TikTok Mulai Ditinggalkan Pengguna di Amerika Serikat

Uli Febriarni
Senin 26 Februari 2024, 18:12 WIB
Ilustrasi TikTok. (Sumber: Unsplash)

Ilustrasi TikTok. (Sumber: Unsplash)

Data AI mengungkap, masyarakat Indonesia menghabiskan 38 jam 20 menit di Tiktok tiap bulan. Ini juga membuat Tiktok jadi aplikasi paling menyita waktu warga tanah air.

Baca Juga: Konektivitas Cerdas Laptop dan Smartphone, Kini Hadir di Samsung Galaxy Book4 Series

Aplikasi berikutnya yang banyak digunakan oleh warganet Indonesia adalah Youtube, lamanya 31 jam 28 menit per bulan. Sementara layanan pesan instan WhatsApp, berada di urutan ketiga 26 jam 13 menit setiap bulan.

"Namun Tiktok bukan menjadi aplikasi yang populer di Indonesia. WhatsApp berada di urutan puncak untuk kategori tersebut," demikian catatan Data AI yang dikutip lewat CNBC, Senin (26/2/2024).

Sebanyak 34,8% usia 16-64 tahun merupakan pengguna WhatsApp. Instagram selanjutnya berada di urutan kedua dengan 19,6% pengguna Indonesia.

"Tiktok masih masuk ketiga besar kategori 'aplikasi terpopuler' di tanah air. Jumlahnya tercatat mencapai 17,7 persen," ungkap mereka.

WhatsApp juga kembali mengalahkan Tiktok dalam laporan 'aplikasi yang paling sering digunakan.' Kategori ini diukur berapa kali seseorang membuka sebuah aplikasi.

Dalam satu bulan, masyarakat Indonesia membuka WhatsApp sebanyak 1.347 kali. Jumlahnya meninggalkan Tiktok, yang dibuka 737,7 kali.

Baca Juga: Smart Connect, Hubungkan Perangkat Lenovo dan Motorola ke Satu Ekosistem

Meski TikTok terlihat superior di Indonesia, nasibnya berbeda dengan di Amerika Serikat (AS).

Sensor Tower melaporkan penurunan jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) di AS. Ini terjadi sejak uji coba fitur berlanja Tiktok Shop dilakukan di negara tersebut.

Saat itu, MAU Tiktok tumbuh 12% untuk rata-rata kuartalan dilihat secara tahunan. Namun satu tahun berikutnya atau pada 2023, pertumbuhannya berkurang 3% pada setahun berikutnya. Meski begitu jumlah pengguna aktifnya masih tergolong banyak, yakni mencapai 1,4 miliar orang.

Baca Juga: Honor Magic 6 Pro Meluncur Global, Enggak Dijual di Amerika Serikat

TikTok memiliki nasib berbeda-beda di tiap wilayah, seperti juga di Uni Eropa (UE). Pemerintahan setempat secara resmi menyelidiki kepatuhan TikTok terhadap Undang-Undang Layanan Digital (DSA).

Menyadur pengumuman resmi laman Komisi Uni Eropa, poin yang menjadi fokus Komisi Eropa dalam penyelidikan TikTok adalah terkait dengan perlindungan anak di bawah umur, transparansi periklanan, akses data bagi peneliti, dan manajemen risiko desain yang membuat ketagihan serta konten berbahaya.

DSA adalah sebuah ketentuan umum, yang mewajibkan perusahaan besar bidang teknologi untuk memoderasi konten, melindungi privasi pengguna, dan mengatasi risiko terhadap publik.

The New York Post melaporkan, berdasarkan regulasi DSA, perusahaan teknologi dapat didenda sebanyak 6% dari pendapatan tahunan mereka jika terbukti melanggar peraturan. Mereka juga dapat dilarang sepenuhnya di Eropa karena berbagai pelanggaran.

Baca Juga: MWC 2024: Infinix Pamerkan Ponsel Gaming Dual-core Pertamanya

Komisi Uni Eropa diketahui juga bakal memeriksa alat verifikasi usia TikTok yang seharusnya mencegah akses anak di bawah umur terhadap konten yang tidak pantas.

Pada saat yang sama, hal ini akan memaksa platform media sosial tersebut untuk memastikan privasi, keselamatan, dan keamanan tingkat tinggi bagi anak di bawah umur sehubungan dengan pengaturan privasi default.

Eropa juga sedang mempertimbangkan kepatuhan TikTok terhadap kewajiban DSA, untuk menyediakan tempat penyimpanan iklan yang dapat dicari dan diandalkan. Selain itu, mereka juga menyelidiki dugaan kekurangan dalam akses peneliti terhadap data TikTok yang dapat diakses publik, seperti yang disyaratkan oleh DSA.

CEO TikTok, Shou Zi Chew, sebelum ini telah dua kali dikecam di Capitol Hill, atas kegagalan aplikasinya dalam melindungi anak di bawah umur. Salah satu tuntutan yang dilayangkan parlemen kepada TikTok pada sidang bulan lalu, yakni mengenai pelecehan seksual terhadap anak secara online.

Parlemen Amerika Serikat saat itu juga meminta keterangan para CEO perusahaan teknologi lainnya, seperti X, Discord, Snap, dan Meta.

Selain soal moderasi konten, Chew juga pernah menghadapi pertanyaan sulit dari anggota parlemen mengenai perusahaan induknya, ByteDance; terkait hubungannya dengan pemerintah China.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)
Techno21 Januari 2025, 16:39 WIB

Upaya Donald Trump Mempertahankan TikTok di AS, Beri Perpanjangan Waktu 75 Hari

Trump menggembar-gemborkan rencananya untuk menyelamatkan TikTok selama kampanye kemenangannya.
Presiden AS Donald Trump. (Sumber: null)
Techno21 Januari 2025, 15:50 WIB

Edits: Aplikasi Edit Video yang Fiturnya Banyak Mirip CapCut

Instagram meluncurkan aplikasi pengeditan video baru yang sangat mirip dengan CapCut.
Logo aplikasi Edits milik Instagram. (Sumber: istimewa)