PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), melalui Indigo dan Nuon Digital Indonesia (Nuon) menjalin kolaborasi bersama Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Ditjen PEN Kemendag). Kolaborasi itu dibangun dalam rangka percepatan pengembangan industri game nasional, dan mempersiapkan lebih banyak startup game meraih pasar dunia.
Baca Juga: Shazam Kini Bisa Identifikasi Lagu Walau Sambil Memakai Headphone
Baca Juga: Garmin Punya Fitur Fitness Age, Bisa Cek Usia Kebugaran
Kolaborasi tersebut, merupakan awal dari upaya meningkatkan kapasitas, kualitas dan daya saing pelaku industri game nasional di pasar domestik maupun internasional.
Deputy EVP CX & Digitization Telkom, Fauzan Feisal, menyatakan bahwa Telkom sangat bersemangat membantu startup game Indonesia untuk menjadi salah satu yang terbaik di industri game.
"Adanya bidang ekspor jasa dan produk kreatif di Kemendag, juga menjadi booster energi bagi kami untuk membangun ekosistem di industri game, sehingga para pelaku di industri ini semakin siap menembus pasar dunia," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (29/1/2024).
Dalam kolaborasi ini, Telkom melalui Indigo berperan utama dalam melakukan inkubasi bagi startup digital dan pengembang game. Inkubasi tersebut meliputi pendanaan, bimbingan, mentoring, fasilitas, dan akses modal bagi startup gim lokal yang terpilih oleh Indigo.
Sementara itu, Nuon, anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang konten hiburan digital, bersama dengan Ditjen PEN Kemendag berperan dalam mempromosikan produk dan profil para startup melalui platform Ina Digi Export. Termasuk mempromosikan industri game Indonesia ke mancanegara, melalui negara-negara perwakilan perdagangan yang dimiliki oleh Kemendag.
Baca Juga: Patuhi DMA, Apple Lakukan Perubahan pada 3 Perangkat Lunaknya
Direktur Utama Nuon Digital Indonesia, Aris Sudewo, menerangkan bahwa lewat kerja sama ini, pihaknya berharap bisa meningkatkan kapabilitas studio game di Indonesia. Sehingga tidak hanya meraih pasar lokal, tetapi bisa masuk ke pasar regional dan pasar global.
"Mudah-mudahan rencana kerja yang telah disusun bisa kami lakukan dan dimudahkan," ucapnya.
Berdasarkan data Fortune Business Insight, nilai pasar game global pada 2022 sebesar USD 249,55 miliar. Kemudian pada 2023, angka tersebut tumbuh 12,9% menjadi USD 281,77 miliar dan diprediksi untuk terus meningkat pada 2030 hingga USD665,77 miliar.
Selain itu, berdasarkan data Virtual SEA, Indonesia merupakan penyumbang game terbanyak di platform Steam se-Asia Tenggara pada Januari 2024. Sebanyak 256 game telah dibuat oleh pengembang tanah air.
Pelaku game Indonesia diharapkan tidak kehilangan peluang dengan terus meningkatkan kualitas dan daya saing untuk merebut pasar.
Baca Juga: Fossil Setop Produksi Jam Tangan Pintar?
Direktur Jenderal PEN Kemendag RI, Didi Sumedi, mendorong agar industri game harus inovatif adaptif dengan situasi pasar. Seperti laiknya produk fisik lainnya, industri game harus bisa berinovasi, sehingga adaptif dengan situasi pasar.
"Kita harus bisa menuangkan sesuatu yang tidak ada di negara-negara lain. Misalnya mengangkat cerita-cerita kearifan lokal kita yang sangat banyak ke dalam game," tuturnya.
Sejak didirikan pada 2013, program Indigo https://indigo.id/ telah menginkubasi dan mengakselerasi lebih dari 200 startup digital, 17 di antaranya merupakan game developer (pengembang game) lokal yang ada di Indonesia.
Melalui program Indigo, Telkom telah membuktikan diri sebagai bagian dari industri game lokal yang memberikan kontribusi bagi PDB maupun lapangan pekerja di Indonesia.
Direktur Jenderal PEN Kemendag Didi Sumedi menyebut industri game harus inovatif adaptif dengan situasi pasar. Pelaku game Indonesia diharapkan tidak kehilangan peluang dengan terus meningkatkan kualitas dan daya saing untuk merebut pasar.
“Kita harus bisa menuangkan sesuatu yang tidak ada di negara-negara lain. Misalnya mengangkat cerita-cerita kearifan lokal kita yang sangat banyak ke dalam gim,” ujarnya.