuk Sejarah Inovasi Ponsel Samsung dari Masa ke Masa
Fitur Video di ChatGPT
Lewat bincang santai di podcast itu, Sam Altman ternyata juga menyatakan kalau ChatGPT akan mendapatkan kemampuan fitur video.
Ia menambahkan, generasi baru model bahasa yang diuji yang mendukung ChatGPT ini akan 'sepenuhnya multimodal dengan dukungan ucapan, gambar, kode, dan video.'
"Versi ChatGPT saat ini sudah mendukung gambar dan audio, tetapi dengan video, jangkauan kemampuan AI generatif akan semakin luas," ujarnya.
Kasus penggunaan potensial untuk sistem AI seperti ChatGPT yang dapat melakukan analisis video, dapat menghasilkan lebih banyak keandalan dan menciptakan chatbot yang sadar konteks. Namun aplikasi untuk versi baru ini juga dapat penuh dengan penyalahgunaan, terutama dalam hal privasi.
Baca Juga: Sharp Aquos Sense 8 Dijual di Indonesia, Beratnya Cuma 159 Gram
Baca Juga: 5 Pekerjaan Karir di Bidang Kripto pada 2024
Belum lama ini OpenAI meluncurkan GPT Store, sebuah pasar untuk aplikasi kecerdasan buatan (AI) yang dipersonalisasi.
GPT Store merupakan tempat bagi pengguna untuk menemukan dan membuat GPT, atau AI yang disesuaikan untuk tugas seperti mengajar matematika atau merancang stiker.
Meski kesannya GPT Store ini akan mirip dengan Microsoft Store, App Store maupun Play Store, OpenAI menyebut ada perbedaan besar antara GPT Store dan tiga toko digital tersebut.
Di GPT Store, masyarakat justru dilibatkan aktif tidak hanya untuk mengakses, tetapi juga mengembangkan berbagai aplikasi kecerdasan buatan yang tersedia di GPT Store. Kelebihan itu membuat aplikasi kecerdasan buatan diyakini jadi lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
Baca Juga: Apple Vision Pro akan Diluncurkan dengan 150 Film dalam Format 3D
Baca Juga: DayaTani Umumkan Raih Pendanaan Putaran Awal, Jadi Sinyal Positif Industri Agritech
GPT Store awalnya akan diluncurkan ahir November 2023, bagi pengguna yang menggunakan paket ChatGPT berbayar.
Namun OpenAI menunda peluncuran GPT Store, dengan alasan mereka masih meningkatkan GPT berdasarkan umpan balik pelanggan.
Dan di kalangan publik juga telah tersiar kabar bahwa penundaan itu juga terjadi akibat pemecatan -dan kembalinya- Sam Atman di kursi CEO OpenAI, yang penuh drama.