Techverse.asia - Yellow.ai pada hari ini resmi merilis Komodo-7B di gelaran Conversate 2024 di Jakarta, yang juga menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045 dalam hal kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Large Language Model (LLM) pertama di industri ini melayani lanskap bahasa yang beragam di Indonesia, menawarkan dukungan pelanggan secara otonom dalam lebih dari 11 bahasa daerah dan menetapkan standar baru untuk aksesibilitas dan skalabilitas yang lebih luas.
LLM dengan tujuh miliar parameter ini dilatih dengan dataset yang luas yang terdiri dari lebih dari 8,5 miliar token bahasa Indonesia dan bahasa daerah, termasuk bahasa Aceh, Bali, Jawa, Minangkabau, dan Sunda.
Baca Juga: Bitcoin Kembali Reli, Investor Diimbau Tetap Bijak Mengambil Keputusan
Sehingga hal tersebut memastikan hasil yang relevan secara kontekstual, tingkat akurasi tinggi, dan menangkap nuansa linguistik wilayah tersebut, jadi memungkinkan bisnis untuk melayani sendiri hingga 90 persen dari pertanyaan yang masuk.
"Di Indonesia, negara yang memiliki keragaman budaya, sangat penting untuk mengakomodasi kemajemukan bahasa ke dalam platform online untuk melestarikannya. Selain itu, mempromosikan inklusivitas yang lebih luas melalui transformasi digital juga sama pentingnya," papar Co-Founder and Chief Product Officer Yellow.ai, Rashid Khan, Jumat (7/3/2024).
Menurutnya, salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan memastikan bahwa keragaman bahasa di Indonesia terwakili dengan baik dalam lanskap layanan pelanggan. "Untuk mencapai tujuan ini, kami meluncurkan Komodo-7B, yang selaras dengan visi Indonesia Digital 2045," katanya.
Baca Juga: Sharp Siap Bersaing dalam Industri Smartphone di Indonesia, Hadirkan 3 Perangkat
Sebagai sebuah solusi, Komodo-7B mendukung pemahaman kata-kata bahasa Indonesia sehari-hari dan campuran bahasa Inggris dan dialek daerah.
Komodo-7B juga menawarkan serangkaian fitur canggih, seperti kemampuan pencarian yang disempurnakan untuk pertanyaan bahasa daerah, rangkuman dokumen dan pertanyaan, basis pengetahuan bahasa untuk dukungan multibahasa yang komprehensif, dan Agent Assist yang efisien.
Hasilnya, perusahaan dapat memberikan respons yang akurat dan lebih cepat sekaligus mengurangi biaya operasional hingga 60 persen.
Baca Juga: AWS Jadi Penyedia Cloud Bagi Yellow.ai
"LLM Indonesia kami memberdayakan perusahaan untuk meningkatkan dukungan operasional mereka di berbagai basis pelanggan di seluruh saluran teks dan suara, memberikan solusi yang dipersonalisasi dalam bahasa yang dipilih pelanggan," tambahnya.
Kemampuannya untuk memahami maksud, nada, dan sentimen dalam berbagai bahasa daerah dan merespons dengan tanggapan yang sangat kontekstual dan dinamis seperti manusia yang dapat beradaptasi secara dinamis meningkatkan skor kepuasan pelanggan sebesar 40 persen, yang berdampak besar pada nilai seumur hidup pelanggan.
Vice President (VP) of Product Operations Ajaib, Daniel Karwita mengatakan bahwa Yellow.ai berperan penting dalam mengarahkan perjalanan otomasi dukungan pelanggannya. Peluncuran Komodo-7B menjadikan Yellow.ai pionir dalam melayani kebutuhan linguistik pelanggan di Indonesia yang unik.
Baca Juga: Yuk Daftar Mudik Gratis Bareng Kemenhub!
Hal ini akan memberikan dampak positif bagi daerah-daerah terpencil di Indonesia di mana dialek merupakan hal yang sangat penting. Pada akhirnya, teknologi ini akan menjembatani kesenjangan bahasa di seluruh negeri.
"Sebagai seseorang yang pernah menjadi penerjemah sebelumnya, Komodo-7B melampaui bahasa biasa, mengantarkan era baru layanan pelanggan dan interaksi produk," ujarnya.
Sebagai informasi, Komodo-7B adalah LLM dasar pertama di Indonesia yang dilatih dengan parameter 7B yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan lanskap bahasa yang beragam di Indonesia. Ditujukan untuk memberikan solusi otonom yang mirip manusia kepada pelanggan, Yellow.ai pun telah melatih model ini dengan 8,5M+ token bahasa Indonesia dan belasan bahasa daerah.
Bahasa daerah di Indonesia yang dilatih antara lain Bahasa Aceh, Bahasa Bali, Bahasa Banjar, Bahasa Bugis, Bahasa Madura, Bahasa Minangkabau, Bahasa Jawa, Bahasa Dayak Ngaju, Bahasa Sunda, Bahasa Batak Toba, dan Bahasa Lampung.
Baca Juga: Cellcolabs Ingin Menekan Biaya dan Kontroversi tentang Produksi Sel Induk