Techverse.asia - Arrival, sebuah startup kendaraan mobil van listrik atau electric van (EV) yang berbasis di Inggris, mengumumkan bahwa apa yang disebut "Microfactory" yang berbasis di Inggris selatan telah memproduksi kendaraan verifikasi produksi pertamanya. Berita itu muncul ketika perusahaan tersebut dilaporkan dalam pembicaraan untuk mengumpulkan uang sehingga dapat membangun dan menjual kendaraan listriknya di Amerika Serikat (AS).
Arrival telah memproduksi kendaraan van bertenaga listrik. Mobil van listrik tersebut diproduksi menggunakan teknologi internal, termasuk material komposit, robot bergerak otonom, komponen internal, dan sebuah perangkat kunak yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
"Mobil ini menggunakan teknologi internal, seperti material komposit, robot penggerak otonom, komponen internal, dan perangkat lunak yang sudah didesain khusus," ujar perusahaan itu.
Baca Juga: Tesla Pamerkan Prototipe Humanoid Optimus, Elon Musk: Harganya 20 Ribu Dollar
Dengan demikian, ini merupakan tonggak sejarah bahwa konsep Microfactory milik Arrival, yang merupakan fasilitas otomatatisasi yang berskala kecil mampu dan berfungsi yang mana mereka berencana untuk membangun kendaraannya.
"Ini adalah pertama kalinya kendaraan dibangun di pabrik Microfactory kami, menggunakan metode baru yang tidak menggunakan jalur perakitan tradisional," kata Denis Sverdlov, pendiri dan CEO Arrival, dalam sebuah pernyataan resminya seperti dilihat Techverse.asia, Minggu (3/10/2022).
Kendati pihaknya belum bisa memproduksi van listrik itu dalam jumlah massal, tapi dia tetap akan terus membuat kendaraan tersebut di pabrik Microfactory. Sehingga harapannya bisa menguasai pasar mobil van listrik dalam skala besar.
"Meskipun kami belum mencapai produksi serial, kami fokus untuk mewujudkannya. Kami akan terus memproduksi kendaraan di Microfactory kami untuk menguasai produksi dalam skala besar," tuturnya.
Menurutnya, ini adalah langkah penting untuk Arrival, yang belum lama menjadi perusahaan publik pada Maret 2021 setelah bergabung dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus (special purpose acquisition company) atau SPAC. Didirikan pada tahun 2015, Arrival sedang mengembangkan van pengiriman listrik dengan UPS sebagai pelanggan serta mobil ride-hailing untuk Uber dan bus umum.
"Produk mobil van listrik kami ini juga mendapat dukungan dari Hyundai dan Kia," ujarnya.
Namun demikian, itu belum sepenuhnya mulus. Pasalnya, Sverdlov mengatakan bahwa perusahaan akan kehilangan target kuartal ketiganya untuk memulai produksi serial untuk van listrik tersebut. Alasannya karena akan mengganggu rantai pasokan dan "neraka produksi" atau hell production.
Sebutan tersebut juga dipakai CEO Tesla Elon Musk ketika menggambarkan pengalaman perusahaannya meningkatkan produksi sedan Model 3 dengan cara yang sama.
"Rantai pasokan rusak dan kami adalah perusahaan baru, kami sedang melalui neraka produksi kami sendiri, tetapi kami berharap kami dapat melewati ini lebih cepat daripada perusahaan tradisional," kata Sverdlov.
Arrival mengincar pembukaan beberapa Microfactory di AS guna mematuhi kredit pajak kendaraan listrik yang baru-baru ini diperbarui yang mengharuskan kendaraan diproduksi di Amerika Utara. Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak uang untuk mewujudkannya.
"Kami memperkirakan biaya pembangunan pabrik sebesar $50 juta, dengan tambahan $50 juta untuk modal kerja," jelas dia.
Krisis uang tunai telah memaksa Arrival untuk mengatur ulang perusahaannya, yaitu mengurangi tenaga kerja dan menunda pengeluaran untuk proyek busnya. Perusahaan ini adalah salah satu dari banyak startup EV yang go public dengan bergabung dengan SPAC untuk memanfaatkan sejumlah besar uang yang tersedia selama beberapa tahun terakhir.
Tapi sejak itu, industri otomotif yang sudah lama malang melintang mulai mengejarnya, dengan kendaraan komersial listrik muncul dari General Motors dan Ford serta pendatang baru seperti Rivian, yang didukung oleh Amazon.